Brussels, 13 Syawal 1436/29 Juli 2015 (MINA) – NATO menyuarakan “dukungan kuat” kepada Turki, salah satu anggota NATO, dalam pertemuan darurat, Selasa, di Brussels, Belgia.
Berbicara pada konferensi pers setelah pertemuan, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan, dalam pertemuan itu ada kesepakatan penuh dalam pernyataan semua anggota kepada Turki dalam memerangi kelompok bersenjata Islamic State (ISIS/Daesh) dan Partai Buruh Kurdishtan (PKK).
“Semua sekutu mengutuk terorisme dalam segala bentuknya,” katanya, Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan setelah pertemuan di Brussels, NATO telah membahas ancaman terhadap Turki, di mana pada 20 Juli sebuah bom bunuh diri di Suruc menewaskan 32 warga Turki.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Beberapa orang anggota polisi dan militer Turki tewas sejak pemboman tersebut.
“Terorisme merupakan ancaman langsung terhadap keamanan negara-negara NATO serta stabilitas dan kemakmuran internasional,” kata pernyataan itu. “Ini adalah ancaman global yang tidak mengenal perbatasan, kebangsaan atau agama.”
Turki telah meluncurkan serangan udara sejak Jumat (24/7) terhadap posisi ISIS di Suriah dan PKK di Irak Utara.
Operasi kontra-terorisme membuat lebih 1.000 pendukung ISIS, PKK dan Partai Front Revolusioner Pembebasan Rakyat (DHKP-C) ditangkap di Turki.
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
Menurut Pasal 4 dari perjanjian NATO, setiap negara anggota dapat meminta pertemuan ke-28 anggota NATO jika merasa keamanannya terancam.
Pertemuan itu adalah yang kelima kalinya dalam sejarah NATO untuk masalah yang serupa.
Stoltenberg mengatakan, Turki tidak meminta kehadiran militer tambahan NATO di Turki.
“Apa yang kita semua ketahui, Turki adalah sekutu setia yang memiliki angkatan bersenjata yang sangat kuat. Saya menyambut peningkatan upaya Turki untuk melawan ISIS,” kata Stoltenberg.
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas
PKK yang dianggap sebagai organisasi teroris di Turki, Uni Eropa dan Amerika Serikat, telah terlibat dalam “proses solusi” bersama pemerintah Turki sejak 2013. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Hotel Italia Larang Warga Israel Menginap Imbas Genosida di Gaza