Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nablus Dalam Kesulitan Ekonomi Yang Rapuh

Ali Farkhan Tsani - Sabtu, 3 Juni 2023 - 06:55 WIB

Sabtu, 3 Juni 2023 - 06:55 WIB

1 Views

Nablus, MINA – Kota Nablus, sekitar 40 km di utara Yerusalem, saat ini dalam kesulitan ekonomi yang rapuh, karena langkah-langkah yang diberlakukan oleh pendudukan Israel, berupa blokade dan serangan militer, serta menghalangi pergerakan warga di pos pemeriksaan yang tersebar di sekitarnya.

Pasar kegubernuran telah mengalami penurunan yang signifikan yang sudah menderita akibat dari pandemi virus corona. Shahifah Al-Quds melaporkan, Jumat (2/6).

Banyak pedagang mengeluh tentang situasi ini, yang menyaksikan keadaan kemunduran yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang mempengaruhi pergerakan komersial di pasar.

Pasar kota yang biasanya ramai dengan pengunjung dan pembeli dari luar gubernuran, semakin menurun. Ditambah daya beli warga yang menurun.

Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia

Pemilik toko pakaian di Khan al-Tujjar, Bassam Abu Zaid, mengatakan dia sedih dengan kondisi pasar kota yang sulit, akibat penggerebekan Israel yang semakin intensif.

“Sebelum kondisi keamanan yang sulit itu, saya biasa bekerja di toko dari jam delapan pagi sampai sore. Namun sekarang jam sepuluh baru buka dan itupun masih sepi, dan menutupnya sebelum matahari terbenam karena takut ada gangguan,” ujar Abu Zaid.

Dia juga mengurangi jumlah karyawannya sebagai akibat dari kurangnya jual beli.

Pedagang lainnya, Abu Sameh yang memiliki toko di Khan al-Tujjar mengatakan, pergerakan pembelian telah mencapai titik terendah.

Baca Juga: Zionis Israel Serang Pelabuhan Al-Bayda dan Latakia, Suriah

Kegubernuran Nablus dianggap sebagai pusat vital di utara Tepi Barat, dan berisi banyak lembaga pemerintah dan swasta, universitas, dan ribuan lembaga ekonomi, dan sangat bergantung pada pariwisata domestik.

Seorang anggota Dewan Direksi Kamar Dagang Nablus, Yassin Dweikat, mengatakan, ketakutan adalah musuh utama aktivitas komersial.

“Situasi ekonomi yang memburuk ini belum pernah disaksikan di Nablus selama dekade ini.

Blokade pendudukan yang diberlakukan di kota, desa-desanya dan kamp-kampnya, selain invasi terus menerus, dan serangan pemukim di jalan-jalan utama desa-desa sekitarnya, sangat mengurangi aktivitas komersial pembeli,” ujarnya.

Baca Juga: Majelis Umum PBB akan Beri Suara untuk Gencatan Senjata ‘Tanpa Syarat’ di Gaza

Dwaikat mengatakan, pergerakan komersial telah kehilangan 75% aktivitasnya.

Perwakilan dari sektor furnitur, Saher Baara, juga mengungkapkan merasakan penurunan yang mencolok di berbagai sektor, terutama furnitur yang dianggap sebagai kebutuhan sekunder bagi pembeli.

Dia menekankan perlunya upaya bersama dari semua institusi untuk keluar dari krisis ini.

Dia juga mendesak Kamar Dagang, dalam kemitraan dengan lembaga dan kegiatan kegubernuran, untuk berkomunikasi dengan pemerintah Palestina, dan menekan komunitas internasional untuk menghentikan blokade terhadap kegubernuran Nablus. (T/RS2/P2)

Baca Juga: Sudah 66 Hari Israel Blokir Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Utara

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Palestina