DI TENGAH derasnya arus informasi dan derasnya gelombang fitnah di akhir zaman, peran seorang muslimah tidak bisa dianggap kecil. Justru, muslimah cerdas adalah tiang penopang peradaban yang mampu menjaga kemuliaan agama dan keluarga. Rasulullah SAW pernah mengingatkan bahwa akan datang masa penuh kebingungan, di mana yang benar tampak salah dan yang salah tampak benar. Pada masa seperti inilah, kecerdasan seorang muslimah diuji—bukan hanya kecerdasan akal, tetapi juga kecerdasan hati dan iman.
Muslimah cerdas bukan hanya mereka yang pandai secara akademis, tetapi yang mampu memilah dan memilih mana yang benar menurut Allah dan Rasul-Nya. Mereka tidak mudah terbawa arus tren yang menjerumuskan, tidak mudah percaya pada informasi yang belum jelas kebenarannya, serta berani berkata “tidak” pada hal-hal yang bisa merusak iman dan harga diri. Inilah kecerdasan hakiki yang diperlukan di akhir zaman: kecerdasan iman.
Di era media sosial, fitnah semakin cepat menyebar. Perdebatan tentang kebenaran semakin ramai. Muslimah cerdas harus mampu menggunakan akalnya untuk menimbang informasi, menelaah berita, dan tidak mudah ikut menyebarkan kebohongan. Sebab, satu kata yang salah bisa memicu fitnah besar. Rasulullah SAW bersabda, “Cukuplah seseorang dianggap berdosa jika ia menceritakan semua yang ia dengar.” (HR. Muslim). Dari sinilah kita belajar, kecerdasan seorang muslimah diukur dari kemampuannya menjaga lisan dan jarinya dari hal yang tidak bermanfaat.
Namun, kecerdasan muslimah tidak hanya terlihat dari cara berpikir, tetapi juga dari sikap dalam menjalani kehidupan. Muslimah cerdas sadar bahwa hidup di dunia hanya sebentar. Mereka menata langkah dengan visi akhirat, bukan hanya memikirkan keuntungan sesaat. Mereka pandai menyeimbangkan antara peran domestik dan publik, tidak larut dalam kesibukan dunia hingga lupa menyiapkan bekal pulang kepada Allah. Mereka ingat firman Allah, “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) dunia…” (Qs. Al-Qashash: 77)
Baca Juga: Batasan dalam Islam, Menjaga Iman, Bukan Sekadar Nyaman
Muslimah cerdas di akhir zaman juga adalah mereka yang menjaga kehormatan diri. Banyak godaan yang menjerat perempuan, mulai dari gaya hidup konsumtif, standar kecantikan semu, hingga pergaulan bebas yang dibungkus modernitas. Muslimah yang cerdas tidak terjebak dalam ilusi ini. Ia tahu bahwa kemuliaannya bukan pada kecantikan fisik semata, melainkan pada akhlak, ilmu, dan ketaatan. Hijabnya bukan sekadar kain penutup aurat, tetapi simbol kesetiaan pada perintah Allah dan benteng kehormatan dari pandangan yang menodai.
Selain menjaga diri, muslimah cerdas juga menjadi cahaya bagi lingkungannya. Ia mendidik anak-anaknya dengan iman, membimbing keluarga agar tetap berada di jalan yang lurus, serta memberi teladan di masyarakat. Cerdas bukan berarti kaku, tetapi pandai menempatkan diri, ramah dalam tutur kata, lembut dalam sikap, dan tegas dalam prinsip. Ia seperti mutiara yang bercahaya di kegelapan, menenangkan tetapi juga meneguhkan.
Dalam sejarah Islam, kita melihat banyak muslimah cerdas yang menginspirasi. Ada Khadijah radhiyallahu ‘anha, seorang pedagang sukses yang mendukung perjuangan Nabi SAW dengan harta dan hatinya. Ada Aisyah radhiyallahu ‘anha, yang dikenal sebagai rujukan ilmu hadis. Ada Nusaibah binti Ka’ab, yang berani berperang demi membela Rasulullah SAW. Mereka adalah bukti bahwa muslimah tidak sekadar pelengkap, melainkan pilar penting peradaban. Di akhir zaman ini, kita membutuhkan muslimah-muslimah yang mewarisi semangat mereka.
Muslimah cerdas juga tidak mudah putus asa menghadapi tantangan. Ia tahu bahwa setiap ujian adalah bagian dari perjalanan menuju ridha Allah. Meski dunia menawarkan kesenangan sementara, ia tetap memilih jalan yang diridai Allah. Ia sadar, yang paling berharga bukanlah pujian manusia, melainkan penilaian Allah di akhirat kelak. Rasulullah SAW bersabda, “Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim).
Baca Juga: Muslimah Tangguh di Tengah Fitnah Akhir Zaman: Menjaga Iman, Hijab, dan Kehormatan
Di akhir zaman, muslimah cerdas adalah mereka yang istiqamah. Mereka mungkin dianggap asing, bahkan diremehkan, tetapi Allah telah menjanjikan kebahagiaan bagi orang-orang yang istiqamah dalam kebaikan. Maka, jangan takut berbeda selama perbedaan itu untuk menjaga iman. Biarkan dunia berkata apa, asalkan Allah ridha.
Akhirnya, muslimah cerdas di akhir zaman adalah sosok yang menyadari perannya sebagai penjaga iman, penguat keluarga, dan cahaya peradaban. Mereka tidak larut dalam arus dunia, tetapi berpegang teguh pada tali Allah. Mereka bukan hanya cerdas dalam berpikir, tetapi juga dalam memilih jalan hidup. Semoga Allah menjadikan setiap muslimah mampu menjadi pribadi yang cerdas, kuat, beriman, dan istiqamah hingga bertemu-Nya dalam keadaan husnul khatimah.[]
Mi’raj News Agency (MINA)