Beirut, MINA – Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon Hassan Nasrallah mengatakan, operasi militer Israel yang menghancurkan sejumlah terowongan bawah tanah milik kelompok tersebut, belum menghentikan 10 persen rencana invasi ke Galilea.
Nasrallah pada Sabtu (26/1) mengatakan, operasi perbatasan itu sebagai indikasi kegagalan intelijen Israel dan menegaskan bahwa rencana Hizbullah ke Galilea di utara Israel tetap utuh, demikian Times of Israel melaporkan yang dikutip MINA pada Senin (28/1).
Itu adalah komentar pertama pemimpin kelompok tersebut sejak militer pendudukan meluncurkan Operasi Perisai Utara pada awal Desember lalu, yang mengungkap dan menghancurkan terowongan yang digali dari wilayah Lebanon selatan ke Galilea.
Nasrallah mengklaim selama wawancara dengan TV Al-Mayadeen bahwa “beberapa terowongan berasal dari sebelum Resolusi 1701 dan Perang Lebanon Kedua.”
Baca Juga: Kapal Wisata Mesir Tenggelam di Laut Merah, 17 Penumpang Hilang
Resolusi PBB 1701 mengakhiri konflik 2006 dan menyerukan semua kelompok bersenjata di Lebanon selain militer negara itu untuk tetap di utara Sungai Litani.
“Untuk memasuki Galilea, Anda tidak perlu terowongan,” katanya. “Ya, terowongan bisa menjadi faktor penolong dalam memasuki Galilea, secara terbatas dan parsial. Tapi operasi tingkat itu, jika diputuskan untuk itu terjadi suatu hari, akan membutuhkan semua perbatasan, lembah, dan bukit.”
Dia menambahkan bahwa “Dalam perang apa pun yang terjadi, semua wilayah Palestina yang diduduki akan menjadi perang dan medan perang.” (T/RI-1/B05)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Sempat Dilaporkan Hilang, Rabi Yahudi Ditemukan Tewas di UEA