Oleh Rudi Hendrik, jurnalis Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Muslimah nan cantik lahiriyah dan batiniyah. Itu adalah dambaan bagi setiap Muslimah. Kategori cantik yang didefinisikan oleh Islam sangat adil, sebab setiap Muslimah memiliki kesempatan yang sama untuk meraih predikat “cantik”.
Kecantikan Muslimah dalam Islam tidak memandang dari sisi manis dan bagusnya fisik wajah atau aduhainya bentuk tubuh, tapi diukur dari semua unsur, yaitu unsur batiniyah dan lahiriyah.
Baca Juga: Muslimat Pilar Perubahan Sosial di Era Kini
Batin wanita cantik adalah apabila seorang wanita yang bersembunyi di dalam fisiknya jiwa yang pasrah tunduk terhadap semua ketentuan Allah dan Rasul-Nya. Lahiriyah wanita cantik adalah para wanita yang tampil pun berdasarkan aturan dari Allah dan Rasul-Nya dengan berdandan dan berpakaian sesuai syariat.
Memang cantik dan salihah bagi Muslimah yang berakhlak bagus dan rajin beribadah. Namun, itu masih Muslimah yang cantik biasa-biasa saja. Masih cukup mudah untuk ditemukan. Meski jika diibaratkan sebagai barang dagangan, mereka adalah Muslimah yang mahal harganya, seumpama mahalnya emas dan perak.
Namun, seorang Muslimah akan lebih menjadi mahal semahal berlian atau yang lebih mahal dari itu, jika di dalam hatinya bersemayam 30 juz Al-Quran sehingga memiliki otak yang brilian.
Muslimah berotak brilian
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Terkisahlah seorang Muslimah, sebut saja ia bernama Nurhayati. Sejak SMA Nurhayati sudah tertarik untuk menjadi hafizah (penghapal Al-Quran).
Sejak awal prestasi akademisnya biasa saja, tapi setelah ia serius menghafalkan Al-Quran dari hari ke hari, bulan ke bulan, ternyata aktivitas itu bukannya membuat pelajaran di sekolahnya terganggu.
Ia terang-terangan bercerita bahwa ketika ia serius bertekad menjadi hafizah, ia sangat mudah menangkap materi baru yang dipelajarinya di sekolah. Ia pun akhirnya menjadi lulusan terbaik di sekolahnya.
Tak hanya itu, setelah lulus SMA, ia diterima di perguruan tinggi favorit. Kuliahnya gratis, mulai biaya masuk, SPP, bahkan kebutuhan sehari-hari, semua ditanggung oleh Departemen Agama yang memberikan beasiswa penuh baginya.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Di kampus prestasinya terus melejit. Di organisasi ia merupakan aktivis yang kontribusinya sangat besar. Ia menjadi daiyah yang militan. Hampir setiap semester ia meraih Indeks Prestasi yang istimewa.
Syaikh Ibrahim bin Ismail dalam karyanya Ta’lim al-Muta’alim (kitab yang mengupas tata krama menuntut ilmu) menyatakan, terdapat beberapa hal yang bisa menyebabkan seseorang kuat ingatan dan hafalannya. Di antaranya menyedikitkan makan, membiasakan salat malam, membaca Al-Quran sambil melihat mushaf.
Ada pula kisah dua aktivitas dakwah yang memiliki 10 putra. Hebatnya, semua putranya bisa menjadi penghafal Al-Quran. Selain itu, semua putranya memiliki prestasi yang gemilang, dari prestasi akademik, jabatan di keorganisasian, juara beragam kompetisi, serta selalu mendapatkan amanah yang baik di dalam lingkungan aktivitasnya.
Sudah banyak cerita nyata yang mengabarkan bahwa seorang hafiz memiliki inteligensia yang lebih cerdas dibandingkan sebelumnya.
Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?
Ada pula seseorang yang menceritakan bahwa adiknya menghafal Al-Quran 30 juz selama 1,5 tahun saja. Dulu, sebelum ia menghafal Al-Quran, kemampuannya biasa-biasa saja. Namun, setelah ia mulai menghafalkan Al-Quran, kecepatan belajar, kemampuan bahasa, kecepatan menghafal, serta kemampuannya menganalisis segala sesuatunya berubah drastis. Berkembang sangat pesat.
Jika kaum Yahudi sangat memperhatikan pendidikan anaknya sejak di kandungan dengan musik Mozart dan musik-musik klasik, maka umat Islam memiliki Al-Quran yang bisa diperdengarkan kepada anak sejak masa janin.
Muslimah cantik yang memiliki otak brilian dengan bahan bakar ajaib 30 juz Al-Quran dalam hati dan memorinya, jelas sosok Muslimah yang sangat menakjubkan statusnya. Bagaimana tidak? Seorang penghuni surga bisa kita lihat lebih awal hidup di dunia.
Dalam hadits disebutkan,
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ
يَجِيءُ الْقُرْآنُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيَقُولُ: يَا رَبِّ حَلِّهِ. فَيُلْبَسُ تَاجَ الْكَرَامَةِ .ثُمَّ يَقُولُ: يَا رَبِّ زِدْهُ. فَيُلْبَسُ حُلَّةَ الْكَرَامَةِ. ثُمَّ يَقُولُ: يَا رَبِّ ارْضَ عَنْهُ. فَيَرْضَى عَنْهُ. فَيُقَالُ لَهُ: اقْرَأْ وَارْقَ. وَتُزَادُ بِكُلِّ آيَةٍ حَسَنَةً.
رواه الترمذي
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Pada hari kiamat nanti Al-Quran akan datang dan berkata, ‘Wahai Rabb, berilah ia perhiasan’. Maka dipakaikanlah mahkota kemuliaan. Kemudian Al-Quran berkata lagi, ‘Wahai Rabb, tambahkanlah’. Maka dipakaikanlah perhiasan kemuliaan. Kemudian Al-Quran berkata lagi, ‘Wahai Rabb, ridailah ia’. Maka Tuhan pun meridainya. Kemudian dikatakan kepadanya, ‘Bacalah dan naiklah!’ Maka untuk setiap ayat yang dibacanya akan ditambahkan satu kebaikan.” (HR. Tirmidzi, hasan sahih).
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat
Di dalam sebuah hadits disebutkan:
عَنْ عَائِشَةَ رضى الله عنها قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ ».
Aisyah radhiyallahu ‘anha meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Seorang yang lancar membaca Al-Quran akan bersama para malaikat yang mulia dan senantiasa selalu taat kepada Allah, adapun yang membaca Al-Quran dan terbata-bata di dalamnya dan sulit atasnya bacaan tersebut maka baginya dua pahala.” (HR. Muslim).
Begitulah, muslimah berlian berotak brilian karena mendasarinya dengan Al-Quran.
Baca Juga: Dentuman Perang Memisahkan Sepasang Calon Pengantin
لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ
(P001/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Bela Masjid Al-Aqsa Sepanjang Masa