Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Muslimah Sejati Tak Hanya Menutup Aurat, Tapi Menjaga Lisan dan Hati

Bahron Ansori - 40 menit yang lalu

40 menit yang lalu

0 Views

MENJADI seorang muslimah sejati bukanlah perkara mudah. Ia bukan sekadar tentang menutup aurat dengan jilbab panjang atau busana syar’i yang indah. (Foto: ig)

MENJADI seorang muslimah sejati bukanlah perkara mudah. Ia bukan sekadar tentang menutup aurat dengan jilbab panjang atau busana syar’i yang indah. Lebih dari itu, seorang muslimah sejati dituntut untuk menjaga lisan dan hati agar selalu selaras dengan keindahan penampilan luarnya. Karena sejatinya, kesempurnaan seorang muslimah lahir dari keseimbangan antara lahiriah dan batiniah.

Banyak muslimah merasa telah sempurna hanya dengan memakai jilbab. Padahal, jilbab hanyalah salah satu perintah syariat sebagai identitas kesucian. Tanpa diiringi dengan akhlak mulia, hijab hanya akan menjadi kain yang menutup tubuh, tetapi tidak mampu menutup aib lisan dan hati. Allah tidak hanya memerintahkan menutup aurat, tapi juga memerintahkan menjaga diri dari dosa yang tersembunyi dalam perkataan dan niat.

Lisan adalah salah satu ujian terbesar bagi seorang muslimah. Dari lisan dapat keluar kata yang menyejukkan hati, namun bisa pula meluncur kata yang menyakiti orang lain. Rasulullah ﷺ pernah bersabda bahwa seseorang bisa tergelincir ke dalam neraka hanya karena satu kata yang ia ucapkan tanpa dipikirkan. Inilah mengapa muslimah sejati harus berhati-hati, karena lidah yang tajam dapat melukai lebih dalam daripada sebilah pedang.

Selain lisan, hati juga menjadi cermin sejati keimanan seorang muslimah. Hati yang bersih akan memancarkan cahaya, sementara hati yang kotor akan menimbulkan keburukan meski tubuh diselimuti jilbab panjang. Hati yang penuh iri, dengki, dan prasangka buruk akan mencoreng keindahan seorang muslimah. Maka, menjaga hati dari penyakit batin adalah bagian penting dari perjalanan menuju kesempurnaan iman.

Baca Juga: Muslimah dan Amanah Pembebasan Baitul Maqdis

Seorang muslimah sejati akan senantiasa menghiasi lisannya dengan dzikir, doa, dan kata-kata yang menumbuhkan semangat kebaikan. Ia menghindari ghibah, fitnah, dan ucapan yang sia-sia, karena ia tahu setiap kata akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Lisan yang terjaga adalah bukti bahwa ia memahami makna takwa bukan sekadar pada pakaian, tapi juga pada tutur kata.

Hati yang terjaga akan selalu diliputi rasa syukur, ikhlas, dan cinta kepada Allah. Ia tidak mudah terseret dalam kebencian atau iri hati kepada sesama muslimah. Sebaliknya, ia selalu mendoakan kebaikan bagi orang lain, karena ia sadar doa yang tulus akan kembali kepada dirinya. Hati yang bersih akan menjadikan seorang muslimah bercahaya, sehingga orang lain merasakan kedamaian saat berada di dekatnya.

Dalam kehidupan sehari-hari, menjaga lisan dan hati memang lebih sulit dibanding menutup aurat. Namun, di situlah letak ujian yang sesungguhnya. Allah tidak hanya menilai pakaian yang menempel di tubuh, tetapi juga isi hati dan lisan yang keluar dari mulut hamba-Nya. Maka, muslimah sejati harus berusaha menyeimbangkan keduanya, agar keindahan luar dan dalam berjalan seiring.

Ketika seorang muslimah mampu menjaga aurat, lisan, dan hati sekaligus, ia akan menjadi teladan bagi lingkungannya. Orang-orang tidak hanya menilai penampilannya yang anggun, tetapi juga merasakan kelembutan akhlaknya. Ia akan dikenal bukan hanya karena jilbab panjangnya, melainkan juga karena tutur kata santunnya dan hatinya yang penuh kasih sayang.

Baca Juga: 7 Cara Muslimah Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian

Muslimah sejati adalah mereka yang sadar bahwa setiap langkah hidup adalah ibadah. Menutup aurat adalah bentuk ketaatan lahiriah, menjaga lisan adalah bentuk ketaatan sosial, dan menjaga hati adalah bentuk ketaatan spiritual. Ketiganya saling melengkapi, menciptakan harmoni yang membuat seorang muslimah mulia di hadapan Allah dan manusia.

Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman, “Sungguh beruntung orang yang menyucikan jiwa, dan sungguh merugi orang yang mengotorinya. (Qs. Asy-Syams: 9–10). Ayat ini menegaskan bahwa keberuntungan sejati bukan hanya pada penampilan, tapi pada hati yang bersih dan jiwa yang terjaga dari dosa. Seorang muslimah sejati akan berjuang menyucikan dirinya setiap hari.

Perjalanan menuju muslimah sejati memang panjang dan penuh ujian. Ada kalanya lisan tergelincir, ada masanya hati ternoda. Namun, yang membedakan adalah kemauan untuk selalu memperbaiki diri. Muslimah sejati tidak merasa puas hanya dengan tampilan syar’i, melainkan selalu berusaha menyempurnakan akhlak, karena ia tahu jalan menuju ridha Allah adalah perjuangan yang tak pernah berhenti.

Akhirnya, marilah para muslimah menyadari bahwa keindahan sejati bukan hanya di luar, tetapi juga di dalam. Mari berhijab dengan pakaian, tetapi juga berhijab dengan lisan dan hati. Karena muslimah sejati bukan hanya mereka yang terlihat anggun di hadapan manusia, melainkan juga mereka yang indah di hadapan Allah. Dengan begitu, hidup kita tidak hanya berharga di dunia, tetapi juga mulia di akhirat.[]

Baca Juga: Muslimah yang Menginspirasi: Menghadapi Fitnah Era Modern dengan Wibawa

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Muslimah Tangguh: Berilmu, Aktif, dan Menjaga Akhlak di Akhir Zaman

Rekomendasi untuk Anda