New York, 15 Dzulhijjah 1436/29 September 2015 (MINA) – Para ilmuwan NASA, Senin (28/9), mengumumkan adanya tanda-tanda air cair di planet Mars selama bulan-bulan musim panas.
Hasil itu mendorong dugaan kuat para ilmuwan tentang kemungkinan adanya kehidupan di Planet Merah tersebut.
“Dalam keadaan tertentu, air cair telah ditemukan di Mars,” kata Jim Green, Direktur Sains Planet NASA. “Mars tidak kering (seperti) planet gersang yang kami sangka dulu.”
Arus intermiten, secara resmi disebut Recurring Slope Linae (RSL), adalah aliran air asin yang dilihat mengalir di permukaan planet Mars ketika musim panas. Kandungan garam air sangat penting, karena tanpa itu air akan membeku dalam iklim Mars yang sangat dingin.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
“Ini adalah garis-garis gelap yang terbentuk di akhir musim semi, muncul melalui musim panas, dan kemudian menghilang dengan jatuh,” kata Michael Meyer, ilmuwan yang memimpin program NASA’s Mars Exploration, demikian Anadolu Agency melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Para ilmuwan menemukan air beku di kutub dingin Mars pada tahun 2008, tetapi selama empat tahun terakhir mereka telah memeriksa satu steak gelap di permukaan planet dan mereka menemukan di lokasi yang sebelumnya tak terlihat di lintang.
“Observasi ini telah memperkecil kendala bagaimana RSL mungkin terbentuk, tapi belum ada bukti air sampai sekarang,” tambah Meyer.
Tidak jelas berapa banyak air yang mengalir di permukaan Mars selama musim panas yang relatif hangat. Tetapi mengingat air cair sangat mendasar bagi kehidupan, penemuan ini dapat memiliki konsekuensi besar bagi pencarian lebih lanjut untuk kehidupan, dalam beberapa bentuk di Mars.
Baca Juga: DK PBB Berikan Suara untuk Rancangan Resolusi Gencatan Genjata Gaza
“Tampaknya semakin kita mempelajari Mars, kita semakin belajar bagaimana hidup bisa didukung dan di mana ada sumber daya untuk mendukung kehidupan di masa depan,” kata Meyer, dalam referensi yang jelas untuk memungkinkan misi berawak ke planet merah itu.
Para ilmuwan masih ragu akan sumber air, tapi mereka mencatat itu bisa dari akuifer bawah tanah, pencairan es, uap dari atmosfer, atau beberapa kombinasi dari sumber-sumber ini. (T/P001/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Kepada Sekjen PBB, Prabowo Sampaikan Komitmen Transisi Energi Terbarukan