Washington, MINA – Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA – National Aeronautics and Space Administration) mencatat adanya dua lidah api matahari (solar flare), yang dapat mengganggu sistem Global Positioning System (GPS) dan komunikasi bergerak.
Matahari memancarkan dua lidah apinya pada tingkat menengah pada Rabu (6/9) pukul 6:15 pagi waktu EDT (musim panas timur). Jilatan kedua yang lebih besar, memuncak pada pukul 10:36 pagi waktu EDT.
Keduanya merupakan kobaran api matahari dengan intensitas terkuat sejak Desember 2008, MINA (Mi’raj News Agency) memberitakan dari sumber NASA.
NASA menambahkan, Ini adalah jilatan keempat dan kelima yang cukup besar dari wilayah aktif yang sama sejak 4 September.
Baca Juga: Trump Terkejut Atas Penolakan Mesir dan Yordania Soal Relokasi Warga Gaza
“Namun dapat mengganggu atmosfir di lapisan tempat sinyal sistem pemosisi global GPS (Global Positioning System) dan komunikasi bergerak,” catatan NASA,
Observatorium Dinamika Matahari NASA, yang menyaksikan matahari terus-menerus, menangkap gambar dari kedua peristiwa tersebut.
Solar flare adalah semburan radiasi matahari yang kuat, tapi tidak dapat melewati atmosfer bumi untuk mempengaruhi manusia secara fisik di lapangan.
Menurut Pusat Prediksi Cuaca Darat (SWPC), seperti disebutkan Daily Sabah Technology, kategori ini yang disebut erupsi X dapat juga mengganggu komunikasi radio frekuensi tinggi selama satu jam di sisi bumi yang menghadapi matahari dan komunikasi frekuensi rendah yang digunakan dalam navigasi.
Baca Juga: Lavrov: G20 Sambut Baik Perundingan Rusia-AS di Riyadh
Laporan menambahkan, kedua letusan api tersebut terjadi di daerah aktif matahari bernama AR 2673, di mana terjadi letusan rata-rata intensitas yang terjadi pada 4 September.
Letusan pertama diberi peringkat X2,2 dan letusan kedua diberi nilai X9,3. Dengan demikian, letusan yang diberi nilai X9,3 adalah yang paling kuat yang tercatat dalam 11 tahun terakhir.
Siklus matahari rata-rata berumur sebelas tahun. Pada akhir fase aktif, letusan ini menjadi semakin langka tapi tetap bisa menjadi kuat.
Badai matahari diakibatkan oleh akumulasi energi magnetik di beberapa tempat, dengan pancaran materi terionisasi berkecepatan tinggi ke dalam dan di luar mahkota matahari hingga ratusan ribu kilometer ke luar matahari. (T/RS2/P1)
Baca Juga: Rusia Soroti Perlunya Palestina Merdeka untuk Selesaikan Krisis Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Dubes Masaki: Jepang dan Indonesia Perkuat Kemitraan Strategis di Tengah Tantangan Global