Kuala Lumpur, 29 Rajab 1436/18 Mei 2015 (MINA) – Perdana Menteri Malaysia, Najib Tun Abdul razak, mengatakan, kemajuan ekonomi ASEAN harus berkelanjutan dan inklusif dan keberhasilannya dicapai oleh semua negara ASEAN.
Dia mencatat bahwa pemberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada akhir tahun ini akan menyebabkan barang, jasa, investasi dan tenaga kerja terampil mengalir bebas di seluruh kawasan.
“Semua tanda-tanda itu mendukung kami,” katanya dalam pidatonya di Konferensi Asia-18 Minyak dan Gas 2015 di Kuala Lumpur Convention Centre, Senin (18/5), demikian laporan BERNAMA yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Najib menyebutkan, perlambatan ekonomi di China tidak akan menurunkan Asia dari panggung perekonomian, karena Asia Tenggara telah berubah dari sebuah kawasan perselisihan dan kemiskinan menjadi salah satu kekuatan yang befkembang selama empat dekade terakhir ini.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
“Sejak tahun 2001, perekonomian 10 negara yang membentuk ASEAN telah tumbuh 300 persen. Gabungan kekuatan ASEAN sudah merupakan perekonomian terbesar ketujuh di dunia, dan diharapkan paling lambat menjadi terbesar keempat tahun 2050,” katanya.
Dia mengungkapkan, urbanisasi dan perkembangan kelas menengah ASEAN, diperkirakan akan mencapai 144 juta pada 2017, yang mendorong pertumbuhan konsumen dan permintaan energi.
“Konsumsi energi per kapita sekarang baru mencapai setengah rata-rata dunia, sehingga diharapkan peningkatan permintaan akan cukup besar,” ujarnya. (T/P005/R01)
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)