![<a href=](http://mirajnews.com/id/wp-content/uploads/sites/3/2014/09/AAAAAA.jpg)
Konferensi tingkat tinggi
(KTT) Muslim-Krisen, Kemarin (Foto: Nahar)" width="400" height="196" /> Konferensi tingkat tinggi (KTT) Muslim-Krisen, Kemarin (Foto: Nahar)Beirut, 2 Dzulhijjah 1435 H/ 26 September 2014 M (MINA) – Konferensi tingkat tinggi (KTT) Islam-Kristen yang diselenggarakan Kamis, di Dar al-Fatwa meminta pihak Lebanon untuk berhenti mengandalkan pengaruh asing guna mengembangkan diri di dalam negeri.
Konferensi tersebut menekankan pentingnya dialog untuk melestarikan pluralisme dan menangani perselisihan. Kantor berita Lebanon, Nahar melaporkan seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Jum’at.
Menurut pernyataan penutup, konferensi itu juga memutuskan “membentuk delegasi Muslim-Kristen bersama untuk membahas pelanggaran hak-hak Arab Islam-Kristen dengan otoritas keagamaan dan politik Arab.”
Para pemimpin agama menyerukan,”mengkonsolidasikan dasar negara dan lembaga-lembaganya bukan melumpuhkannya.”
Baca Juga: UEA Kecam Pernyataan Netanyahu soal Negara Palestina Berdiri di Arab Saudi
Selain itu, konferensi itu juga menekankan komitmen untuk “koeksistensi, persatuan nasional, negara dan lembaga konstitusi tersebut.”
Ketegangan telah meningkat di wilayah Lebanon sejak serangan mematikan ke kota perbatasan Bekaa dari Arsal oleh jihadis Suriah awal Agustus lalu. Para militan menyandera puluhan tentara dan polisi dalam bentrokan dengan tentara Lebanon di sekitar kota.
Militan negara Islam sejauh ini telah mengeksekusi dua dari para sandera, menyebabkan kemarahan mendalam dan kecemasan warga Lebanon dan menyebabkan reaksi negatif terhadap pengungsi Suriah di beberapa tempat.
Beralih ke masalah pelik pengungsi Suriah, konferensi itu mencatat,”Lebanon sedang melakukan tugas kemanusiaan terhadap pengungsi, tetapi tidak dapat menanggung beban masyarakat yang jumlahnya setara dengan sepertiga lebih penduduknya sendiri.” Ada lebih dari 1,1 juta pengungsi Suriah di Lebanon, yang hanya memiliki empat juta warga.
Baca Juga: Zionis Israel Bakar Rumah-Rumah di Lebanon Selatan
Mereka mendesak masyarakat Arab dan internasional untuk “berbagi tanggung jawab terkait pengungsi Suriah.”
Mengomentari pemilihan presiden yang terhenti di Lebanon, pemimpin spiritual memperingatkan bahwa “menunda pemilihan satu-satunya kepala negara Kristen di dunia Arab berarti mencegah Lebanon melakukan pesan mulia.”
“Lebanon membutuhkan presiden yang menikmati visi dan kebijaksanaan yang diperlukan untuk memimpin Lebanon,” kata peserta konferensi.
Mereka juga meminta parlemen untuk “melaksanakan tugas konstitusionalnya dan memilih presiden baru yang akan mencerminkan persatuan dan kedaulatan negara serta menjaga keamanan dan stabilitas.”
Baca Juga: Netanyahu Tiba di AS untuk Bertemu dengan Trump
Lebanon hingga kini belum memiliki presiden sejak Mei ketika masa jabatan Michel Suleiman berakhir. Beberapa sesi pemilihan presiden telah diselenggarakan di parlemen, tetapi selalu gagal untuk memilih penggantinya karena perselisihan yang sedang berlangsung sejak 8 Maret antara 14 kamp.(T/P011/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Dua Tentara Cadangan Israel Ditangkap Atas Dugaan ‘Mata-Mata Iran’