Naypydaw, MINA – Myanmar mengheningkan cipta selama satu menit pada Selasa (1/4) untuk menghormati para korban gempa bumi dahsyat yang telah menelan lebih dari 2.000 korban jiwa, menyebabkan jalan-jalan melengkung dan bangunan-bangunan runtuh hingga ke Bangkok, Thailand.
Empat hari setelah gempa berkekuatan 7,7 skala Richter melanda, banyak warga Myanmar tetap berada di luar rumah, baik karena rumah mereka hancur atau karena takut akan gempa susulan. Demikian mengutip Al Jazeera.
Junta militer telah mendesak masyarakat untuk menundukkan kepala sebagai penghormatan, memerintahkan media untuk menghentikan siaran dan menampilkan simbol-simbol duka cita, serta mengumumkan bahwa doa akan diadakan di kuil dan pagoda.
Penghormatan ini merupakan bagian dari masa berkabung nasional selama sepekan yang dideklarasikan oleh junta, dengan mengibarkan bendera setengah tiang di gedung-gedung pemerintah hingga tanggal 6 April “sebagai “simpati atas hilangnya nyawa dan kerusakan.”
Baca Juga: Yunani dan Israel Bahas Hubungan Militer di tengah Berlangsungnya Genosida di Gaza
Hingga Senin, junta militer mengonfirmasi 2.056 kematian, dengan lebih dari 3.900 orang terluka dan 270 orang masih hilang. Setidaknya 20 kematian dilaporkan di negara tetangga Thailand.
Namun, jumlah korban tewas diperkirakan akan meningkat saat tim penyelamat mencapai daerah terpencil tempat komunikasi terputus akibat gempa.
Lebih dari 1.000 penyelamat asing telah tiba untuk membantu, dan media pemerintah melaporkan bahwa hampir 650 orang telah ditarik hidup-hidup dari bangunan yang runtuh di seluruh Myanmar.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Tunjuk Direktur Baru Shin Bet