Lebanon, MINA – Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah menegaskan, Zionis Israel telah gagal dan tidak bisa mencapai tujuannya selama perang di Jalur Gaza, seperti yang diakui oleh para pemimpinnya sendiri. Dia juga menjanjikan aksi “kejutan” dari kelompok militernya.
Dikutip dari Middle East Monitor (MEMO), Ahad (26/5), Pernyataan Nasrallah disampaikan dalam sebuah pidato yang disiarkan di televisi yang menandai peringatan Hari Perlawanan dan Pembebasan ke-24 di Lebanon pada tanggal 25 Mei setiap tahunnya.
Nasrallah mengatakan, Musuh tidak dapat mencapai tujuan-tujuannya, dan hal ini diakui oleh kepala Dewan Keamanan Nasional Zionis Israel, Tzachi Hanegbi.
Hanegbi menyampaikan hal tersebut dalam sebuah pertemuan Komite Keamanan dan Urusan Luar Negeri Knesset (Parlemen Israel), pada Rabu (22/5).
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
“Kami tidak mencapai tujuan strategis perang, karena kami tidak mencapai kesepakatan untuk mengembalikan para sandera, kami tidak bisa menggulingkan Hamas, dan kami tidak mengizinkan penduduk Jalur Gaza (pemukim) kembali ke rumah mereka dengan aman,” katanya.
Dia menunjukkan, perkiraan tentara menunjukkan bahwa untuk mencapai tujuan perang akan memakan waktu yang sangat lama, bukan hanya satu tahun, tetapi bertahun-tahun.
Dalam pidatonya, Nasrallah mempertimbangkan hal itu sebagai; “Pengakuan negara Palestina oleh sejumlah negara Eropa merupakan kerugian besar bagi penjajah.”
Dia menambahkan, pengakuan ini dianggap sebagai salah satu hasil dari pertempuran Badai Al-Aqsa, mengacu pada serangan yang dilancarkan oleh gerakan-gerakan perlawanan Palestina terhadap pangkalan militer Zionis Israel dan permukiman ilegal Yahudi di sekitar perbatasan Gaza pada 7 Oktober 2023 lalu.
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Pada Rabu kemarin juga, tiga negara Eropa (Irlandia, Spanyol, dan Norwegia) mengumumkan pengakuan resmi atas negara Palestina, sementara yang lain, seperti Slovenia dan Malta, mengumumkan kesediaan mereka untuk mengambil langkah yang sama.
Nasrallah juga berkomentar: “Salah satu hasil dari Badai Al-Aqsha dan keteguhan perlawanan adalah bahwa hari ini Israel harus berhadapan dengan Mahkamah Pidana Internasional (ICC),” setelah jaksa penuntut mahkamah, Karim Khan, berupaya mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan pemerintahannya Yoav Gallant atas kejahatan perang di Gaza.
Ia menegaskan, Zionis Israel tidak pernah menghormati resolusi internasional. Mereka melancarkan serangan paling kejam terhadap kota Rafah setelah keputusan Mahkamah Internasional (ICJ).
Sebelumnya pada Jumat, ICJ mengeluarkan langkah-langkah sementara baru yang menuntut Israel untuk segera menghentikan serangannya ke Rafah, menjaga agar perlintasan Rafah tetap terbuka untuk memfasilitasi masuknya bantuan ke Gaza, dan menyerahkan laporan ke mahkamah dalam waktu satu bulan mengenai langkah-langkah yang telah diambil. (T/ara)
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant