Skhirat, Maroko, 12 Ramadhan 1436/29 Juni 2015 (MINA) – Negara-negara besar mendesak faksi-faksi yang berperang di Libya kembali kepada kesepakatan perdamaian PBB.
Duta besar dan utusan dari negara-negara seperti Uni Eropa, Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Turki dan Jerman, pada Ahad (28/6) mengeluarkan pernyataan dari Skhirat, Maroko.
Penandatangan menyatakan, mereka “mengakui bahwa rakyat Libya menginginkan perdamaian”, dan menyatakan “keprihatinan yang mendalam tentang perluasan terorisme di Libya dan di luar perbatasannya”, demikian Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
“Untuk mengatasi masalah ini, kami mendesak semua pihak di Libya untuk menandatangani kesepakatan politik akhir yang disajikan oleh PBB dalam beberapa hari mendatang,” tambah pernyataan itu.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Sebelumnya pada Juni, PBB mempresentasikan rancangan usulannya kepada pihak yang bertikai di Libya yang bertujuan untuk menstabilkan negara.
Rencana PBB mengusulkan gencatan senjata antara kedua pihak, perlucutan senjata kelompok yang bertikai dan penciptaan pemerintah persatuan.
Libya tetap dalam keadaan kacau sejak pemberontakan berdarah mengakhiri pemerintahan panjang Muammar Gaddafi pada akhir 2011.
Sejak itu, perpecahan politik negara itu telah menghasilkan dua kursi pemerintah saingan, masing-masing dengan lembaga dan kapasitas militer sendiri.
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
Kedua lembaga pemerintahan berbasis masing-masing di ibukota Tripoli dan di kota timur Tobruk.
Meskipun bentrokan terjadi di lapangan, perwakilan resmi dari kedua pemerintah terus berupaya melakukan pembicaraan yang didukung PBB. (T/P001/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Korban Tewas Ledakan Truk Tangki di Nigeria Tambah Jadi 181 Jiwa