MASJID Al-Aqsa memiliki tempat istimewa dalam sejarah dan hati umat Islam. Sebagai kiblat pertama dan salah satu dari tiga masjid suci yang dimuliakan dalam Islam, Masjid Al-Aqsa menjadi simbol perjuangan dan persatuan umat. Namun, sejak beberapa dekade terakhir, Al-Aqsa terus berada di bawah ancaman penjajahan dan pelanggaran hak oleh pihak-pihak yang ingin menguasainya.
Perjuangan untuk membebaskan Masjid Al-Aqsa dari cengkeraman penjajah adalah jihad besar yang membutuhkan kontribusi dari seluruh lapisan umat Islam, termasuk para Muslimat.
Peran Muslimat dalam pembebasan Al-Aqsa sering kali tidak mendapat sorotan yang cukup, padahal mereka memiliki kekuatan luar biasa untuk memengaruhi perubahan melalui pendidikan, dakwah, dan kontribusi sosial. Islam sendiri telah menegaskan pentingnya peran wanita dalam perjuangan, baik sebagai pendidik generasi, penggerak masyarakat, maupun pelaku langsung di medan jihad. Sejarah Islam menunjukkan banyak contoh wanita tangguh yang berdiri di garda depan perjuangan, membuktikan bahwa peran mereka sangat signifikan dalam mendukung keadilan dan kebenaran.
Dalam konteks pembebasan Al-Aqsa, Muslimat di seluruh dunia memiliki peran strategis yang tidak boleh diabaikan. Dalam sejarah Islam, peran wanita sebagai pilar perjuangan sangat nyata dan penuh makna. Al-Qur’an memberikan banyak contoh wanita shalihah yang menjadi teladan dalam keberanian dan keteguhan, seperti Maryam binti Imran dan Asiyah istri Fir’aun. Mereka menunjukkan bahwa peran wanita tidak hanya terbatas pada urusan domestik, tetapi juga mencakup tanggung jawab sosial dan perjuangan di jalan Allah. Sebagaimana Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, istri Fir’aun… dan Maryam putri Imran yang memelihara kehormatannya.” (Qs. At-Tahrim: 11-12).
Baca Juga: Mencari Ridha-Nya: Peran Muslimah dalam Membentuk Generasi Islami
Wanita memiliki potensi besar dalam membangun kesadaran umat, terutama dalam mendidik generasi yang cinta akan agama dan tanah air mereka. Dalam konteks pembebasan Al-Aqsa, kontribusi ini menjadi bagian dari jihad yang lebih luas. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya” (HR. Bukhari). Peran Muslimat sebagai pemimpin dalam keluarga dan masyarakat dapat menjadi titik awal perjuangan untuk menegakkan keadilan bagi Al-Aqsa dan Palestina.
Dalam jihad misalnya, seorang muslimat punya peran di dalamnya. Jihad dalam Islam tidak hanya berarti angkat senjata, tetapi mencakup segala upaya untuk membela agama Allah. Dalam konteks pembebasan Al-Aqsa, Muslimat memiliki peran penting dalam mendukung perjuangan melalui berbagai aspek, seperti pendidikan, dakwah, dan bantuan kemanusiaan. Allah berfirman, “Dan berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya.“ (Qs. Al-Hajj: 78).
Muslimat dapat berjihad dengan mendidik generasi muda tentang pentingnya Al-Aqsa dalam Islam. Masjid ini adalah kiblat pertama umat Islam dan salah satu dari tiga masjid yang dianjurkan untuk diziarahi. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Janganlah kalian bersusah payah bepergian kecuali ke tiga masjid: Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan Masjid Al-Aqsa.“ (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam sejarah, banyak wanita Palestina yang menunjukkan keberanian luar biasa. Mereka tidak hanya mendukung para mujahidin, tetapi juga turut berada di garis depan perjuangan. Muslimat di luar Palestina pun memiliki kewajiban moral untuk mendukung saudari mereka yang tertindas melalui doa, donasi, dan penyebaran informasi yang benar tentang kondisi Al-Aqsa.
Baca Juga: Muslimah dan Kecantikan Hakiki: Menemukan Keindahan dalam Ketaatan
Menghidupkan Semangat Solidaritas Umat
Muslimat memiliki peran besar dalam membangun solidaritas umat terhadap isu Palestina. Sebagai pendidik utama generasi muda, Muslimat dapat menanamkan nilai-nilai perjuangan melalui pendidikan keluarga. Allah berfirman, “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan” (Qs. Al-Maidah: 2).
Muslimat juga dapat menghidupkan kesadaran tentang pentingnya Al-Aqsa melalui media sosial, seminar, dan komunitas. Dengan memanfaatkan platform ini, mereka dapat membangun jaringan solidaritas global yang memperjuangkan pembebasan Palestina. Sebagai bagian dari umat Islam, kita memiliki kewajiban untuk bersatu melawan ketidakadilan, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam,
“Perumpamaan kaum mukminin dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi adalah seperti satu tubuh; jika salah satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh akan merasakan sakit.“ (HR. Bukhari dan Muslim).
Muslimat juga dapat mengajarkan pentingnya berdoa untuk saudara-saudara kita di Palestina. Tidak dapat disangkal bahwa doa adalah senjata utama seorang mukmin., sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam selalu berdoa untuk kebaikan umat Islam. Allah berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan untukmu” (Qs. Ghafir: 60).
Baca Juga: Muslimah Visioner, Menggapai Cita-Cita dengan Keimanan yang Kokoh
Selain doa, Muslimat juga bisa memperkuat perjuangan spiritual dengan meningkatkan amal ibadah, seperti shalat malam dan puasa sunnah, seraya memohon kepada Allah agar menolong saudara-saudara kita di Palestina. Perjuangan spiritual ini adalah bentuk dukungan yang tidak kalah penting dari perjuangan fisik, karena kemenangan hanya dapat diraih dengan izin Allah.
Muslimat sebagai pembebas Al-Aqsa memiliki tanggung jawab besar dalam mendukung perjuangan umat Islam. Dengan perannya sebagai pendidik, penggerak, dan penjaga moral, Muslimat dapat memberikan kontribusi nyata untuk mewujudkan solidaritas dan pembebasan Al-Aqsa.
Perjuangan ini bukan hanya tugas kaum laki-laki, tetapi juga tanggung jawab seluruh umat Islam, termasuk para Muslimat. Mari bersama-sama berjuang untuk Al-Aqsa dengan segala kemampuan yang kita miliki, sambil terus memohon pertolongan kepada Allah Ta’ala.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pentingnya Ilmu Fikih untuk Muslimah Modern