Na’eem Al-Ghoul : Perbatasan Gaza – Sinai Memburuk

Terowongan-terowongan Gaza di Sinai dibanjiri air laut oleh otoritas Mesir, September 2015. (Foto: dok. MEMO)
Terowongan-terowongan di dibanjiri air laut oleh otoritas Mesir, September 2015. (Foto: dok. MEMO)

, 2 Jumadil Awwal 1437/ 10 Februari 2016 (MINA) – Komandan Dinas Keamanan Nasional Palestina di Gaza, Na’eem Al-Ghoul, menegaskan bahwa situasi di Mesir memburuk, Senin (8/2).

Kondisi itu terjadi sejak pihak berwenang Kairo mulai membanjiri parit yang dibuatnya dengan air laut. Demikian QudsNet memberitakan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

“Banjir menciptakan bencana lingkungan. Meskipun Departemen Perumahan dan Pekerjaan Palestina telah banyak melakukan untuk membatasi efek dari air laut, situasi ini tak tertahankan,” kata Al-Ghoul kepada sebuah stasiun radio lokal.

Dia menyerukan semua pihak bergerak dengan cepat untuk mendesak Pemerintah Mesir agar mempertimbangkan taktiknya dan konsekuensi bencana kemanusiaan.

“Air laut ini memiliki efek serius pada akuifer air tawar di Gaza,” tegas Al-Ghoul.

Tentara Mesir diklaim  membanjiri zona perbatasan dengan air laut sejak September lalu dalam upaya menghancurkan semua terowongan antara Gaza dan Sinai. Terowongan-terowongan tersebut digambarkan oleh pengamat independen sebagai “garis hidup” bagi rakyat Palestina yang terkepung di Jalur Gaza.

Baru-baru ini menteri Israel mengatakan, Pemerintah Mesir membanjiri perbatasan atas permintaan Israel. Namun, klaim itu dibantah oleh Pemerintah Kairo.

Pemerintah Palestina meyakini, perang di terowongan dan penutupan Rafah adalah bagian dari pengepungan terhadap Jalur Gaza yang dipimpin Israel sejak 2006.

Penutupan dan penghancuran terowongan menjadi bencana pada mata pencaharian jutaan warga Palestina yang terjebak di Jalur Gaza. (T/hna/P001)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.