Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Naskah Khutbah Jumat : Memaknai All Eyes on Rafah

Ali Farkhan Tsani - Jumat, 31 Mei 2024 - 09:11 WIB

Jumat, 31 Mei 2024 - 09:11 WIB

108 Views

Oleh Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita MINA, Duta Al-Quds Internasional

Memaknai rafah/">All Eyes on Rafah, seluruh mata tertuju ke Rafah, di ujung selatan Jalur Gaza, Palestina, berarti dunia harus melihat dan bertindak terhadap adanya pembunuhan, pembantaian dan pembersihan (genosida) yang dilakukan pasukan Zionis terhadap manusia yang punya hak hidup di muka bumi ini.

Memaknai rafah/">All Eyes on Rafah ini diuraikan dalam Khutbah Jumat berikut ini :

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا

Baca Juga: Khutbah Jumat: Menggapai Syahid di Jalan Allah Ta’ala

أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ عَزَّوَجَلَّ اُوْسِيْنيْ وَاِيَّاكُمْ بِتَقْوَااللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ , كَمَا قَالَ اللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى فِي الْقُرْاَنِ الْكَرِيْمِ , أَعُوْذُ بِالله مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ  بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ : يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Hadirin sidang Jumat yang Allah muliakan

Alhamdulillahi, segala puji hanya bagi Allah, marilah kita senantiasa memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah atas segala nikmat dan karunia-Nya, yang telah Allah curahkan kepada kita.

Shalawat teriring salam marilah senantiasa kita haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, beserta keluarganya, para sahabatnya, serta para pengikutnya yang setia menegakkan sunnahnya hingga akhir jaman.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Mempersiapkan Generasi Pembebas Masjid Al-Aqsa

Selanjutnya, khatib menyampaikan wasiat untuk dirinya dan keluarganya, serta hadirin sekalian, marilah kita senantiasa meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Imand an takwa yang dapat mengantarkan agar kita hidup bahagia, selamat dan sejahtera, di dunia hingga di akhirat kelak.

Allah mengingatkan kita di dalam firman-Nya :

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kalian mati kecuali dalam keadaan Muslim (berserah diri kepada Allah)”. (QS Ali Imran [3] : 102).

Baca Juga: Khutbah Jumat: Jalan Mendaki Menuju Ridha Ilahi  

Pada ayat lain Allah berfirman:

يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَقُولُواْ قَوۡلاً۬ سَدِيدً۬ا (٧٠) يُصۡلِحۡ لَكُمۡ أَعۡمَـٰلَكُمۡ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۗ وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُ ۥ فَقَدۡ فَازَ فَوۡزًا عَظِيمًا (٧١)

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar. Niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa menta’ati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar”. (Q.S. Al-Ahzab [33]: 70-71).

Hadirin yang sama-sama mengharap ridha Allah

Baca Juga: Khutbah Jumat: Akhir Kehancuran Negara Zionis

Saat ini dunia sedang menyaksikan tragedi dan bencana kemanusiaan terbesar sepanjang sejarah manusia. Yaitu adanya  pembunuhan, pembantaian dan pembersihan (genosida) yang dilakukan pasukan Zionis terhadap jutaan manusia di Palestina yang punya hak hidup di muka bumi ini.

Genosida ini terjadi di hadapan mata ratusan pimpinan negara di dunia yang katanya menghormati Hak Asasi Manusia (HAM), dan di hadapan mata Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang katanya didirikan untuk perdamaian, di hadapan mata miliaran manusia yang tentunya memiliki jiwa kemanusiaan.

Genosida juga berlangsung di hadapan mata Orgeanisasi Kerjasama Islam (OKI) yang didirikan karena keprihatinan negara-negara Islam atas berbagai masalah yang dihadapi umat Islam, khususnya setelah terjadinya pembakaran sebagian Masjid Al-Aqsa, dan di hadapan sekitar 2 miliar lebih warga Muslim dunia yang menjadi saudara bagi Muslim lainnya.

Genosida terang-terangan ini kemudian menggugah warganet untuk menyebarkan pesan viral melalui gambar bertajuk “rafah/">All Eyes on Rafah”, seluruh mata tertuju ke Rafah, di ujung selatan Jalur Gaza.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Memberantas Miras Menurut Syariat Islam

Memaknai rafah/">All Eyes on Rafah  tentu adalah untuk membuka mata dunia dari tidur, tertidur atau terpejamnya, bahwa sejak dimulainya perang Zionis di Jalur Gaza, Zionis mulai mengebom Jalur Gaza dari utara dan bergerak ke selatan.

Situasi ini, membuat jutaan warga Palestina di Jalur Gaza utara diusir meninggalkan rumah mereka untuk menuju ke bagian selatan, di Rafah, yang disebut lebih aman sebagai tempat perlindungan.

Namun setelah jutaan warga terusir dan mengungsi di Rafah, bagian selatan Gaza, hidup di tenda-tenda darurat nan kumuh beralaskan tanah, dengan minimnya sarana air bersih, fasilitas MCK (Mandi Cuci Kakus), tanpa listrik, dan tanpa makanan memadai. Kemudian pasukan Zionis malah melancarkan pengeboman dan melancarkan operasi darat di Rafah.

Lalu, jutaan warga yang terusir tersebut mau mencari perlindungan di mana lagi? Setelah tempat perlindungan terakhir, di ujung selatan Gaza, yang berbatasan dengan Mesir, juga diserbu?

Baca Juga: Khutbah Jumat: Menyongsong Bulan Solidaritas Palestina

Padahal korban warga Gaza per Kamis 30 Mei 2024 telah mencapai 36.171 orang gugur, dengan 15.328 anak-anak dan 10.171 perempuan. Sementara 81.420 orang lainnya luka-luka.

Hadirin yang sama-sama mengharap pertolongan Allah

Melihat nasib saudara-saudara kira di Rafah, Jalur Gaza, Palestina, sungguh Allah telah menegur kita di dalam ayat-Nya:

ٱلَّذِينَ أُخْرِجُوا۟ مِن دِيَٰرِهِم بِغَيْرِ حَقٍّ إِلَّآ أَن يَقُولُوا۟ رَبُّنَا ٱللَّهُ ۗ وَلَوْلَا دَفْعُ ٱللَّهِ ٱلنَّاسَ بَعْضَهُم بِبَعْضٍ لَّهُدِّمَتْ صَوَٰمِعُ وَبِيَعٌ وَصَلَوَٰتٌ وَمَسَٰجِدُ يُذْكَرُ فِيهَا ٱسْمُ ٱللَّهِ كَثِيرًا ۗ وَلَيَنصُرَنَّ ٱللَّهُ مَن يَنصُرُهُۥٓ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَقَوِىٌّ عَزِيزٌ

Baca Juga: Khutbah Jumat: Perintah Berhati-hati dalam Menyebarkan Informasi  

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: “Tuhan kami hanyalah Allah”. Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa”. (QS Al-Hajj [22] : 40).

Berkaitan dengan ayat, Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di, di dalam tafsirnya menjelaskan, ayat ini bahwa Allah menceritakan tentang bentuk tindakan kezhaliman yaitu terusirnya orang-orang dari kampung-kampung halaman mereka, lantaran adanya penindasan dan fitnah kepada kaum Muslimin tanpa alasan yang benar kecuali.

Bahkan mereka yang tertindas adalah orang-orang yang mengatakan, “Tuhan kami hanyalah Allah.” Mereka adalah orang-orang yang mengesakan Allah dan menyembah-Nya dengan mengikhlaskan ibadah kepada-Nya.

Hal yang senada Allah sebutkan di dalam ayat :

Baca Juga: Khutbah Jumat: Memperkuat Pembelaan terhadap Masjid Al-Aqsa dan Palestina

وَمَا نَقَمُوا۟ مِنْهُمْ إِلَّآ أَن يُؤْمِنُوا۟ بِٱللَّهِ ٱلْعَزِيزِ ٱلْحَمِيدِ

Artinya : “Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.” (QS Al-Buruj [85] : 8).

Selanjutnya, pada ujung Surat Al-Hajj ayat 40 disebutkan, “Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa”.

Ayat ini menunjukkan pada hikmah disyariatkannya jihad di jalan Allah, yaitu menegakkan agama Allah dan menghadang orang-orang kafir yang mengganggu kaum Mukminin, yang melampaui batas terhadap kaum Mukminin, serta tindakan aniaya dan permusuhan, termasuk pengusiran dan genosida, terhadap kaum Mukminin.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Menjadi Umat Unggul dengan Al-Qur’an

Maka, seperti dijelaskan Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di, bahwa pelaksanaan jihad di jalan Allah disyariatkan untuk tujuan menghentikan amukan dan gangguan pihak tertentu terhadap orang-orang yang beriman kepada Allah.

Jihad di jalan Allah itu sendiri merupakan bagian dari menolong agama Allah. Maka, pantaslah kalau Allah pun menyebutnya di dalam ayat tersebut dengan, “Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya.” Yaitu orang-orang yang melakukan pembelaan terhadap agama-Nya dengan ikhlas, serta berjuang di jalan-Nya agar kalimat Allah-lah yang paling tinggi.

Hal ini juga menunjukkan bahwa di negara-negara yang di dalamnya telah terwujud ketenangan untuk melakukan ibadah kepada Allah, masjid-masjidnya makmur, seluruh simbol-simbol agama di luar Islam juga dihormati, keadaan ini merupakan bagian dari jasa mulia orang-orang yang berjihad di jalan Allah.

Hadirin sidang Jumat yang Allah muliakan

Baca Juga: Khutbah Jumat: Perintah Makan yang Halal dan Thayib

Kaitannya dengan memaknai rafah/">All Eyes on Rafah saat ini antara lain adalah sebagai berikut :

Pertama, warga yang tertindas dan terjajah, yang dimotori para pejuang gerakan perlawanan di Jalur Gaza, telah diizinkan berperang membela diri, sebagaimana firman Allah :

أُذِنَ لِلَّذِينَ يُقَٰتَلُونَ بِأَنَّهُمْ ظُلِمُوا۟ ۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ نَصْرِهِمْ لَقَدِيرٌ

Artinya: “Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu”. (QS Al-Hajj [22] : 39).

Kedua, kondisi ketertindasan seperti itu, menjadi penyebab dilakukannya jihad di jalan Allah, sebagaimana firman-Nya :

وَقَٰتِلُوا۟ ٱلْمُشْرِكِينَ كَآفَّةً كَمَا يُقَٰتِلُونَكُمْ كَآفَّةً ۚ وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلْمُتَّقِينَ

Artinya : “dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya.” (QS At-Taubah [9] : 36).

Ketiga, ini merupakan bagian dari menolong agama Allah, seperti firman-Nya yang menyebutkan :

  يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِن تَنصُرُوا۟ ٱللَّهَ يَنصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS Muhammad [47] : 7).

Keempat, menjadi kewajiban seluruh orang beriman di manapun berada untuk menolong dan membela saudara-saudaranya yang terzalimi, sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan.

Allah mengingatkan kita di dalam ayat-Nya :

إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا۟ بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Artinya : “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (QS Al-Hujurat [49] : 10).

Kelima, menjadi kewajiban seluruh orang beriman untuk membebaskan nasib saudara-saudaranya yang ditawan, yang kelaparan, yang sakit terluka, dan yang perlu perlindungan hidup.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengingatkan di dalam sebuah hadits:

فُكُّوا الْعَانِيَ وَأَطْعِمُوا الْجَائِعَ، وَعُودُوا الْمَرِيضَ

Artinya : “Bebaskan orang yang sedang tertawan, berikanlah makan kepada orang yang sedang kelaparan, dan jenguklah orang sedang sakit”. (HR Bukhari).

Kelima, menjadi kewajiban kita untuk mengirimkan solidaritas, bantuan, dan pembelaan, terhadap saudara-saudara kita yang berada di negeri penuh berkah, tempat terdekat dengan Baitul Maqdis. Seperti disebutkan di dalam hadits :

عَنْ مَيْمُونَةَ مَوْلَاةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم أَنَّهَا قَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ ، أَفْتِنَا فِي بَيْتِ الْمَقْدِسِ فَقَالَ أَرْضُ الْمَنْشَرِ والْمَحْشَرِ إَيتُوهُ فَصَلُّوا فِيهِ فَإِنَّ صَلَاةً فِيهِ كَأَلْفِ صَلَاةٍ قَالَتْ: أَرَأَيْتَ إِنْ لَمْ نُطِقْ أَنْ نَتَحَمَلَ إِلَيْهِ أَوْ نَأْتِيَهُ؟ قَالَ  فَأَهْدِينَ إِلَيْهِ زَيْتًا يُسْرَجُ فِيهِ فَإِنَّ مَنْ أَهْدَى لَهُ كَانَ كَمَنْ صَلَّى فِيهِ

Artinya: “Dari Maimunah pembantu Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, “Ya Nabi Allah, berikan fatwa kepadaku tentang Baitul Maqdis.” Nabi menjawab, “Tempat dikumpulkanya dan disebarkannya (manusia). Maka datangilah ia dan shalatlah di dalamnya. Karena shalat di dalamnya seperti shalat seribu rakaat di selainnya.” Maimunah bertanya lagi, “Bagaimana jika aku tidak bisa. “Maka berikanlah minyak untuk penerangannya. Barangsiapa yang memberikannya, maka seolah-olah ia telah mendatanginya.” (HR Ahmad).

Ya, kewajiban ‘mengirimkan minyak’ merupakan sebuah kewajiban sepanjang masa. Tentu bukan sekedar mengirim ‘minyak’ dalam arti harfiah. Sebuah perjuangan pembebasan Masjidil Al-Aqsa dan saudara-saudara kita di Palestina, melalui berbagai upaya, baik dengan pernyataan, harta, ilmu, tulisan, doa, jiwa dan raga, hingga mengorbankan nyawa di jalan Allah.

Keenam, untuk memperkuat upaya membebaskan saudara-saudara kita yang tertindas dari belenggu penjajahan, maka umat Islam wajib meneguhkan persatuan dan kesatuan seluruhnya, hidup dan berjuang berjamaah, untuk meraih kemenangan.

Allah mengingatkan kita di dalam firman-Nya :

وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعًا وَلاَ تَفَرَّقُوْا وَاذْكُرُوْا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ

Artinya : “Dan berpegangteguhlah kamu sekalian pada tali Allah seraya berjama’ah, dan janganlah kamu berfirqah-firqah, dan ingatlah akan ni’mat Allah atas kamu tatkala kamu dahulu bermusuh-musuhan maka Allah jinakkan antara hati-hati kamu, maka dengan ni’mat itu kamu menjadi bersaudara, padahal kamu dahulu nya telah berada di tepi jurang api Neraka, tetapi Dia (Allah) menyelamatkan kamu dari padanya; begitulah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu, supaya kamu mendapat petunjuk.” (Q.S. Ali ‘Imran [3]: 103).

Pada ayat lain, Allah berfirman :

وَٱلَّذِينَ كَفَرُواْ بَعۡضُہُمۡ أَوۡلِيَآءُ بَعۡضٍ‌ۚ إِلَّا تَفۡعَلُوهُ تَكُن فِتۡنَةٌ۬ فِى ٱلۡأَرۡضِ وَفَسَادٌ۬ ڪَبِيرٌ۬

Artinya: “Dan orang-orang yang kafir, setengahnya menjadi pelindung dan pembela bagi setengahnya yang lain. Jika kamu (wahai umat Islam) tidak menjalankan itu, niscaya akan berlakulah fitnah (kekacauan) di muka bumi dan kerusakan yang besar”. (QS Al-Anfal [8]: 73).

Semoga dengan memaknai rafah/">All Eyes on Rafah, seluruh mata tertuju ke Rafah, dapat menyatukan seluruh jiwa kaum Muslimin dan umat manusia untuk segera menghentikan tindak kejahatan kemanusiaan yang dilakukan kaum Zionis tersebut, dan menghukum para petinggi dan pasukan Zionis sehancur-hancurnya. Aamiin Yaa Robbal ‘Aalamin. []

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Desa Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah terendam banjir pada Februari 2024. (Istimewa)
Indonesia
girl's hand holding
Khadijah
Indonesia
Dunia Islam