Oleh: Mustofa Kamal, Mahasiswa STISA Abdullah Bin Mas’ud Lampung
Pada bulan Rabiul Awal, Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam dilahirkan ke dunia, tepatnya di kota Mekkah Al-Mukarramah pada Senin, 12 Rabiul Awal tahun Gajah atau 571 masehi.
Beliau Shalallahu ‘alaihi Wa sallam adalah Nabi dan Rasul akhir zaman, yang tidak ada lagi Nabi dan Rasul yang diutus sesudahnya.
Maka hal ini patut untuk kita syukuri bahwa kita sebagai umat Nabi Muhammad, yang mana beliau Shalallahu ‘alaihi wa sallam sangat menyayangi umatnya, dan semoga kita kelak mendapatkan syafaatnya, Aamiin.
Baca Juga: [Hadits Al-Arbain ke-24] Tentang Haramnya Berbuat Zalim
Nabi Muhammad disamping diutus oleh Allah untuk menyempurnakan akhlak dari jahiliyah kepada Islam (Akhlak Qur’an), membangun masyarakat dari jahiliyah (kebodohan) kepada masyarakat madani (yang beradab).
Yang pertama dibangun oleh Rasulullah dalam membangun peradaban adalah akhlak. Ini berdasarkan sabda beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam ; “Innama buitstu li utammima makarimal akhlaq.”Tidaklah Aku diutus, melainkan untuk menyempurnakan akhlak manusia.
Juga sebagaimana firman Allah Subhanahu wata’ala dalam Surat Al-Ahzab (33) Ayat 21 ;
لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌۭ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ ٱلْـَٔاخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًۭا
Baca Juga: Bantuan Pangan untuk Palestina
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam selalu menjaga hubungannya dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan hubungan dengan sesama manusia walau beliau sudah dijamin surga, namum beliau selalu bersyukur dan banyak beristighfar.
Pembawa Rahmat
Nabi Muhammad juga di utus oleh Allah sebagai pembawa rahmat bagi semesta alam. Allah telah berfirman dalam Al-Qur’an, Surat Al-Anbiya (21) Ayat 107 ;
Baca Juga: Keutamaan Menulis: Perspektif Ilmiah dan Syari
وَمَآ أَرْسَلْنَـٰكَ إِلَّا رَحْمَةًۭ لِّلْعَـٰلَمِينَ
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”
Melalui ayat ini (Al-Anbiya ayat 107), Allah Subhanahu wa Ta’ala memberitahukan bahwa Dia menjadikan Muhammad Shalallahu’alaihi Wa sallam sebagai rahmat buat semesta alam. Dengan kata lain, Dia mengutusnya sebagai rahmat buat mereka. Maka barang siapa yang menerima rahmat ini dan mensyukurinya, berbahagialah ia di dunia dan akhiratnya. Dan barang siapa yang menolak serta mengingkarinya, maka merugilah ia di dunia dan akhiratnya, seperti yang disebutkan di dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ بَدَّلُوا نِعْمَةَ اللَّهِ كُفْرًا وَأَحَلُّوا قَوْمَهُمْ دَارَ الْبَوَارِ جَهَنَّمَ يَصْلَوْنَهَا وَبِئْسَ الْقَرَارُ}
Baca Juga: Daftar Hitam Pelanggaran HAM Zionis Israel di Palestina
“Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan, yaitu neraka Jahanam; mereka masuk ke dalamnya; dan itulah seburuk-buruknya tempat kediaman.” (Ibrahim: 28-29)
Di dalam Hadis disebutkan:
“إِنَّمَا أَنَا رَحْمَةٌ مُهْدَاةٌ”
“Sesungguhnya aku adalah rahmat yang dihadiahkan (kepada kalian).”
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-23] Keutamaan Bersuci, Shalat, Sedekah, Sabar, dan Al-Quran
Abdullah ibnu Abu Uwwanah dan lain-lainnya meriwayatkan hadis ini melalui Waki’, dari Al-A’masy, dari Abu Saleh, dari Abu Hurairah secara marfu’.
Kemudian hadits dari jalur lain di ketengahakan, dari Ibnu Umar yang mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wa sallam pernah bersabda:
“إِنَّ اللَّهَ بَعَثَنِي رَحْمَةً مُهْدَاةً، بُعثْتُ بِرَفْعِ قَوْمٍ وَخَفْضِ آخَرِينَ”
“Sesungguhnya Allah mengutusku sebagai pembawa rahmat yang dihadiahkan, aku diutus untuk mengangkat (derajat) suatu kaum dan merendahkan yang lainnya.”
Baca Juga: Sejarah Palestina Dalam Islam, tak Ada Jejak Yahudi Sedikit Pun
Rahmat yang universal
Ibnu ‘Abbas menyebutkan siapa yang menerima ajaran kasih sayang yang dibawa Nabi dan mensyukurinya, maka ia akan bahagia hidupnya. Sebaliknya, siapa yang menolak dan menentangnya, maka merugilah hidupnya.
Imam al-Baidhawi dalam kitab tafsirnya menyebutkan sebab disebutnya pengutusan Nabi Muhammad shallallahu ‘alahi wa sallam sebagai rahmat dan kasih sayang bagi seluruh alam ialah karena diutusnya Nabi ke seluruh dunia di muka bumi ini menjadi sumber kebahagiaan dan kebaikan bagi kehidupan mereka di dunia maupun di akhirat kelak.
Kasih sayang yang ditebarkan Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam bukanlah hanya ucapan semata, atau sloganisme kosong saja, akan tetapi dalam hidup keseharian beliau praktikkan dan implementasikan dengan nyata. Kasih sayang ini bentuknya universal kepada seluruh makhluk ciptaan Allah. Bahkan kepada orang musyrik pun Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam berlaku santun dan mengasihi.
Baca Juga: Pelanggaran HAM Israel terhadap Palestina
Tidakkah kita mengingat bagaimana dahulu Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam ketika hijrah ke Thaif untuk menghindari permusuhan dari kaumnya, namun ternyata di sana malah mendapat perlakuan yang kasar dan permusuhan yang lebih parah hingga Nabi dilempari batu.
Kala itu, malaikat penjaga gunung menawarkan kepada Nabi, apabila dibolehkan maka ia akan membenturkan kedua gunung di antara kota Thaif, sehingga orang yang tinggal di sana akan wafat semua. Namun apa sikap Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam? Nabi berucap andai mereka saat ini tidak menerima Islam, semoga anak cucu mereka adalah orang yang menyembah-Mu ya Allah! Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang tidak tahu.
Pernah suatu saat Rasulullah diminta untuk berdoa kepada Allah buat kebinasaan kaum musyrik, namun Rasulullah tidak melaksanaknya sebagaimana sabdanya ;
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، ادْعُ عَلَى الْمُشْرِكِينَ، قَالَ: “إِنِّي لَمْ أبعَثْ لَعَّانًا، وَإِنَّمَا بُعثْتُ رَحْمَةً”
Baca Juga: Peran Pemuda dalam Membebaskan Masjid Al-Aqsa: Kontribusi dan Aksi Nyata
“Dari Abu Hurairah yang mengatakan, bahwa pernah dikatakan kepada Rasulullah Saw, “Wahai Rasulullah, berdoalah untuk kebinasaan orang-orang musyrik.” Maka Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menjawab: Sesungguhnya aku diutus bukan sebagai pelaknat, melainkan aku diutus sebagai pembawa rahmat.” (HR Muslim).
Mudah-mudahan kita senantiasa tergolong sebagai orang-orang yang selalu mendapat rahmat dan kasih sayang Allah melalui peran Nabi kita yang membawa rahmat bagi semesta alam (universal), dan kita selalu istiqomah didalam kehidupan bejama’ah karena rahmat Allah juga meyertai orang-orang yang hidup berjama’ah sebagaimana telah di sabdakan oleh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wa sallam ” Berjamaah itu akan mendapat rahmat dan berpecah belah akan mendapatkan adzab” Hr Ahmad dari Nu’man bin Basyir (hadits hasan). (A/B3/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Langkah Kecil Menuju Surga