Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

NASA Catat Dua Lidah Api Matahari, Dapat Ganggu GPS

Ali Farkhan Tsani - Jumat, 8 September 2017 - 05:15 WIB

Jumat, 8 September 2017 - 05:15 WIB

271 Views

Pengamatan matahari (Dok NASA)

nasa-300x224.jpg" alt="" width="336" height="251" /> Pengamatan matahari (Dok NASA)

Washington, MINA  – Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASANational Aeronautics and Space Administration) mencatat adanya dua lidah api matahari (solar flare), yang dapat mengganggu sistem Global Positioning System (GPS) dan komunikasi bergerak.

Matahari memancarkan dua lidah apinya pada tingkat menengah pada Rabu (6/9) pukul 6:15 pagi waktu EDT (musim panas timur). Jilatan kedua yang lebih besar, memuncak pada pukul 10:36 pagi waktu EDT.

Keduanya merupakan kobaran api matahari dengan intensitas terkuat sejak Desember 2008, MINA (Mi’raj News Agency) memberitakan dari sumber NASA.

NASA menambahkan, Ini adalah jilatan keempat dan kelima yang cukup besar dari wilayah aktif yang sama sejak 4 September.

Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina 

“Namun dapat mengganggu atmosfir di lapisan tempat sinyal sistem pemosisi global GPS (Global Positioning System) dan komunikasi bergerak,” catatan NASA,

Observatorium Dinamika Matahari NASA, yang menyaksikan matahari terus-menerus, menangkap gambar dari kedua peristiwa tersebut.

Solar flare adalah semburan radiasi matahari yang kuat, tapi tidak dapat melewati atmosfer bumi untuk mempengaruhi manusia secara fisik di lapangan.

Menurut Pusat Prediksi Cuaca Darat (SWPC), seperti disebutkan Daily Sabah Technology, kategori ini yang disebut erupsi X dapat juga mengganggu komunikasi radio frekuensi tinggi selama satu jam di sisi bumi yang menghadapi matahari dan komunikasi frekuensi rendah yang digunakan dalam navigasi.

Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan

Laporan menambahkan, kedua letusan api tersebut terjadi di daerah aktif matahari bernama AR 2673, di mana terjadi letusan rata-rata intensitas yang terjadi pada 4 September.

Letusan pertama diberi peringkat X2,2 dan letusan kedua diberi nilai X9,3. Dengan demikian, letusan yang diberi nilai X9,3 adalah yang paling kuat yang tercatat dalam 11 tahun terakhir.

Siklus matahari rata-rata berumur sebelas tahun. Pada akhir fase aktif, letusan ini menjadi semakin langka tapi tetap bisa menjadi kuat.

Badai matahari diakibatkan oleh akumulasi energi magnetik di beberapa tempat, dengan pancaran materi terionisasi berkecepatan tinggi ke dalam dan di luar mahkota matahari hingga ratusan ribu kilometer ke luar matahari. (T/RS2/P1)

Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam
Kolom
Internasional
Pendidikan dan IPTEK