Washington, 27 Sya’ban 1437/3 Juni 2016 (MINA) – Wakil Ketua Misi Resolute Support di Afghanistan pimpinan NATO, Staf Komunikasi Angkatan Darat Brigjen Charles H. Cleveland mengatakan, tidak ada jadwal pembicaraan damai dengan pemimpin baru Taliban dalam waktu dekat.
Kepada para wartawan di Pentagon melalui teleconference, Kamis (2/6), Jenderal Cleveland mengatakan beberapa anggota Taliban mungkin ingin meninggalkan pertempuran setelah melihat serangan yang menewaskan pemimpin mereka, Mullah Akhtar Mansor.
Jenderal Cleveland lebih lanjut menambahkan bahwa sebagian anggota Taliban mungkin juga ingin memilih pembicaraan damai setelah dihadapkan dengan pertempuran lanjutan dan meningkatnya kemampuan pasukan Afghanistan.
“Harapan kami adalah sebagian dari orang-orang tingkat rendah mulai terlibat pada sepotong perdamaian,” kata Cleveland, demikian Khaama Press memberitakannya yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Pemerintah Afghanistan berharap bisa melakukan pembicaraan langsung dengan pimpinan kelompok Taliban pada awal Maret lalu di tengah upaya oleh anggota Kelompok Koordinasi Segiempat (Afghanistan, Pakistan, Amerika Serikat, dan Cina).
Namun, Taliban menolak berpartisipasi dalam pembicaraan damai langsung dan lebih memilih berjuang melawan pemerintah yang dinilai sebagai “boneka” AS.
Taliban telah mengumumkan serangan musim semi pada bulan April dan melakukan salah satu serangan terbesar di ibukota Kabul yang menewaskan setidaknya 64 orang dan melukai 347 lainnya.
Serangan itu memaksa pemerintah Afghanistan untuk mengubah sikap terhadap Taliban dan bersumpah untuk mengambil tindakan militer yang ketat terhadap militan untuk menekan mereka dan akhirnya memaksa mereka berpartisipasi dalam pembicaraan damai. (T/P001/R05)
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)