Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Muslimah: Kekuatan Lembut Penggerak Perubahan

Bahron Ansori Editor : Rudi Hendrik - 17 detik yang lalu

17 detik yang lalu

0 Views

Muslimah produktif akan tahu bagaimana cara membagi waktu (foto: ig)

Di era digital saat ini, Muslimah memiliki peran penting dalam menjaga nilai-nilai Islam sambil mendorong perubahan positif. Mereka memiliki kemampuan unik untuk menyeimbangkan kemajuan teknologi dengan moralitas yang kuat.

Media sosial memberikan kesempatan bagi Muslimah untuk menyebarkan kebaikan dan menginspirasi banyak orang. Namun, mereka juga harus bijak menghadapi tantangan digital, seperti konten yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.

Muslimah bisa menjadi agen perubahan dengan memanfaatkan teknologi secara cerdas. Dengan keimanan yang kokoh dan pengetahuan yang terus berkembang, mereka dapat membentuk generasi yang cerdas, beriman, dan berakhlak mulia di tengah pesatnya perkembangan digital. Intinya, Muslimah memiliki kekuatan untuk mengubah tantangan digital menjadi peluang untuk menyebarkan nilai-nilai Islam dan membawa dampak positif di masyarakat.

Islam memandang perempuan sebagai makhluk mulia yang memiliki peran signifikan dalam masyarakat. Muslimah, dengan kelembutan dan keunikan perannya, dapat menjadi agen perubahan yang membawa kebaikan di berbagai aspek kehidupan. Dalam Al-Qur’an dan hadis, terdapat banyak penegasan tentang potensi luar biasa seorang Muslimah dalam membangun peradaban yang berlandaskan iman dan takwa.

Baca Juga: Di Balik Hijab, Ada Cinta

Islam mengajarkan bahwa kelembutan adalah kekuatan, bukan kelemahan. Allah Ta’ala berfirman, “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka…” (QS. Ali ‘Imran [3]: 159). Ayat ini menunjukkan bahwa sifat lembut mampu melahirkan harmoni dan keberhasilan dalam berinteraksi dengan sesama manusia.

Sebagai ibu dan pendidik generasi, seorang Muslimah berperan mendidik anak-anaknya dengan nilai-nilai Islam. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi…” (HR. Bukhari dan Muslim). Ini menegaskan pentingnya peran seorang ibu dalam membentuk akhlak anak sebagai calon pemimpin di masa depan.

Dalam sejarah Islam, banyak Muslimah yang menjadi inspirasi perubahan. Contohnya adalah Khadijah binti Khuwailid, istri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, yang mendukung dakwah beliau dengan harta, jiwa, dan nasihat bijaknya. Keteguhan Khadijah menunjukkan bahwa Muslimah mampu menjadi pelopor perubahan sosial dengan mengedepankan akhlak mulia.

Pendidikan adalah fondasi perubahan, dan Muslimah berperan besar dalam hal ini. Allah memerintahkan umat-Nya untuk terus belajar, sebagaimana firman-Nya, “…Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat…” (QS. Al-Mujadilah [58]: 11). Dengan ilmu, Muslimah dapat menjadi pembawa pencerahan di tengah masyarakat.

Baca Juga: Menjadi Pemuda yang Terus Bertumbuh untuk Membebaskan Al-Aqsa

Perempuan Muslimah dapat berkontribusi dalam bidang sosial dengan menjadi aktivis yang memperjuangkan keadilan. Asma binti Abu Bakar adalah contoh Muslimah yang menunjukkan keberanian dalam membantu perjuangan hijrah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, sekaligus tetap menjaga kehormatannya sebagai Muslimah.

Dalam menjalankan peran sebagai penggerak perubahan, Muslimah tetap menegakkan keadilan dengan kelembutan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Allah itu Maha Lembut dan mencintai kelembutan dalam segala urusan…” (HR. Bukhari dan Muslim). Dengan sifat lembut, seorang Muslimah mampu menyelesaikan konflik dan menciptakan kedamaian.

Dakwah adalah tugas setiap Muslim, termasuk Muslimah. Aisyah radhiyallahu ‘anha adalah salah satu teladan dalam menyebarkan ilmu dan mendidik umat. Ia meriwayatkan lebih dari 2.200 hadis, menjadikannya salah satu sumber ilmu yang berharga bagi generasi berikutnya.

Kekuatan seorang Muslimah terletak pada hubungannya dengan Allah Ta’ala. Dengan keimanan yang kokoh, Muslimah mampu menghadapi tantangan. Firman Allah, “Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar…” (QS. At-Talaq [65]: 2). Ketakwaan inilah yang menjadi landasan bagi Muslimah dalam setiap langkahnya.

Baca Juga: Muslimat Pilar Perubahan Sosial di Era Kini

Islam tidak melarang Muslimah untuk memimpin, selama tetap mematuhi syariat. Contoh nyata adalah Ratu Balqis yang disebut dalam Al-Qur’an sebagai pemimpin yang bijaksana dan mampu membawa kaumnya menuju kebenaran (QS. An-Naml [27]: 23-44).

Dalam menjalankan perannya, Muslimah menghadapi berbagai tantangan, seperti stereotip gender atau diskriminasi. Namun, dengan iman dan ilmu, Muslimah dapat mengatasi hal ini dan membuktikan bahwa kelembutan mereka adalah aset, bukan kelemahan.

Di era modern, Muslimah memiliki peluang besar untuk menjadi penggerak perubahan, baik dalam pendidikan, ekonomi, maupun teknologi. Selama mereka berpegang pada nilai-nilai Islam, mereka dapat membawa kemajuan yang diberkahi Allah.

Muslimah adalah kekuatan lembut yang mampu mengubah dunia. Dengan iman, ilmu, dan akhlak, mereka dapat menjadi inspirasi dan pembawa kebaikan di tengah masyarakat. Peran Muslimah adalah bukti bahwa kelembutan tidak bertentangan dengan kekuatan, melainkan menjadi landasan bagi perubahan yang hakiki dan berkelanjutan.[]

Baca Juga: Tujuh Peran Muslimah dalam Membela Palestina

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Khadijah
Indonesia
Khadijah
Khadijah
Khadijah
Khadijah
MINA Sport
Tausiyah
Indonesia
Kolom