Roma, 28 Rabi’ul Akhir 1436/18 Februari 2015 (MINA) – Dalam pernyataan bersama, negara-negara Barat menekankan perlunya solusi politik untuk krisis di Libya, Selasa (17/2).
Pernyataan yang dikeluarkan di Roma atas nama Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Jerman, Spanyol dan Italia itu, menunjukkan mereka belum mau memilih intervensi militer di negara Afrika Utara itu, Nahar Net melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Pemenggalan massal baru-baru ini yang diperlihatkan melalui video atas nama kelompok bersenjata Negara Islam atau ISIS, membuat negara Barat mendesak berbagai pihak di Libya segera menemukan solusi politik.
Video pemenggalan itu menayangkan eksekusi massal terhadap 21 orang Kristen Koptik Mesir oleh gerilyawan di pantai Libya.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Hal itu pula yang mendasari Mesir melakukan serangan udara yang menargetkan basis kelompok yang berafiliasi dengan ISIS di kota pantai Derna, Libya.
Serangan fajar dengan jet tempur itu dilakukan sejam setelah perilisan video, Senin (16/2).
TV nasional Mesir melaporkan, serangan itu menargetkan kamp, lokasi pelatihan dan tempat penyimpanan senjata ISIS. Gelombang serangan kedua dilaporkan sejam kemudian, BBC melaporkan.
Pengamat mengatakan, dengan menargetkan kelompok ISIS di Libya, Presiden Mesir Abdel Fattah Al-Sisi telah menjadi sekutu utama Barat dalam melawan kelompok yang mengatasnamakan “khilafah” itu.
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
“Serangan udara di Libya merupakan faktor baru yang penting,” kata Zack Gold dari Institute for National Security Studies yang berbasis di Tel Aviv, Israel.
“Mesir dan Presiden Sisi telah muncul sebagai sekutu utama Barat dalam memerangi ISIS,” tegasnya. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Korban Tewas Ledakan Truk Tangki di Nigeria Tambah Jadi 181 Jiwa