Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

MUSLIMAH HARUS BERILMU

Bahron Ansori - Ahad, 16 Agustus 2015 - 08:59 WIB

Ahad, 16 Agustus 2015 - 08:59 WIB

1755 Views

ck muslimah cerdas
ck muslimah cerdas

muslimah-cerdas.png">muslimah-cerdas-300x196.png" alt="ck muslimah cerdas" width="349" height="228" />Oleh: Bahron Ansori, jurnalis Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ada anggapan untuk apa wanita sekolah tinggi-tinggi. Toh akhirnya akan berurusan dengan dapur dan kasur. Anggapan yang sudah lazim di masyarakat itu agaknya harus dirubah. Sudah bukan masanya lagi wanita harus menjadi pelaku yang pasif; tak tahu apa-apa dan tak berbuat apa-apa. Bukan jamannya pula seorang wanita (muslimah) saat ini, hanya diharuskan menjadi seorang ibu dan istri yang tugasnya hanya mampu melayani suami dan merawat anak. Sebab tugas untuk melayani suami dan merawat anak pun membutuhkan ilmu pengetahuan. Karena itulah seorang wanita harus berilmu.

Mengapa seorang wanita harus berilmu? Karena di tangannyalah anak-anak yang ia didik kelak akan menjadi orang-orang besar yang mampu berperan dalam peradaban dunia. Dari tangan seorang ibulah anak-anaknya kelak akan menjadi orang-orang besar yang sukses sesuai skill dan keilmuannya masing-masing. Karena itu, pada dasarnya pendidikan anak bukan hanya tugas guru di sekolah atau di pesantren saja, tapi juga tugas utama orang tua terutama seorang wanita (ibu)nya saat anak-anaknya di rumah.

Pertanyaannya, apakah mungkin seorang ibu yang tidak bisa baca tulis, akan mampu membantu anak-anaknya belajar sehingga mampu mencetak anak yang cerdas yang kelak bisa menjadi para pemimpin besar? Bagaimana pula seorang muslimah mampu melahirkan anak-anaknya yang menjadi penghafal Al Qur’an sementara ia sendiri buta huruf dengan Al Qur’an? Mungkinkah seorang ibu yang tak bisa membaca Al Qur’an akan mampu mendidik anak-anaknya untuk menjadi para hafidz dan hafidzah? Karena itu, tak ada alasan lain bagi seorang wanita kecuali ia harus berilmu!

Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat

Terlebih bila ia seorang muslimah, maka menuntut ilmu adalah bagian dari kebutuhan primernya yang tak bisa dipandang sebelah mata. Dengan ilmu-ilmunya itulah kelak seorang muslimah akan menjadi pribadi yang berdaya guna, bukan hanya untuk keluarganya, tapi juga berguna bagi kaumnya sesama muslimah.

Dengan berilmu, seorang wanita juga tidak akan ‘menggantungkan’ dirinya seratus persen kepada suaminya. Artinya, dengan ilmu yang dimilikinya itu bisa meringankan beban suaminya, entah itu dengan bekerja (selama suaminya ridha dan tidak mengundang fitnah jika mengharuskannya bekerja di luar rumah), atau ia bisa membuka bimbingan belajar di rumahnya.

Muslimah yang Agamanya Bagus

Dengan memiliki ilmu, tentu akan membuat seorang wanita menjadi cerdas, siap menghadapi segala perubahan jaman, mampu menghargai perbedaan dan mampu menghadapi dan mengatasi masalah dengan arif, sehingga membuatnya lebih dihargai oleh orang lain. Ia juga tidak akan dipandang rendah oleh orang lain karena ia berpendidikan. Lebih penting lagi dengan ilmu yang dimilikinya, seorang wanita akan menjadi rujukan bagi banyak orang, terutama kaum hawa.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat

Wanita adalah pendidik, yang mengarahkan dan menemani anak-anak mereka kelak dalam waktu yang panjang. Mereka adalah guru pertama bagi anak-anaknya dan sumber keteladanan yang paling utama. Baik buruknya prilaku anak tergantung bagaimana seorang ibu mendidiknya.

Karena itu Islam mewajibkan wanita muslimah untuk mempelajari ilmu, seperti halnya laki-laki.

Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Katakanlah, apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui.” (Qs. Az-Zumar [39]: 9).

Dalam ayat lain, Allah Ta’ala juga berfirman yang artinya, “… Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat …” (Al-Mujadilah [58]: 11).

Baca Juga: Muslimat Pilar Perubahan Sosial di Era Kini

Semua ilmu itu baik, namun yang paling bijak adalah mendahulukan yang paling utama dari yang utama. Sebaik-baik ilmu yang harus diutamakan adalah menghafal Al Qur’an, kemudian mempelajari tafsirnya. Setelah itu, belajarlah sejarah agar tahu nasab Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, kerabat-kerabatnya, dan segala yang bersangkutpaut dengannya. Pada tahap berikutnya belajarlan fikih.

Menghafal itu ada masanya, yang paling baik adalah di usia muda. Demikian pula waktu pengulangan yang paling baik adalah saat-saat menjelang Subuh. Mengulangi pelajaran di pagi buta itu lebih baik daripada di malam hari, dan di waktu perut tidak penuh lebih baik daripada perut penuh. Diperlukan satu hari dalam seminggu untuk menenangkan jiwa agar hafalan kuat dan melekat, laksana bangunan beton yang dibiarkan sehari agar kuat, baru setelah itu dibangun kembali.

Menghafal sedikit-sedikit namun secara terus-menerus tentu sangat baik. Jangan memulai hafalan yang baru sebelum benar-benar menguasai hafalan yang lama. Memperbaiki makanan juga perlu, karena makanan memiliki pengaruh pada hafalan. Namun diatas semua itu adalah “adanya keinginan yang tinggi”. Sesungguhnya bagi seorang wanita, pengetahuan, pendidikan, dan wawasan sangat bermanfaat bagi keluarga dan suaminya, jika semua itu ia cari demi mendapatkan ridha Allah dan membina keluarga Muslim yang cerdas.

Karena itu, bagi para lelaki (ikhwan), jika antum semua menginginkan anak-anak yang kelak memiliki akhlak yang mulia dan menjadi generasi penerus yang shalih dan shalihah serta hafidz Qur’an, maka antum harus memilih wanita yang bagus agamanya. Artinya, pilihlah wanita yang luas dan baik ilmu agamanya. Pilihlah wanita bukan hanya karena tampilan parasnya yang cantik, tapi lebih jauh lagi pilihlah wanita yang paham mana yang halal dan mana yang haram, mana yang syar’i dan mana yang tidak syar’i.

Baca Juga: Tertib dan Terpimpin

Memilih wanita yang baik agamanya adalah keberuntungan bagi seorang lelaki yang hendak menjadikannya istri. Seperti sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, dari Abu Hurairah Radiyallahu ‘anhu mengabarkan dari Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Wanita itu dinikahi karena empat perkara. Karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan karena agamanya. Pilihlah wanita yang memiliki agama, maka engkau akan bahagia.” (HR. Bukhari dan Muslim).

So, untuk kaum muslimah, jangan pernah bosan dan merasa puas dalam menuntut ilmu, terutama ilmu syar’i. Muslimah yang berilmu tentu akan menjadi harapan bagi suami dan anak-anaknya kelak, untuk mencetak generasi penerus yang mampu melahirkan peran-peran spektakuler dalam peradaban manusia. Wallahu’alam. (R02/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Khadijah
Khadijah
Khadijah
Khadijah