Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Muslimah Cerdas, Merajut Waktu, Mengukir Karya

Bahron Ansori Editor : Widi Kusnadi - 15 detik yang lalu

15 detik yang lalu

0 Views

Muslimah cerdas, gemar membaca buku. (foto: facebook)

Islam menekankan pentingnya ilmu pengetahuan dan pengembangan potensi bagi setiap muslim, tidak terkecuali kaum muslimah. Sebagaimana disebutkan dalam hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim. (HR. Ibnu Majah). Hadits ini mencakup baik laki-laki maupun perempuan, menunjukkan bahwa Islam mendorong muslimah untuk menjadi pribadi yang cerdas dan berkontribusi positif bagi masyarakat.

Dalam konteks modern, muslimah cerdas tidak hanya diukur dari tingkat pendidikan formal yang dimiliki, tetapi juga dari kemampuannya dalam mengelola waktu dan mengoptimalkan potensi yang dimiliki. Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an, “Dan Katakanlah: ‘Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu.‘” (QS. At-Taubah: 105). Ayat ini menegaskan setiap muslim, termasuk muslimah, didorong untuk berkarya dan memberikan manfaat bagi lingkungannya.

Mengelola waktu dengan baik merupakan kunci utama bagi muslimah cerdas dalam mengoptimalkan potensinya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidak bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang umurnya kemana dihabiskannya, tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya…” (HR. Tirmidzi). Hadits ini mengingatkan kita akan pentingnya memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.

Dalam praktiknya, muslimah cerdas dapat mengatur prioritas kegiatan sehari-hari dengan mempertimbangkan kewajiban agama, keluarga, dan pengembangan diri. Misalnya, mengalokasikan waktu untuk shalat tepat waktu, mengurus keluarga, menuntut ilmu, dan mengembangkan keterampilan yang bermanfaat. Dengan manajemen waktu yang baik, muslimah dapat menjalankan berbagai peran dengan seimbang tanpa mengorbankan satu sama lain.

Baca Juga: Bidadari Dunia, Muslimah yang Diberkahi

Selain mengelola waktu, muslimah cerdas juga perlu mengidentifikasi dan mengembangkan potensi yang dimiliki. Setiap individu dianugerahi bakat dan kemampuan yang unik oleh Allah. Sebagaimana firman-Nya, “Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya.(QS. Al-Jatsiyah: 13). Ayat ini mengisyaratkan bahwa Allah telah memberikan berbagai sumber daya dan potensi yang dapat dimanfaatkan oleh manusia.

Dalam mengembangkan potensi, muslimah dapat mengikuti kursus, pelatihan, atau pendidikan lanjutan yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Hal ini sejalan dengan semangat Islam yang mendorong umatnya untuk terus belajar dan mengembangkan diri. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, Siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga. (HR. Muslim).

Berkarya bagi muslimah cerdas tidak terbatas pada satu bidang tertentu. Mereka dapat berkontribusi dalam berbagai sektor seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial, atau teknologi. Yang terpenting adalah karya tersebut memberikan manfaat bagi masyarakat dan tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. Sebagaimana firman Allah Ta’ala, “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa. (QS. Al-Maidah: 2).

Dalam berkarya, muslimah cerdas juga perlu memperhatikan batasan-batasan syar’i, seperti menjaga aurat, menghindari ikhtilat (percampuran) yang tidak perlu dengan lawan jenis, dan tetap mengutamakan kewajiban sebagai istri dan ibu jika sudah berkeluarga. Hal ini sesuai dengan firman Allah Ta’ala, “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu.(QS. Al-Ahzab: 33).

Baca Juga: Lima Kiat Menjadi Muslimah Penuh Syukur

Muslimah cerdas juga dituntut untuk mampu berinovasi dan beradaptasi dengan perkembangan zaman. Mereka dapat memanfaatkan teknologi dan media sosial untuk menyebarkan kebaikan dan ilmu yang bermanfaat. Namun, tetap harus bijak dalam penggunaannya agar tidak melanggar batasan-batasan syariah. Sebagaimana firman Allah, “Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (QS. Al-Isra: 36).

Dalam upaya mengelola waktu dan mengoptimalkan potensi untuk berkarya, muslimah cerdas perlu membangun jaringan dan komunitas yang positif. Hal ini dapat dilakukan melalui majelis ta’lim, organisasi profesi, atau komunitas sosial yang sesuai dengan minat dan bidangnya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi…” (HR. Bukhari dan Muslim). Hadits ini mengingatkan pentingnya memilih lingkungan yang mendukung pengembangan diri dan karya positif.

Muslimah cerdas harus selalu meniatkan setiap upaya dan karyanya sebagai bentuk ibadah kepada Allah Ta’ala. Dengan niat yang benar, segala aktivitas dan karya dapat bernilai pahala di sisi Allah. Sebagaimana firman-Nya, “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus. (QS. Al-Bayyinah: 5). Dengan demikian, muslimah cerdas tidak hanya sukses di dunia, tetapi juga meraih kebahagiaan di akhirat.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Muslimah dan Dakwah Digital

Rekomendasi untuk Anda

Khadijah
Khadijah
Khadijah
Khadijah
Khadijah
Indonesia
Internasional
Indonesia
Internasional