Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

NABI IBRAHIM, MASJID AL AQSHA, “Al-Aqsha Haqquna” (Oleh : Imaamul Muslimin)

Admin - Ahad, 30 Juli 2017 - 09:02 WIB

Ahad, 30 Juli 2017 - 09:02 WIB

461 Views ㅤ

Masjid Al-Aqsha di dalam Kompleks Al-Aqsha. (Foto: dok. Rushdy.net)

Imaamul Muslimin (Hizbullah) Yakhsyallah Mansur

Oleh: lmaamul Muslimin, K.H. Yakhsyallah Mansur

Firman Allah :

وَنَجَّيْنَاهُ وَلُوطًا إِلَى الْأَرْضِ الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا لِلْعَالَمِينَ (الأنبياء [٢١]: ٧١)

Dan Kami selamatkan dia (Ibrahim) dan Luth ke sebuah negeri yang telah Kami berkahi untuk seluruh alam. (Q.S. Al-Anbiya [21]: 71)

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-25] Tentang Bersedekah Tidak Mesti dengan Harta

Peristiwa ini terjadi setelah Nabi Ibrahim  selamat dari pembakaran kaumnya. Beliau diselamatkan oleh Allah  dengan jalan mengeluarkannya dari kota Ur, sebelah selatan Babylonia (Irak) bersama keponakannya, Nabi Luth  ke bumi yang diberkahi oleh Allah , yaitu Palestina. Syekh Jamaluddin Al-Qasimy (1233-1332 H/1866-1914 M) dalam tafsirnya “Mahasinul Ta’wil” berkata, “Ibrahim tinggal di Palestina dan Luth tinggal di Sadum (wilayah Yordania sekarang).”

Pada waktu Nabi Ibrahim  dan Nabi Luth  datang ke Palestina, Palestina telah didiami oleh bangsa Kan’an yang telah memiliki peradaban yang tinggi khususnya di bidang pertanian dan perdagangan.

Pada saat itu di Palestina telah berdiri Masjidil Aqsa yang dibangun 40 tahun setelah Masjidil Haram. Diriwayatkan Al-Bukhari dari Abu Dzar berkata:

قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللَّهِ أَيُّ مَسْجِدٍ وُضِعَ فِى الْأَرْضِ أَوَّلٌ؟ قَالَ الْمَسْجِدُ الْحَرَامُ. قَالَ، قُلْتُ ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ الْمَسْجِدُ الْأَقْصَى. قُلْتُ: كَمْ بَيْنَهُمَا؟ قَالَ: أَرْبَعُوْنَ سَنَةً. (رواه البخاري عن أبى ذار)

Baca Juga: Tafsir Surat Al-Fatihah: Makna dan Keutamaannya bagi Kehidupan Sehari-Hari

Saya berkata, Ya Rasulullah, masjid manakah yang pertama kali dibangun di muka bumi? Beliau menjawab, “Masjidil Haram”, dia berkata: Saya bertanya, kemudian mana? Beliau menjawab, “Masjidil Aqsa.” Saya bertanya, berapa jarak antara keduanya? Beliau menjawab, “Empat puluh tahun.” (H.R. Bukhari)

Menurut para ahli tarikh yang pertama kali membangun Masjidil Aqsa adalah Nabi Adam . Ketika Nabi Ibrahim  datang ke Palestina, beliau merenovasi masjid tersebut yang dilanjutkan oleh para nabi keturunannya dan renovasi ini selesai pada masa Nabi Sulaiman .

Menurut syariat Islam, Masjidil Aqsa cakupannya adalah meliputi semua bangunan dan seluruh kawasan yang berada di dalam pagar (Haithul Aqsa) seluas kurang lebih 144 Ha. Ke lokasi masjid ini umat Islam disunnahkan bepergian dan di sanalah dilipatgandakan pahala shalat sampai 500 kali dibanding shalat di masjid lain selain Masjidil Haram di Makkah yang dilipatgandakan pahalanya 100.000 kali dan Masjid Nabawi di Madinah yang dilipatgandakan pahalanya 1.000 kali.

Di lokasi ini terdapat juga dua bangunan utama yaitu Masjid Qibly yang digunakan qiblat umat Islam sebelum menghadap ke Ka’bah dan Masjid Qubbatus Shakra (Dome of The Rock). Orang yang pertama kali shalat di masjid ini adalah Nabi Adam .

Baca Juga: Sejarah Al-Aqsa, Pusat Perjuangan dari Zaman ke Zaman

Peta Masjidil Aqsa:

Nabi Ibrahim  menjadikan tempat ini sebagai tempat ibadah dan tempat penyembelihan qurban. Di tempat ini pula Nabi Ya’qub  membangun masjidnya setelah melihat tiang dari cahaya di langit. Di sini pula Nabi Daud  membangun mihrabnya dan Nabi Sulaiman  membangun masjid besar yang dinisbatkan pada namanya sebagai tempat beribadah kepada Allah .

Dari masjid ini pula Nabi Muhammad  dimi’rajkan oleh Allah  ke langit dalam perjalanan Isra Mi’raj setelah menjadi imaam shalat bersama arwah para nabi sebelumnya. Peristiwa ini disebutkan oleh Allah  dalam Al-Qur’an:

Baca Juga: Bebaskan Masjidil Aqsa dengan Berjama’ah

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ.

Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat. (Q.S. Al-Isra [17]: 1)

Ini semua membuktikan bahwa klaim kaum Zionis Yahudi yang menyatakan bahwa Masjidil Aqsa milik mereka, karena mereka menganggap sebagai keturunan Nabi Ibrahim  yang beragama Yahudi, adalah tidak benar.

Hal ini dibantah oleh Allah  dalam firman-Nya:

Baca Juga: Tak Perlu Khawatir Tentang Urusan Dunia

مَا كَانَ إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيًّا وَلَا نَصْرَانِيًّا وَلَٰكِن كَانَ حَنِيفًا مُّسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ (ال عمران [٣]: ٦٧)

Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, tetapi dia adalah seorang yang lurus, Muslim dan dia tidaklah termasuk orang-orang musyrik. (Q.S. Ali Imran [3]: 67)

Klaim Yahudi bahwa Masjidil Aqsa khususnya dan Palestina umumnya adalah hak mereka juga ditentang oleh para orientalis antara lain Paul Findlay dan Roger Garaudy. Sebagaimana disebutkan di atas, menurut keduanya bangsa Yahudi bukan penduduk pertama Palestina. Mereka juga tidak pernah memerintah di sana selama pemerintahan bangsa asing dalam waktu lama. Para arkeolog modern secara umum sepakat bahwa bangsa Mesir dan bangsa Kan’an telah mendiami wilayah Palestina sejak tahun 3000 SM hingga 1700 M.

Adapun klaim Yahudi bahwa di bawah Masjidil Aqsa terdapat bangunan Haikal Sulaiman sehingga mereka menggali terowongan di bawahnya juga klaim yang tidak berdasar.

Baca Juga: Keutamaan Al-Aqsa dalam Islam, Sebuah Tinjauan Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis

Dilihat dari sudut aqidah, tidak benar bahwa Nabi Sulaiman  sebagai seorang nabi utusan Allah membangun haikal yang merupakan tempat pemujaan berhala.

Di samping itu dari sudut arkeologis bahwa apa yang dinamakan Haikal Sulaiman adalah TIDAK PERNAH ADA. Menurut Meier bin Douf, Arkeolog Yahudi terkemuka dari Universitas Hebron, berdasarkan riset arkeologi yang dilakukan bersama arkeolog lain disimpulkan:

Tidak ditemukan adanya bekas apapun dengan apa yang disebut Haikal Sulaiman di bawah Masjidil Aqsa.

Jadi maksud sebenarnya bangsa Yahudi menggali terowongan di bawah Masjidil Aqsa adalah untuk meruntuhkannya dan meratakannya dengan tanah. Mereka ingin melenyapkan bangunan suci qiblat pertama umat Islam ini dari permukaan bumi sehingga tujuan mereka menguasai dunia dapat tercapai. Karena dalam istilah Geopolitik, Palestina disebut sebagai “Heart Island” (jantung dunia), siapa yang menguasai Palestina dia akan menguasai dunia.

Baca Juga: Selamatkan Palestina sebagai Tanggung Jawab Kemanusiaan Global

Oleh karena itu menjadi tugas besar umat Islam di seluruh dunia saat ini berupaya sekuat tenaga untuk menyelamatkan Masjidil Aqsa warisan para nabi dan qiblat pertama umat Islam tersebut.

Upaya ini dapat dilakukan dengan beberapa hal antara lain sebagai berikut:

  1. Selalu berdoa kepada Allah agar Masjidil Aqsa kembali ke pangkuan umat Islam terutama di waktu-waktu mustajabah seperti setelah shalat lima waktu, pada waktu shalat lail dan pada waktu melaksanakan haji dan umrah.
  2. Menanamkan kesadaran pribadi dan seluruh generasi kaum muslimin bahwa Masjidil Aqsa adalah milik umat Islam.
  3. Menguatkan setiap gerakan yang memiliki perhatian terhadap pembebasan Masjidil Aqsa.
  4. Memberikan bantuan moral maupun material kepada bangsa Palestina yang berdiri di garis depan untuk membebaskan Masjidil Aqsa dan bumi Palestina.
  5. Menghindarkan perpecahan (tafarruq) di kalangan umat Islam dan mewujudkan kehidupan berjama’ah di bawah seorang imaam.

Wallahu A’lam bis Shawwab. (A/P3/P1)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: [Hadits Al-Arbain ke-24] Tentang Haramnya Berbuat Zalim

 

Rekomendasi untuk Anda

MINA Millenia
Palestina
Palestina
Indonesia