Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

NASIB “UIGHUR” DI TANGAN TIGA NEGARA

Rudi Hendrik - Jumat, 28 November 2014 - 06:03 WIB

Jumat, 28 November 2014 - 06:03 WIB

1195 Views

MUSLIMAH UIGHUR
Ilustrasi: pengungsi etnis Uighur. (Foto: AP)

UIGHUR-300x178.jpg" alt="Ilustrasi: pengungsi etnis Uighur. (Foto: AP)" width="300" height="178" /> Ilustrasi: pengungsi etnis Uighur. (Foto: AP)

Oleh: Rudi Hendrik, jurnalis Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Sekelompok migran yang diyakini sebagai etnis Uighur, ditemukan oleh polisi imigrasi Thailand di sebuah perkebunan karet wilayah Selatan pada bulan Maret, kemudian dinyatakan sebagai imigran ilegal.

Kelompok migran itu mengaku sebagai warga negara Turki, tetapi kuat dugaan mereka benar-benar warga Uighur. Sedikit pun mereka tidak memiliki dokumen-dokumen kewarganegaraan.

Kasus inilah yang memicu pemerintah Turki mengajukan diri untuk menampung kelompok tersebut dan berniat membawanya ke Ankara.

Baca Juga: Rahasia Doa Rizki Halal dan Berkah, Mendapatkan Rezeki Tanpa Beban Berat

Organisasi kemanusiaan internasional, Human Rights Watch (HRW) memuji permintaan pemerintah Turki untuk menampung mereka yang ditemukan sudah berada di sebuah kamp perbatasan Thailand, Songkhla.

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu Rabu mengatakan, ia telah mengirim surat pemberitahuan kepada pemerintah Thailand dan Menteri Luar Negeri Cina, serta menyatakan “Turki ingin menampung orang-orang Uighur”.

Etnis Uighur utamanya tinggal di daerah otonomi Xinjiang di Cina, di mana mereka secara resmi diakui sebagai salah satu dari 56 etnis minoritas.

Mereka seharusnya bebas pergi

Baca Juga: Negara Adidaya Lumpuh: Amerika Serikat Resmi Shutdown, Rakyat Terjerat Ketidakpastian

UIGHUR-300x203.jpg" alt="uighur/">Muslim Uighur di Cina telah dibatasi dalam melaksanakan agama dan budayanya. (Foto: AA)" width="300" height="203" /> uighur/">Muslim Uighur di Cina telah dibatasi dalam melaksanakan agama dan budayanya. (Foto: AA)

Phil Robertson, Wakil Direktur HRW Divisi Asia, mengatakan kepada Anadolu Agency pada Kamis (27/11), organisasinya yakin bahwa mereka harus diizinkan untuk pergi.

“Oleh karena pemerintah Turki telah menyatakan siap menerima mereka, sulit bagi kita untuk memahami mengapa Thailand tidak mengizinkan kelompok ini dipulangkan ke Turki,” katanya.

Wakil Presiden Kongres Uighur Dunia, Seyit Tumturk mengatakan, ia telah bertemu dengan anggota kelompok di Thailand dan mereka semua mengaku kepadanya sebagai warga Turki, bukan Cina, dan mereka semua berbicara bahasa Turki.

Dia menegaskan, etnis Uighur mengalami penyiksaan dan penindasan di Cina hanya karena ingin memenuhi keyakinan agama mereka sebagai Muslim.

Baca Juga: Bantuan Udara adalah Rudal Jenis Baru

“Mereka harus dikirim ke Turki atau negara lain yang aman,” kata Tumturk. “Jika tidak, mereka akan ditembak atau disiksa dan dibunuh.”

Sementara itu Robertson mengatakan, Konsulat Jenderal Cina di Songkhla telah berbicara secara terbuka tentang situasi itu, dan menyatakan kelompok itu adalah warga Uighur dan harus dikirim kembali ke Cina.

Pada Maret lalu, Wakil Kepala Misi Kedubes Turki di Bangkok, Ahmet Akay mengatakan, pihaknya telah mengirim utusan ke Songkhla untuk membantu mengidentifikasi mereka.

“Saya diperintahkan untuk menemukan identitas mereka. Temuan saya akan diteruskan ke markas saya. Sejauh yang saya tahu, mereka tidak memiliki dokumen,” katanya kepada Anadolu Agency.

Baca Juga: Influencer Dibayar, Palestina Berdarah: Perang Sunyi di Media Sosial

Kabur atau dijual?

Pihak berwenang Thailand telah memisahkan perempuan dan anak-anak dari laki-laki dewasa dan memulai proses verifikasi kewarganegaraan.

Sebanyak 169 wanita dan anak-anak, ditempatkan di penampungan sosial di Songkhla, sedangkan laki-laki ditahan di beberapa penjara polisi imigrasi.

“Orang-orang telah ditahan di penjara imigrasi yang panas, kotor, dan sempit,” kata Robertson. “Jelas, mereka sama sekali tidak nyaman ditempatkan dalam kondisi seperti itu.”

Dari 169 perempuan dan anak-anak yang ditempatkan di penampungan sosial, 137 orang telah melarikan diri.

Baca Juga: Baitul Maqdis: Pusat Peradaban Islam yang Terlupakan

Robertson tidak percaya dengan asumsi pemerintah Thailand yang meyakini anggota kelompok itu telah diperdagangkan ke negara ketiga.

“Kami tidak mendengar apa-apa lagi tentang kelompok ini. Namun, kami tidak percaya tuduhan pemerintah Thailand bahwa mereka dibawa pergi oleh para pedagang. Jelas, mereka kabur dari penampungan Kementerian Pembangunan Sosial dan Keamanan Manusia karena mereka ingin pergi.”

Selain di daerah otonomi Xinjiang Uighur Cina, komunitas Uighur tersebar dalam jumlah kecil di Jerman, Belgia, Belanda, Norwegia, Swedia, Rusia, Afghanistan, Pakistan, Arab Saudi, Kanada, Amerika Serikat, dan Turki.

Organisasi hak asasi manusia, aktivis dan pengamat mengatakan, mereka dikenakan pembatasan agama, budaya dan bahasa, yang menyebabkan mereka melarikan diri dari Cina dan membuat tuntutan mereka akan adanya sebuah negara terpisah,  semakin kuat.

Baca Juga: Pesantren Al-Kahfi Somalangu: Warisan 600 Tahun Islam Nusantara

Mereka sering menjadi korban penyelundupan manusia karena terobsesi mencari kehidupan yang lebih baik. (T/P001/R11/R01)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Sumber: Anadolu Agency

Baca Juga: Jejak Darah di Tanah Suci: Fakta Kekejaman Zionis Israel

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Internasional
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, dalam pidatonya di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-80 pada Selasa (23/9) di New York, Amerika Serikat mengangkat sebuah foto seorang anak Palestina yang kekurangan gizi parah di Gaza (foto: Anadolu Agency)
Amerika
Dunia Islam
MINA Sport
MINA Sport