Brussel, MINA – Sekretaris Jenderal Aliansi Militer Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg pada Rabu (13/2), saat pertemuan para menteri pertahanan di Brussels mengumumkan akan berperan lebih besar di Irak, mengambil alih beberapa kegiatan dari koalisi pimpinan AS melawan Daesh / ISIS.
“Kami harus dapat melakukan operasi,” kata Jens Stoltenberg, Anadolu Agency melaporkan.
Stoltenberg mengatakan para menteri menyetujui prinsip “memperluas dan meningkatkan untuk melakukan lebih banyak” di Irak.
Dia menekankan, NATO telah berkonsultasi dengan pemerintah Irak dan aliansi militer hanya akan menetap di negara itu dengan persetujuan mereka.
Baca Juga: Diplomat Rusia: Assad dan Keluarga Ada di Moskow
“NATO berfokus pada “mengalahkan musuh kita bersama,” Daesh / ISIS, dan memastikan mereka tidak pernah kembali,” kata Stoltenberg.
Para menteri pertahanan juga membahas situasi keamanan dan kemanusiaan di Suriah barat laut.
Stoltenberg menegaskan kembali bahwa NATO “sangat prihatin” atas situasi di Idlib, yang merupakan “konsekuensi dari penggunaan kekerasan yang brutal, serangan yang mengerikan terhadap warga sipil tak berdosa serta pemboman tanpa pandang bulu terhadap sasaran sipil.”
“Kami menyerukan rezim Assad yang didukung Rusia untuk menghentikan semua serangan yang telah menewaskan warga sipil tak berdosa,” katanya.
Baca Juga: Penulis Inggris Penentang Holocaust Kini Kritik Genosida Israel di Gaza
Mengenai situasi keamanan di Afghanistan, dia menegaskan, aliansi tersebut sepenuhnya mendukung upaya perdamaian yang dipimpin AS.
“Sekarang tergantung pada Taliban untuk menunjukkan bahwa mereka berniat dan mau mengurangi kekerasan,” katanya.
Pada pertemuan kedua mereka hari Kamis (13/2) para menteri pertahanan membahas lebih lanjut keamanan dan stabilitas di Timur Tengah serta tanggapan aliansi terhadap penyebaran rudal Rusia. (T/R7/RS1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Polandia Komitmen Laksanakan Perintah Penangkapan Netanyahu