Berdasarkan nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani di Nay Pyi Taw pada Jumat, Myanmar dan India akan mengambil langkah-langkah pencegahan terhadap pemberontakan untuk menjamin perdamaian dan stabilitas di sepanjang wilayah perbatasan kedua negara dan mengekang penyelundupan ilegal dan perdagangan manusia.
Selain itu Kantor Berita Rohingya dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan, MoU pertukaran informasi dan koordinasi antara kedua angkatan bersenjata guna menjaga keamanan perbatasan menindak pelanggaran ilegal dan merawat garis batas, kata laporan itu.
MoU tersebut ditandatangani oleh Wakil Menteri Pertahanan Myanmar Mayor Jenderal Kyaw Nyunt dan Dubes India untuk Myanmar Gautam Mukhopadhaya.
Menurut laporan resmi sebelumnya, masih ada daerah perbatasan yang harus dibatasi dan kedua belah pihak berusaha untuk memilah-milah perbedaan secara damai atas masalah ini.
India menangguhkan pembangunan sebuah pos pemeriksaan terpadu (ICP) di sana pada Januari dan tim dari kedua belah pihak telah melakukan survei tanah di daerah tersebut.
Pada 2013, Myanmar keberatan atas pembangunan ICP dekat perbatasan pilar-78.Myanmar menandatangani perjanjian demarkasi dengan India pada Maret 1967. Namun, karena perbedaan atas lokasi perbatasan pilar di lembah Bamaw, beberapa tanda perbatasan belum ditetapkan, demikian laporan resmi itu.(T/P08/EO2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)