Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BUDHA MYANMAR KEMBALI BUNUH PULUHAN MUSLIM DAN BAKAR TOKO SERTA RUMAH

Admin - Ahad, 21 Juli 2013 - 10:57 WIB

Ahad, 21 Juli 2013 - 10:57 WIB

490 Views ㅤ

Yangon, Myanmar, 14 Ramadhan 1434/21 Juli 2013 (MINA) – Presiden Myanmar Thein Sein pada Sabtu (21/7) mengangkat keadaan darurat di bagian tengah negara, setelah Budha yang memimpin massa mengamuk, membunuh puluhan Muslim dan membakar toko-toko dan rumah. Banyak dari korban adalah guru dan siswa remaja dari sebuah sekolah Islam.

Keputusan untuk mengangkat perintah darurat di bekas kota-kota pertempuran dari Meikhtila, Mahlaing, Wundwin dan Thazi, beberapa bulan lebih cepat dari jadwal, merupakan indikasi bahwa “perdamaian dan stabilitas” telah dipulihkan, koran pemerintah New Light melaporkan.

Langkah ini muncul setelah Presiden Thein Sein mengakhiri tur Eropa yang bertujuan untuk membersihkan citra negara yang dilanda aksi kekerasan agama, Saudi Gazette melaporkan yang dikutip Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj News Agency).

Thein Sein dilaporkan mengatakan kepada France24 TV, bahwa tuduhan “pembersihan etnis” di negara bagian Rakhine tidak benar dan merupakan bagian dari “kampanye kotor” pihak luar.

Baca Juga: HRW: Pengungsi Afghanistan di Abu Dhabi Kondisinya Memprihatinkan

Kerusuhan di Meikhtila dipicu oleh pertengkaran di sebuah toko emas milik Muslim pada tanggal 20 Maret. Kemudian berkembang meluas.

Budhis memimpin menghancurkan 12 masjid dari 13 masjid di kota dan membakar ratusan rumah sebelum menyerang sekolah Islam bergengsi, di mana mereka menewaskan 36 guru dan siswa.

Kekerasan yang total menewaskan 44 orang, terus berlanjut sampai keadaan darurat diberlakukan 22 Maret.

Diberlakukan jam malam 22:00-04:00 waktu setempat dan dilarang berkumpul lebih dari lima orang. Hal ini juga memungkinkan pemerintah daerah meminta bantuan militer untuk membantu mengendalikan situasi.

Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi

“Mengangkat perintah darurat merupakan langkah penting, tapi pertanyaan kritis adalah apa rencana pemerintah untuk mendorong rekonsiliasi antara Budha dan komunitas Muslim di wilayah ini,” kata Phil Robertson, Wakil Direktur HAM Asia yang berbasis di New York, mencatat bahwa 7.000 orang pengungsi masih takut kembali ke rumah mereka untuk membangun kembali kehidupan mereka.

Ketegangan antara komunitas Muslim dan Budha di negara itu, yang telah menewaskan lebih dari 250 orang pada tahun lalu,  menjadi tantangan besar bagi administrasi reformis Thein Sein karena dalam upaya untuk memetakan jalan menuju demokrasi.

Banyak dari mereka menargetkan etnis Muslim Rohingya yang telah tinggal di Myanmar selama beberapa generasi, namun masih dipandang oleh umat Budha sebagai penyusup asing dari Bangladesh. Organisasi HAM menuduh pemerintah dalam laporan bulan April melakukan kampanye “pembersihan etnis”.

Disebutkan bahwa pejabat, tokoh masyarakat dan biksu Budha secara terorganisir mendorong massa untuk menargetkan kelompok minoritas, kadang-kadang dengan dukungan dari pasukan keamanan. (T/P09/R2).

Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan

Mi’raj News Agency (MINA).

 

 

 

Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Kolom
MINA Preneur
Sosok