Beirut, MINA – Tokoh senior Hamas Mohamed Nazzal mengungkapkan, agen mata-mata Israel Mossad menggunakan paspor Bosnia dan mengaku sebagai wartawan untuk membunuh Mohamed Zawahri, seorang ahli drone Tunisia yang bekerja untuk Hamas tahun lalu.
Nazzal mengatakan di Beirut pada Kamis (16/11), sebuah penyelidikan menemukan bahwa sejumlah agen Mossad telah beroperasi di Tunisia selama beberapa bulan, berpura-pura menjadi wartawan asing untuk mendekati Zawahri.
Zawahri berada di bawah pengintaian ketat Mossad selama empat bulan sebelum pembunuhannya pada 15 Desember 2016.
Nazzal mencatat, dua pembunuh utama masuk ke Tunisia sebelum membunuh Zawahri menggunakan paspor Bosnia. Demikian Press TV memberitakannya yang dikutip MINA.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Zawahri, seorang warga Tunisia berusia 49 tahun, ditembak 20 kali di dekat kemudi mobilnya saat berada di kota pelabuhan Sfax.
Taktik operasional yang digunakan Mossad Nuntuk membunuh Zawahri yang bekerja untuk Hamas selama 10 tahun itu, bukanlah hal yang aneh bagi badan intelijen Israel terebut, yakni menyamar sebagai wartawan untuk wawancara sebagai umpan untuk melakukan pembunuhan.
Di tahun 2012, Israel pernah mengakui pembunuhan terhadap Abu Jihad pada tahun 1988, komandan kedua dari Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), dalam sebuah serangan di markas besar gerakan itu di Tunis.
Mossad secara luas juga diyakini berada di balik pembunuhan pemimpin Hamas Mahmoud Al-Mahbouh pada 2010. Mata-mata Israel menggunakan paspor Inggris, Irlandia, Australia dan lainnya untuk membunuhnya di Dubai.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Penggunaan paspor palsu itu menyebabkan Inggris, Irlandia dan Australia mengusir beberapa diplomat Israel terlibat sebagai protes. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)dan Ngaku Wartawan
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza