HIJAB kini sering dipandang sebagai tren, bukan bentuk ketaatan. Muslimah berlomba-lomba tampil modis, tetapi melupakan makna hijab sebagai pelindung kehormatan. Terlalu sibuk mix and match warna, tapi tak sibuk menata hati. Padahal hijab bukan kostum panggung, tapi tanda tunduk pada perintah Ilahi.
Banyak yang berhijab tapi tetap menggoda pandangan. Bahannya tipis, potongannya ketat, dan gayanya mencolok mata. Apakah ini hijab atau hanya pelengkap gaya busana? Sayangnya, muru’ah (harga diri dan kehormatan) dikorbankan demi validasi manusia.
Dulu para sahabiyah memakai hijab bukan untuk tampil cantik, tapi agar dijaga oleh langit. Kini, banyak yang berhijab tapi tetap menjadi pusat perhatian. Berhias berlebihan lalu mengaku syar’i, padahal pakaian itu membuka lebih banyak maksiat daripada menjaga diri. Bukankah hijab seharusnya menutup, bukan memamerkan?
Tak sedikit yang marah saat dinasihati, padahal nasihat itu tanda cinta. Mereka bilang, “yang penting hati,” sambil terus memperindah tampilan luar. Tapi jika hati benar, mestinya tubuh pun ikut tunduk. Ketaatan tak akan pernah bertentangan dengan kesopanan.
Baca Juga: Hijrahmu Viral, Tapi Auratmu Masih Mengundang Dosa
Hijab yang benar bukan hanya menutup rambut, tapi juga membentuk akhlak. Ia menumbuhkan rasa malu, menjaga kata-kata, dan menyaring perilaku. Namun yang kini ramai, justru hijab dijadikan alasan untuk tetap eksis dan narsis. Lalu kemana muru’ah seorang muslimah yang mestinya mulia?
Apakah kita ingin dipuji karena cantik saat berhijab, atau karena taat kepada Allah? Jangan sampai hijabmu menjadi sebab dosa orang lain karena gaya yang menggoda. Ingat, setiap mata yang memandang dengan syahwat bisa menjadi beban dosamu. Betapa rugi jika hijab jadi jembatan ke neraka, bukan surga.
Wahai muslimah, sadarilah bahwa muru’ah itu lebih indah dari sekadar modis. Muru’ah adalah mahkota wanita yang menjaganya dari hinaan dunia dan murka Tuhan. Tak perlu jadi pusat perhatian manusia, cukup jadi perhatian Allah. Sebab ridha-Nya lebih berharga dari seribu likes dan komentar.
Berhijab itu bukan tentang tampil kekinian, tapi soal ketaatan yang kekal. Jangan menukar muru’ahmu dengan popularitas yang sementara. Dunia ini fana, dan fashion berubah-ubah, tapi syariat tetap dan tak lekang oleh zaman. Kembalilah pada makna hijab yang sejati: menjaga, menundukkan, dan memuliakan.
Baca Juga: Meneladani Khadijah bagi Muslimah Masa Kini
Mari berhijab dengan niat lurus dan ilmu yang benar. Jadilah muslimah yang tak hanya cantik dilihat, tapi juga mulia di mata Allah. Modis boleh, asal tidak melanggar batas muru’ah dan syariat. Karena hijabmu bukan tentang fashion show, tapi tentang pertanggungjawaban di akhirat kelak.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Peran Muslimah dalam Solidaritas Al-Aqsa dan Palestina