Washington, 19 Syawwal 1437/24 Juli 2016 (MINA) – Para menteri luar negeri dan menteri pertahanan dari lebih 40 negara koalisi anti-ISIS dan anggota yang telah memberikan kontribusi non-militer yang besar, menyambut kemajuan menguntungkan dari pasukan Irak dan pasukan oposisi moderat di Suriah.
Kedua pihak yang menjadi seteru kelompok Islamic State di kedua negara dinilai berhasil menutup akses militan ISIS ke wilayah, rute pasokan dan sumber daya.
Sikap ini muncul dalam pernyataan bersama yang dirilis oleh Departemen Luar Negeri Amerika Serikat di akhir pertemuan negara-negara anti-ISIS.
Sementara itu, Arab Saudi diwakili oleh Deputi Putra Mahkota Mohammed bin Salman yang memimpin delegasi Kerajaan pada pertemuan tersebut, demikian Arab News memberitakannya yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Pernyataan itu mengatakan, “Untuk memastikan bahwa kemenangan militer menyebabkan kekalahan ireversibel ISIS ini, kami berkomitmen untuk suatu pendekatan yang komprehensif terpadu untuk kampanye. Pelatihan dan bantuan dari pasukan mitra Irak dan Suriah merupakan elemen penting dari pendekatan ini. Kami juga berusaha untuk mengurangi dampak dari operasi militer terhadap warga sipil. Angkatan Mobilisasi Populer dan kelompok serupa yang beroperasi di Irak harus di bawah kontrol yang kuat dari pemerintah Irak.”
Pernyataan itu menambahkan bahwa “koalisi berdiri bersama rakyat Suriah dan mendukung transisi politik sejati yang didasarkan pada Komunike Jenewa 2012 dan UNSCR 2254, ditujukan untuk mewujudkan suatu pemerintahan yang inklusif, pluralistik dan non-sektarian yang mewakili keinginan semua orang Suriah”. (T/P001/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza