Jakarta, 7 Jumadil Ula 1434/19 Maret 2013 (MINA) – Delegasi Parlemen Serbia yang juga Speaker of National Assembly of Serbia Nebosja Stefanovic mengungkapkan kondisi dan situasi terakhir Republik Serbia. Menurutnya, memang ada beberapa masalah internal di Serbia, tapi Stefanovic menegaskan bahwa masalah yang terjadi di Serbia bukan konflik pertentangan antar agama, hanya konflik pertentangan antar etnis.
“Konflik yang terjadi di Serbia bukan karena pertentangan agama, jadi pendapat sebagaian pihak di dunia yang menganggap ada konflik pertentangan agama itu salah. Serbia adalah negara yang menghormati perbedaan antar agama terutama Islam. Bahkan Serbia adalah salah satu negara yang mendukung Palestina,” ungkapnya, saat berbincang tatap muka dengan Ketua MPR RI Taufiq Kiemas di Ruang Delegasi, Gedung Nusantara IV, Kompleks Gedung MPR/DPR/DPD Senin (18/3), demikian menurut siaran per MPR RI seperti dikutip Mi’raj News Agency (MINA).
Pemerintah dan parlemen Serbia menurut Stefanovic berupaya keras menyelesaikan masalah internal. Penyelesaian ini dengan maksud agar target-target pembangunan Serbia akan cepat secara riil dilakukan antara lain, pencalonan Serbia masuk Uni Eropa, melakukan reformasi diberbagai bidang terutama bidang hukum dan perlawanan terhadap korupsi serta kriminal dan kerjasama dengan negara sahabat.
“Saat ini kami mengajak parlemen Indonesia untuk saling mendukung kerjasama bilateral terutama bidang ekonomi dan investasi,” tambahnya.
Merespon hal tersebut, Ketua MPR RI Taufiq Kiemas mengatakan bahwa kerjasama bilateral pemerintah Indonesia dan Serbia dalam berbagai bidang terutama perekonomian dan investasi harus mendapat dukungan parlemen.
“Kami mendukung pemerintah Indonesia dalam melakukan upaya kerjasama bilateral dengan Serbia,” ujarnya.
Menurut Ketua MPR RI Taufiq Kiemas kedekatan kedua pemimpin besar ini makin dekat dengan bersama-sama menjadi penggerak gerakan Non Blok sebagai reaksi atas perang dingin blok timur dan blok barat waktu itu.
“Sampai sekarang pengaruh gerakan Non Blok sangat kentara sekali. Gerakan Non Blok ini membuktikan bahwa pemimpin-pemimpin besar itu memiliki visi yang sangat kedepan sekali mereka pemimpin-pemimpin yang visioner, saya rasa sampai sekarang pun jalinan persahabatan harus tetap baik,” ujarnya. (T/P015/E1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Indonesia Usung Prof. Hikmahanto Juwana di Lembaga Hukum Internasional