
Pengungsi Muslim Rohingya menyeberangi sungai Naf untuk sampai ke Bangladesh. (Gambar: YouTube)
Naypyitaw, MINA – Myanmar tidak memberi waktu kepada pemerintah Dhaka untuk memulangkan kembali pengungsi Rohingya dari Bangladesh ke Negara Bagian Rakhine.
Seorang pejabat senior di Naypyitaw mengatakan, Bangladesh dan Myanmar telah membahas repatriasi pengungsi, tapi tidak mencapai kesepakatan. Demikian Dhaka Tribune memberitakannya yang dikutip MINA.
Sebelumnya, kedua negara telah sepakat untuk menghentikan eksodus massal warga Rohingya ke Bangladesh dan memulihkan stabilitas di Rakhine untuk memfasilitasi pemulangan tersebut.
Sekretaris Tetap Kementerian Luar Negeri Myanmar U Kyaw Zeya mengatakan kepada wartawan baru-baru ini, pemerintah Myanmar akan selangkah demi selangkah dalam masalah repatriasi walaupun Dhaka menginginkannya sesegera mungkin.
Baca Juga: Produk Tekstil Indonesia Kena Tarif 47 persen ke AS
Dia mengatakan, Bangladesh akan membentuk kelompok kerja gabungan untuk repatriasi.
Menteri Dalam Negeri Myanmar Letnan Jenderal Kyaw Swe dan rekannya dari Bangladesh, Asaduzzaman Khan Kamal, bertemu pada Selasa. Keduanya menandatangani dua kesepakatan mengenai kerja sama keamanan dan perbatasan kedua negara.
Sekretaris Tetap Kementerian Dalam Negeri U Tint Myint mengatakan, mereka belum membangun kembali infrastruktur dan menyusun rencana pemukiman kembali para pengungsi tersebut.
Myanmar yang mayoritas penduduknya beragama Buddha, saat ini tidak mengakui minoritas etnis Rohingya sebagai warga negara, justru memaksa mereka untuk hidup dalam kondisi seperti apartheid.
Baca Juga: Perubahan Strategi di Timteng, AS Tarik Pasukan dari Suriah
Lebih seribu warga Rohingya telah tewas dalam kekerasan di Rakhine dari lebih 603.000 terpaksa melarikan diri ke Bangladesh sejak akhir Agustus. (T/RI-1/R01)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kemlu Prancis: Bantuan Kemanusiaan Harus Diizinkan Masuk ke Gaza.