Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Muslimah Mandiri, Membangun Karier Tanpa Melupakan Ibadah

Bahron Ansori Editor : Rudi Hendrik - 7 jam yang lalu

7 jam yang lalu

8 Views

Beberapa santri muslimah sedang belajar al Qur'an (foto: ig)

DI ERA modern saat ini, keterlibatan perempuan dalam dunia kerja semakin meningkat. Banyak muslimah yang berkiprah dalam berbagai bidang, mulai dari pendidikan, kesehatan, ekonomi, hingga teknologi. Fenomena ini mencerminkan adanya kesadaran akan pentingnya kemandirian, baik secara ekonomi maupun intelektual. Namun, tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana tetap menjaga identitas keislaman dan tidak melupakan kewajiban ibadah di tengah kesibukan karier.

Islam tidak melarang perempuan untuk bekerja atau berkarier, selama mereka tetap menjaga batasan-batasan syariat. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman, “Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki maupun perempuan…” (QS. Ali Imran: 195). Ayat ini menunjukkan bahwa Islam memberikan ruang yang adil bagi perempuan untuk berkontribusi dalam kehidupan sosial dan ekonomi, selama dalam bingkai ketaatan kepada Allah.

Dalam sejarah Islam, kita mengenal figur-figur muslimah luar biasa seperti Khadijah binti Khuwailid, istri Rasulullah SAW, yang merupakan seorang pebisnis sukses. Keberhasilannya tidak menjadikannya lalai dalam beribadah, bahkan ia menjadi pendukung utama dakwah Nabi. Ini membuktikan bahwa menjadi muslimah mandiri tidak bertentangan dengan nilai-nilai keislaman, selama niat dan tujuannya sejalan dengan ajaran Islam.

Kemandirian seorang muslimah bukan semata-mata untuk pembuktian atau pembebasan dari ketergantungan, tetapi sebagai bentuk kontribusi positif kepada masyarakat dan keluarga. Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik wanita adalah yang ketika engkau pandang, ia menyenangkanmu, ketika engkau perintah, ia mentaatimu, dan ketika engkau tidak ada, ia menjaga kehormatan dan hartamu.” (HR. Abu Dawud). Hadis ini menekankan bahwa peran perempuan yang ideal tidak hanya dalam ruang privat, tetapi juga dalam kualitas pribadinya, termasuk dalam menjalankan tanggung jawab secara mandiri.

Baca Juga: Panduan Hijrah Muslimah, Langkah Awal Menuju Kebaikan

Meski demikian, tantangan terbesar dalam dunia karier adalah menjaga konsistensi ibadah. Waktu yang padat, tekanan pekerjaan, dan lingkungan yang kurang mendukung kadang menjadi alasan kelalaian dalam salat, membaca Al-Qur’an, atau menuntut ilmu agama. Padahal, ibadah adalah sumber kekuatan spiritual yang justru dapat meningkatkan produktivitas dan keseimbangan hidup.

Muslimah harus menyadari bahwa pekerjaan bukan alasan untuk meninggalkan kewajiban utama sebagai hamba Allah. Rasulullah SAW bersabda, “Amalan yang paling dicintai Allah adalah yang dikerjakan terus-menerus walaupun sedikit.” (HR. Bukhari dan Muslim). Konsistensi ibadah di tengah kesibukan menjadi bukti ketaatan dan komitmen spiritual seorang muslimah.

Untuk itu, penting bagi muslimah karier untuk memiliki manajemen waktu yang baik. Menyusun jadwal harian yang memprioritaskan waktu salat, waktu istirahat, dan waktu bekerja akan membantu menjaga keseimbangan antara dunia dan akhirat. Dalam QS. Al-Muzzammil: 20, Allah memberikan kemudahan bagi orang-orang yang bekerja di siang hari dengan tetap memerintahkan mereka untuk menjaga ibadah malam sebagai bekal spiritual.

Selain itu, membiasakan berdzikir, memperbanyak istighfar, dan menyisipkan waktu untuk membaca Al-Qur’an di sela-sela aktivitas kerja akan menjaga hati tetap terhubung dengan Allah. Ibadah bukan hanya dalam bentuk ritual, tetapi juga dalam niat dan tujuan bekerja. Jika pekerjaan diniatkan untuk mencari ridha Allah, membantu keluarga, atau memberi manfaat bagi umat, maka setiap aktivitas itu bernilai ibadah.

Baca Juga: Muslimah Tangguh di Zaman Penuh Tantangan

Busana dan akhlak juga menjadi identitas penting bagi muslimah karier. Dalam QS. An-Nur: 31, Allah memerintahkan wanita beriman untuk menjaga aurat dan sikap malu. Berpenampilan profesional tidak berarti harus mengorbankan syariat. Banyak muslimah sukses yang tetap tampil anggun dalam hijab dan menjunjung tinggi akhlak mulia di tempat kerja.

Lingkungan kerja yang sehat dan mendukung nilai-nilai Islam juga perlu diperhatikan. Muslimah perlu selektif dalam memilih tempat kerja agar tetap bisa menjalankan ibadah dengan leluasa dan tidak terjerumus dalam lingkungan yang mengabaikan nilai-nilai syariat. Jika pun harus berjuang di lingkungan yang tidak ideal, maka jadikan hal tersebut sebagai ladang dakwah melalui teladan akhlak dan etos kerja yang baik.

Tak kalah penting adalah dukungan dari keluarga, terutama suami atau orang tua. Kemandirian tidak berarti harus mengabaikan nasihat dan keridhaan dari wali. Dalam QS. An-Nisa: 34, Allah menyebutkan bahwa laki-laki adalah pemimpin bagi perempuan, yang artinya tanggung jawab dan komunikasi dalam keluarga tetap harus dijaga, agar kemandirian membawa keberkahan, bukan perpecahan.

Muslimah mandiri juga harus terus meningkatkan kapasitas keilmuan, baik keilmuan profesional maupun keilmuan syar’i. Dengan memperdalam ilmu agama, muslimah akan lebih mudah menyikapi persoalan-persoalan karier dengan perspektif keimanan, serta mampu menjadi teladan bagi lingkungan sekitar. Ilmu menjadi cahaya yang memandu jalan hidup di tengah gelapnya tantangan zaman.

Baca Juga: Scroll ke Surga, Memanfaatkan Dunia Digital untuk Amal

Akhirnya, muslimah yang sukses dalam karier dan tetap menjaga ibadah adalah sosok yang memiliki keseimbangan antara dunia dan akhirat. Seperti doa dalam QS. Al-Baqarah: 201, “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka.” Inilah visi hidup muslimah sejati: mandiri, berkontribusi, dan senantiasa taat kepada Rabb-nya.

Dengan demikian, membangun karier bukanlah halangan bagi seorang muslimah untuk tetap menjadi hamba Allah yang taat. Justru dengan niat yang lurus, pengelolaan waktu yang baik, dan keistiqamahan dalam ibadah, karier bisa menjadi jalan menuju keberkahan dan kemuliaan di sisi Allah SWT.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Bijak Bermedsos, Etika Muslimah di Dunia Maya

Rekomendasi untuk Anda

Khadijah
MINA Preneur
MINA Preneur
MINA Health