Brussel, MINA – Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada Selasa (27/11) menyatakan, dukungannya untuk Ukraina di tengah ketegangan Ukraina dengan Rusia dalam eskalasi terbaru dari konflik yang telah berlangsung selama empat tahun.
“Tidak ada pembenaran untuk penggunaan kekuatan militer Rusia terhadap kapal-kapal Ukraina dan personel angkatan laut. Kami meminta Rusia untuk membebaskan para pelaut Ukraina dan kapal yang disita tanpa penundaan,” kata aliansi militer tersebut dalam sebuah pernyataan.
NATO mengatakan, kekerasan yang dilakukan Rusia terhadap kapal dan pelaut Ukraina tidak bisa diterima. Seperti dilaporkan Anadolu Agency dikutip MINA.
“Mengingat penggunaan kekuatan militer Rusia terhadap Ukraina di Laut Azov dan Selat Kerch, sekutu NATO meminta Rusia untuk memastikan akses tanpa hambatan ke pelabuhan Ukraina dan memungkinkan kebebasan navigasi,” kata pernyataan itu.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
“Kami menegaskan kembali dukungan penuh kami untuk kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina dalam batas-batas dan perairan teritorial yang diakui secara internasional.”
NATO mengatakan, bahwa pihaknya mendukung Ukraina dan akan terus menyediakan dukungan politik dan praktis serta memantau situasi.
Sekutu pertahanan itu juga mengecam keras pencaplokan ilegal dan tidak sah Rusia atas Krimea dan mengatakan bahwa mereka itu tidak akan mengakui tindakan tersebut.
Rusia menyita dua kapal angkatan laut Ukraina dan sebuah kapal penarik angkatan laut bersama dengan 23 awak di Krimera pada Ahad, menuduh Kiev memasuki perairannya dan memprovokasi konflik.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Negara pimpinan Presiden Putin itu mengatakan, kapal-kapal tersebut telah mengabaikan panggilan untuk berhenti ketika mereka bergerak dari Odessa ke Pelabuhan Mariupol.
Video-video yang beredar di internet menunjukkan kapal penjaga pantai Rusia menabrak kapal penarik angkatan laut Ukraina di Selat Kerch.
Ukraina juga menuduh kapal perang Rusia melepaskan tembakan ke kapal perangnya di Krimea, menegaskan bahwa anggota awaknya terluka dan kapal-kapalnya disita.
Ketegangan antara Rusia dan Ukraina telah terjadi sejak 2014, ketika Rusia mencaplok Krimea setelah sebuah referendum yang kontroversial.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Ukraina juga menyalahkan Rusia atas kekerasan separatis di wilayah timur negaranya yang berada dekat perbatasan dengan Rusia. (T/R03/P1)