Dalam era globalisasi yang ditandai dengan kemajuan teknologi dan keterbukaan informasi, tantangan terhadap identitas Muslimah semakin kompleks. Identitas seorang Muslimah tidak hanya tercermin dari pakaian atau penampilannya, tetapi juga dalam pola pikir, prinsip hidup, dan cara bersikap. Kemajuan teknologi, kebebasan informasi, serta perubahan nilai-nilai sosial menawarkan peluang sekaligus ancaman.
Globalisasi tidak hanya membawa perkembangan positif tetapi juga pengaruh budaya yang bertentangan dengan prinsip Islam. Di tengah arus global yang serba bebas, Muslimah dihadapkan pada pilihan untuk mempertahankan nilai-nilai Islam atau larut dalam tren sekuler. Oleh karena itu, penting bagi Muslimah untuk tetap berpegang teguh pada nilai-nilai syariat, menjaga identitas, serta membentengi diri dengan ilmu dan iman agar tidak larut dalam arus modernisasi yang bisa mengikis jati diri seorang Muslimah.
Sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam Al-Qur’an, “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu.” (QS. Al-Ahzab: 33)
Identitas seorang Muslimah adalah cerminan dari komitmennya terhadap syariat Islam. Menjaga identitas ini berarti tetap berpegang teguh pada akidah, ibadah, dan akhlak meskipun berada dalam lingkungan yang penuh godaan modernisasi. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Abu Dawud). Hadis ini mengingatkan pentingnya membedakan diri dari perilaku atau kebiasaan yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam.
Baca Juga: Muslimah Produktif: Rahasia Mengelola Waktu di Era Digital
Tantangan Globalisasi bagi Muslimah
Globalisasi menawarkan berbagai kemudahan, tetapi juga membawa pengaruh negatif seperti gaya hidup hedonis, liberalisme, dan feminisme sekuler. Nilai-nilai ini seringkali bertentangan dengan prinsip Islam. Oleh karena itu, Muslimah harus bijak dalam memanfaatkan teknologi dan informasi agar tidak terpengaruh oleh ideologi yang dapat merusak iman dan identitasnya.
Salah satu wujud nyata dari identitas Muslimah adalah hijab. Hijab bukan sekadar kain penutup aurat, tetapi juga simbol ketaatan kepada Allah. Allah Ta’ala berfirman, “Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.'” (QS. Al-Ahzab: 59). Dalam mengenakan hijab, seorang Muslimah menunjukkan komitmennya untuk menjaga kehormatan dan identitas keislamannya.
Muslimah juga memiliki peran penting dalam pendidikan dan dakwah, baik di dalam keluarga maupun masyarakat. Dengan berpegang teguh pada identitas Islam, Muslimah dapat menjadi teladan dalam menyebarkan nilai-nilai Islam. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
Baca Juga: Ibu Rumah Tangga Bahagia: Kunci Kesuksesan Muslimah di Rumah
“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Sebagai ibu dan pendidik pertama bagi anak-anaknya, seorang Muslimah berperan besar dalam membentuk generasi yang berakhlak mulia.
Era digital membuka ruang komunikasi yang luas, tetapi juga penuh tantangan. Media sosial seringkali menjadi tempat yang memicu perilaku negatif seperti riya’, ghibah, dan fitnah. Muslimah harus bijak dalam menggunakan media sosial dan menjaga akhlak sesuai tuntunan Islam. Allah Ta’ala berfirman, “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak memiliki pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya.” (QS. Al-Isra’: 36)
Keluarga adalah benteng utama dalam mempertahankan identitas Muslimah. Di tengah arus individualisme dan kebebasan yang ditawarkan globalisasi, Muslimah harus tetap memegang peran penting sebagai penjaga keharmonisan rumah tangga. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya, dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku.” (HR. Tirmidzi)
Pendidikan agama yang kokoh adalah kunci utama dalam menjaga identitas Muslimah. Dengan pemahaman yang baik tentang ajaran Islam, Muslimah dapat memilah mana yang baik dan buruk dalam arus globalisasi. Firman Allah Ta’ala, “Dan katakanlah: ‘Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu.” (QS. Thaha: 114)
Baca Juga: Peran Muslimah di Akhir Zaman: Ibadah, Dakwah, dan Keluarga
Menjaga Pergaulan dan Lingkungan
Pergaulan yang baik akan memperkuat identitas seorang Muslimah. Bergaul dengan orang-orang yang memiliki prinsip yang sama akan membantu dalam menjaga keimanan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Seseorang itu mengikuti agama teman dekatnya, maka hendaklah salah seorang dari kalian melihat dengan siapa dia berteman.” (HR. Abu Dawud)
Dalam dunia yang mengagungkan standar kecantikan fisik, Muslimah harus memahami bahwa kecantikan sejati adalah akhlak mulia. Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk rupa kalian dan harta kalian, tetapi Dia melihat hati dan amal kalian.” (HR. Muslim)
Gerakan feminisme modern seringkali mengajak Muslimah untuk meninggalkan peran dan identitasnya. Islam telah memberikan hak-hak yang adil kepada wanita. Muslimah harus memahami bahwa kesetaraan dalam Islam berbeda dengan konsep feminisme sekuler. Firman Allah Ta’ala, “Mereka (wanita) memiliki hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf.” (QS. Al-Baqarah: 228)
Baca Juga: Kesabaran Seorang Istri
Keterlibatan Muslimah dalam kegiatan sosial yang berlandaskan syariat adalah salah satu cara efektif untuk menjaga identitas Islam. Dengan aktif di komunitas Muslim, identitas dan iman akan semakin kokoh.
Menjaga identitas Muslimah di era global bukanlah hal yang mudah, tetapi bukan pula hal yang mustahil. Dengan berpegang teguh pada ajaran Islam, menjadikan Al-Qur’an dan sunnah sebagai pedoman hidup, serta selalu memperbaiki diri dengan ilmu dan amal saleh, Muslimah dapat menghadapi segala tantangan globalisasi dengan bijaksana. Ingatlah selalu bahwa kehormatan dan kemuliaan seorang Muslimah terletak pada ketaatannya kepada Allah Ta’ala, bukan pada pengakuan dunia.
Semoga kita senantiasa diberi kekuatan dan hidayah untuk tetap istiqamah di jalan-Nya, serta menjadi cahaya yang menerangi umat di tengah kegelapan modernisasi. Aamiin. Allah SWT berfirman: “Barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sesungguhnya dia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (QS. Ali Imran: 101).[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Muslimat dan Dakwah, Menyebarkan Kebaikan Lewat Akhlak
Baca Juga: Belajar dari Ibunda Khadijah RA, Teladan untuk Muslimah Akhir Zaman