Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Myanmar dan China Tandatangani 33 Kesepakatan

Ali Farkhan Tsani - Sabtu, 18 Januari 2020 - 17:43 WIB

Sabtu, 18 Januari 2020 - 17:43 WIB

9 Views

(171201) -- BEIJING, Dec. 1, 2017 (Xinhua) -- Chinese President Xi Jinping (R), also general secretary of the Communist Party of China (CPC) Central Committee, meets with Myanmar State Counselor Aung San Suu Kyi, who is here to attend the CPC in Dialogue with World Political Parties High-Level Meeting, in Beijing, capital of China, Dec. 1, 2017. (Xinhua/Rao Aimin)(mcg)

Yangon, MINA – Presiden China Xi Jin Ping dan Pemimpin Myanmar Aung Suu Kyi, Sabtu (18/1) menandatangani 33 perjanjian pembangunan proyek-proyek utama yang merupakan bagian dari Inisiatif Sabuk dan Jalan, yakni visi Tiongkok tentang rute perdagangan baru yang digambarkan sebagai “jalan sutra abad ke-21”.

Kesepakatan itu juga meliputi pembangunan pelabuhan samudra di Rakhine, wilayah yang sedang bergolak akibat ketidakadilan pada warga Rakhine yang beragama Islam.

Menurut The Statesman, Beijing berusaha jalur perdagangan menuju Samudra Hindia melalui Myanmar , sekalian untuk memperkuat pengaruhnya atas Myanmar yang semakin terisolasi oleh Barat.

Presiden Xi Jinping bertemu dengan pemimpin de facto Myanmar, penasihat negara Aung San Suu Kyi pada hari kedua dari perjalanan kenegaraannya. Ini adalah kunjungan  pertama seorang kepala Negara China dalam 19 tahun, untuk meningkatkan Inisiatif Sabuk dan Jalan.

Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi 

Selain itu, kedua pemimpin sepakat untuk mendirikan zona ekonomi khusus di perbatasan bersama mereka dan untuk mempromosikan pembangunan perkotaan di kota terbesar di negara Asia Tenggara itu, Yangon.

Suu Kyi dan Xi juga menandatangani nota kesepahaman untuk pembangunan pelabuhan di Rakhine, serta memperkuat kerja sama di sektor keamanan dan pertanian pangan.

Perjalanan Xi terjadi pada saat pemerintah Suu Kyi menghadapi isolasi diplomatik dari Barat dan dunia Islam karena penanganan krisis Rohingya selama beberapa tahun terakhir.

Pada upacara penyambutan hari Jumat, Xi memuji era baru hubungan kedua negara.

Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah

“Kami sedang menyusun peta jalan masa depan yang akan menghidupkan hubungan bilateral berdasarkan kedekatan persaudaraan untuk kesulitan bersama dan memberikan bantuan satu sama lain,” katanya.

Sementara iyu Suu Kyi menyebut China sebagai “negara besar yang memainkan peran penting dalam urusan internasional dan ekonomi dunia.”

Ia berharap kerjasama mendesak proyek-proyek ekonomi yang menghindari degradasi lingkungan dapat memberi manfaat bagi masyarakat setempat. (T/RS2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon

Rekomendasi untuk Anda

Asap mengepul di Lebanon selatan menyusul serangan Israel, di tengah permusuhan lintas batas yang sedang berlangsung antara Hizbullah dan pasukan Israel, seperti yang terlihat dari Tirus, Lebanon selatan, 23 September 2024. (Al Arabiya)
Internasional
Asia
Internasional
Timur Tengah
Asia
Internasional