Firman Allah Ta’ala:
وَنَجَّيْنٰهُ وَلُوْطًا اِلَى الْاَرْضِ الَّتِيْ بٰرَكْناَ فِيْهَا لِلْعٰلَمِيْنَ
“Kami menyelamatkannya (Ibrahim) dan Luth ke tanah (Syam) yang telah Kami berkahi untuk seluruh alam.” (Q.S. Al-Anbiya [21]: 71).
Surat Al-Anbiya ayat 71 menjelaskan tentang pemberitahuan Allah, bahwa Allah menyelamatkan Nabi Ibrahim dari kejahatan Raja Namrud, yang ingin membakarnya hidup-hidup, di Kota Ur, Kerajaan Babilonia (sebagian wilayah Irak dan Suriah sekarang).
Baca Juga: Mulutmu Harimaumu, Ketika Lisan Menghancurkan Martabat
Pada ujung surat Al-Anbiya ayat 71 dikatakan bahwa Negeri Syam (Biladu Syam) tempat hijrahnya Nabi Ibrahim adalah negeri yang diberkahi untuk seluruh alam. Maknanya Negeri Syam pusat keberkahan dunia.
Inilah negeri penuh berkah yang menjadi pusat risalah kenabian, tempat turunya wahyu Allah, tempat berkumpulnya para rasul, tempat Masjidil Aqsa kiblat pertama umat Islam berada, dan wilayah yang akan menjadi saksi kebangkitan Islam di akhir zaman.
Berkah Negeri Syam bukan hanya bagi penduduknya, tapi juga berkah untuk seluruh alam. Di sana lahir banyak nabi, munculnya ilmu, dan tumbuhnya peradaban. Hingga hari ini, Negeri Syam tetap menjadi jantung umat Islam, pusat perhatian, perjuangan, dan doa.
Negeri Syam pusat keberkahan dunia saat ini adalah kawasan yang meliputi Palestina, Suriah, Yordania, dan Lebanon. Tanah ini bukan sekadar diberkahi bagi penduduknya, melainkan diberkahi untuk seluruh alam.
Baca Juga: Traveling ke Masjidil Aqsha
Negeri Syam adalah jantung sejarah kenabian. Di sinilah banyak nabi dilahirkan, berdakwah, dan menjalani kehidupan penuh perjuangan. Dari Nabi Ibrahim yang berhijrah ke sana, Nabi Ishaq, Nabi Ya’qub, hingga Nabi Zakariya, Yahya, dan Isa, semua memiliki keterikatan erat dengan tanah ini.
Peristiwa Isra’ Mi’raj menunjukkan pengakuan spiritual bahwa Negeri Syam adalah titik kumpul para rasul dan pusat cahaya wahyu.
Begitulah, Negeri Syam telah menjadi sumber ilmu, peradaban, dan keimanan. Dari bumi inilah lahir para ulama besar, pusat-pusat ilmu Islam klasik, dan peradaban yang menerangi dunia. Bahkan dalam kondisi konflik seperti saat ini, Syam tetap menjadi tempat lahirnya keteguhan, kesabaran, dan pengorbanan yang menginspirasi umat di seluruh dunia.
Dalam kaitan ini, Rasulullah Shallalhu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
Baca Juga: Kemenangan Al-Aqsa oleh Orang-Orang Beriman
طُوبَى لِلشَّامِ طُوبَى لِلشَّامِ . مَا بَالُ الشَّامِ. الْمَلَائِكَةُ بَاسِطُو أَجْنِحَتِهَا عَلَى الشَّامِ
“Berbahagialah bagi (penduduk) Syam, beruntunglah bagi (penduduk) Syam”. Aku (Zaid bin Tsabit) bertanya apa alasannya? Beliau menjawab, “(Karena) para malaikat mengepakan sayap (menaungi) negeri Syam”. (H.R. At-Tirmidzi dan Ahmad).
Itulah Negeri Syam, tanah berkah yang disebut dalam wahyu, dipuji oleh nabi, dan dijanjikan akan menjadi tempat kemenangan Islam di akhir zaman.
Selanjutnya, keberkahan Negeri Syam bukan hanya dikenal oleh kaum Muslimin. Musuh-musuh Islam dan kekuatan dunia pun menyadari keistimewaan strategis dan spiritual tanah ini. Sejak masa Romawi, Bizantium, hingga kekaisaran Barat modern, Negeri Syam menjadi wilayah yang terus diperebutkan.
Baca Juga: Spekulasi Gugurnya Abu Obeida, Belum Ada Konfirmasi Hamas
Di zaman modern, konflik berdarah di Palestina, Suriah, Yordania dan Lebanon, bukan sekadar soal politik atau teritorial, tapi merupakan bagian dari perebutan pengaruh atas tanah yang memiliki makna spiritual tinggi. Tanah ini menyimpan simbol kebangkitan agama, pengaruh geopolitik, dan potensi spiritual yang tak ternilai. Oleh karena itu, siapa pun yang menguasai Syam, akan menguasai simbol kekuatan moral dan sejarah dunia.
Itulah mengapa umat Islam sebagai pemimpin dunia, sebagaimana Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memimin para Nabi di Masjidil Aqsa, pusatnya Negeri Syam, harus kembali memimpin Negeri Syam. Sehingga nilai-nilai Islam dapat tersebar ke penjuru dunia dengan damai dan sejahtera. Misi menyebarkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin itu adalah tugas kita semua umat Islam.
Allah menegaskan di dalam ayatnya:
وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ
Baca Juga: Hentikan Perang Sekarang Juga
“Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam.” (Q.S. Al-Anbiya [21]: 107).
Musuh-musuh Islam sangat berkepentingan untuk melemahkan wilayah ini, baik melalui penjajahan, konflik internal, maupun perang propaganda.
Karena itu kita sebagai umat Islam tidak boleh lalai terhadap kondisi Negeri Syam pusat keberkahan dunia. Kita harus terus mencermati perkembangan kawasan Syam yang terdiri dari Palestina, Lebanon, Yordania dan Suriah, termasuk Mesir, negeri-negeri yang mengitari Masjidil Aqsa.
Mencintai Syam bukan semata karena nilai historis, tetapi juga karena ia adalah tanah ujian, tanah perjuangan, dan tanah yang dijanjikan. []
Baca Juga: Baitul Maqdis, Negeri Para Nabi
Mi’raj News Agency (MINA)