New York, MINA – Sedikitnya 900.000 pengungsi Rohingya dari Myanmar mencari perlindungan di wilayah Cox’s Bazar di Bangladesh tenggara setelah operasi militer Myanmar dua tahun lalu.
Para pemimpin dunia telah berkumpul di New York City, Amerika Serikat, untuk sesi ke-74 Majelis Umum PBB (UNGA).
Debat umum dimulai pada 24 September dan berakhir pada 30 September, dengan puluhan pemimpin dunia dijadwalkan untuk berpidato di Majelis Umum, termasuk dari Myanmar.
Pemerintah Myanmar, Sabtu (28/9), mengatakan bersedia bekerja untuk mencari solusi bagi krisis yang sedang berlangsung di Negara Bagian Rakhine dan pemulangan ribuan pengungsi Rohingya yang melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh, kata perwakilan negara itu di Majelis Umum PBB.
Baca Juga: Putin Punya Kebijakan Baru, Hapus Utang Warganya yang Ikut Perang
“Kami sepenuhnya berbagi keprihatinan masyarakat internasional atas kekerasan yang memengaruhi masyarakat di Rakhine,” kata Menteri Kerja Sama Internasional Kyaw Tint seperti dikutip Al-Jazeera.
“Prioritas kami sekarang adalah mempercepat repatriasi dan menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi mereka yang kembali yang telah diverifikasi,” imbuhnya.
Orang-orang yang kehilangan tempat tinggal di Bangladesh yang dapat membuktikan bahwa mereka memiliki dokumen yang sesuai akan diberikan kartu identitas, kata Kyaw, dan mereka yang tidak memiliki dokumen tersebut akan diberikan kartu verifikasi nasional.
Kyaw mengatakan Myanmar bersedia bekerja sama dengan Bangladesh, tetapi mereka harus “dengan setia mengimplementasikan perjanjian bilateral” yang ditandatangani kedua negara.
Baca Juga: Jadi Buronan ICC, Kanada Siap Tangkap Netanyahu dan Gallant
Dia kemudian mengkritik beberapa laporan oleh organisasi internasional tentang krisis di negara bagian Rakhine, menyebut mereka bias.
Menteri juga mengatakan tidak akan menerima putusan apa pun oleh Mahkamah Kriminal Internasional (ICC) tentang krisis Rohingya. “ICC tidak memiliki yurisdiksi atas kejahatan di Myanmar,” ujarnya. (T/R11)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Rusia Serang Ukraina Pakai Rudal Korea Utara