Bogor, MINA – Divisi Muslimah Masjid Darul Hijrah, Taman Ria Persada, Pasirangin, Cileungsi, Bogor, Ahad (23/7), menggelar Kajian Akbar bertajuk “Manajemen Pubertas Kedua”.
Kajian rutin muslimah tersebut diikuti lebih dari 125 peserta dari kalangan ibu-ibu kompleks perumahan dan warga Pondok Pesantren(Ponpes) Al-Fatah, Pasirangin,Cileungsi, Bogor.
Kajian Manajemen Pubertas Kedua menghadirkan Ustaz Arif Ramdan, Dosen UIN Ar-Raniry, Banda Aceh yang juga pengajar di Ponpes Al-Fatah.
Dalam pemaparannya, Ustaz Arif mengulas rahasia umur 40 tahun dalam perspektif ajaran Islam. Ia mengatakan akar persoalan kegaduhan rumah tangga salah satunya, suami atau istri belum memahami makna dan tujuan dari pernikahan.
Baca Juga: Prediksi Cuaca Jakarta Hujan Ringan Kamis Ini
Selain itu, usia 40 tahun bagi perempuan atau laki-laki adalah usia emas dan awal dari kemantapan hidup menjelang kematian.
“Usia 40 tahun saatnya setiap manusia mulai memahami makna hidup dan mulai lebih serius mendekatkan diri kepada Allah. Jika di usia ini seseorang belum berubah juga ke arah yang lebih baik maka sulit menggapai Husnul khatimah,” kata Ustaz Arif.
Dalam kaitan itu, secara keilmuan Ustaz Arif juga menjelaskan tinjauan psikologis dan kesehatan berkaitan usia 40 tahun dan hubungannya dengan pubertas kedua.
“Sebenarnya Pubertas kedua kaum lelaki itu bukan sesuatu yang harus ditakuti. Ini adalah bagian dari proses kehidupan manusia. Jika modal dasarnya adalah agama, maka tidak akan terjadi sesuatu hal yang akan merugikan mahligai rumah tangga. Jadi jangan khawatir, ” ujarnya.
Baca Juga: Banjir dan Longsor Hantam Sukabumi
Ketua Kemuslimatan Darul Hijrah, Riyanti, mengatakan Kajian Akbar kali ini sengaja mengangkat tema Pubertas Kedua, selain sebagai pengetahuan bagi ibu-ibu juga sebagai pendidikan penguatan rumah tangga warga Taman Ria Persada.
“Kajian ini minimal dapat memberi wawasan bagi para kaum ibu agar bisa lebih menjaga dan menahan segala nafsu duniawi demi keutuhan rumah tangga , serta mempersiapkan diri menuju masa tua 40 tahun ke atas yg biasa dinamai masa penentu,” kata Riyanti.
Di akhir sesi, para peserta kajian juga diajak untuk menyelesaikan persoalan rumah tangga yang dialaminya dengan metode Al-Qur’an yang dipandu Ustaz Arif Ramdan.
Sejumlah peserta terlihat menitikan air mata tanda haru saat sesi curhat masalah dan solusi jalan keluarnya dalam pandangan Al-Qur’an.
Baca Juga: Bandara Frans Seda Maumere NTT Kembali Beroperasi
Divisi Kemuslimatan Darul Hijrah saat ini memiliki program kajian rutin seperti kelas tajwid, tahsin, dan Tahfidzul Qur’an.
“Kita juga memiliki program santunan bagi kaum dhuafa yang bekerjasama dengan Ziswaf DKM Darul Hijrah,” pungkas Riyanti.(L/R1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)