Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Negeri Syam Pusat Keberkahan Dunia

Ali Farkhan Tsani Editor : Widi Kusnadi - Kamis, 4 September 2025 - 03:36 WIB

Kamis, 4 September 2025 - 03:36 WIB

24 Views

Kota Al-Quds, Palestina, pusat Negeri Syam. (Quds Press)

Firman Allah Ta’ala:

وَنَجَّيْنٰهُ وَلُوْطًا اِلَى الْاَرْضِ الَّتِيْ بٰرَكْناَ فِيْهَا لِلْعٰلَمِيْنَ

“Kami menyelamatkannya (Ibrahim) dan Luth ke tanah (Syam) yang telah Kami berkahi untuk seluruh alam.” (Q.S. Al-Anbiya [21]: 71).

Surat Al-Anbiya ayat 71 menjelaskan tentang pemberitahuan Allah, bahwa Allah menyelamatkan Nabi Ibrahim  dari kejahatan Raja Namrud, yang ingin membakarnya hidup-hidup, di Kota Ur, Kerajaan Babilonia (sebagian wilayah Irak dan Suriah sekarang).

Baca Juga: Dari Polemik Trans7 Menuju Etika Media yang Beradab

Pada ujung surat Al-Anbiya ayat 71 dikatakan bahwa Negeri Syam (Biladu Syam) tempat hijrahnya Nabi Ibrahim  adalah negeri yang diberkahi untuk seluruh alam. Maknanya Negeri Syam pusat keberkahan dunia.

Inilah negeri penuh berkah yang menjadi pusat risalah kenabian, tempat turunya wahyu Allah, tempat berkumpulnya para rasul, tempat Masjidil Aqsa kiblat pertama umat Islam berada, dan wilayah yang akan menjadi saksi kebangkitan Islam di akhir zaman.

Berkah Negeri Syam bukan hanya bagi penduduknya, tapi juga berkah untuk seluruh alam. Di sana lahir banyak nabi, munculnya ilmu, dan tumbuhnya peradaban. Hingga hari ini, Negeri Syam tetap menjadi jantung umat Islam, pusat perhatian, perjuangan, dan doa.

Negeri Syam pusat keberkahan dunia saat ini adalah kawasan yang meliputi Palestina, Suriah, Yordania, dan Lebanon. Tanah ini bukan sekadar diberkahi bagi penduduknya, melainkan diberkahi untuk seluruh alam.

Baca Juga: Trans7 Tidak Memahami Esensi Mulianya Tradisi Takzim kepada Guru di Pesantren

Negeri Syam adalah jantung sejarah kenabian. Di sinilah banyak nabi dilahirkan, berdakwah, dan menjalani kehidupan penuh perjuangan. Dari Nabi Ibrahim yang berhijrah ke sana, Nabi Ishaq, Nabi Ya’qub, hingga Nabi Zakariya, Yahya, dan Isa, semua memiliki keterikatan erat dengan tanah ini.

Peristiwa Isra’ Mi’raj menunjukkan pengakuan spiritual bahwa Negeri Syam adalah titik kumpul para rasul dan pusat cahaya wahyu.

Begitulah, Negeri Syam telah menjadi sumber ilmu, peradaban, dan keimanan. Dari bumi inilah lahir para ulama besar, pusat-pusat ilmu Islam klasik, dan peradaban yang menerangi dunia. Bahkan dalam kondisi konflik seperti saat ini, Syam tetap menjadi tempat lahirnya keteguhan, kesabaran, dan pengorbanan yang menginspirasi umat di seluruh dunia.

Dalam kaitan ini, Rasulullah Shallalhu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

Baca Juga: Dari Gencatan Senjata Menuju Kemenangan Hakiki

طُوبَى لِلشَّامِ طُوبَى لِلشَّامِ . مَا بَالُ الشَّامِ. الْمَلَائِكَةُ بَاسِطُو أَجْنِحَتِهَا عَلَى الشَّامِ

“Berbahagialah bagi (penduduk) Syam, beruntunglah bagi (penduduk) Syam”. Aku (Zaid bin Tsabit) bertanya apa alasannya? Beliau menjawab, “(Karena) para malaikat mengepakan sayap (menaungi) negeri Syam”. (H.R. At-Tirmidzi dan Ahmad).

Itulah Negeri Syam, tanah berkah yang disebut dalam wahyu, dipuji oleh nabi, dan dijanjikan akan menjadi tempat kemenangan Islam di akhir zaman.

Selanjutnya, keberkahan Negeri Syam bukan hanya dikenal oleh kaum Muslimin. Musuh-musuh Islam dan kekuatan dunia pun menyadari keistimewaan strategis dan spiritual tanah ini. Sejak masa Romawi, Bizantium, hingga kekaisaran Barat modern, Negeri Syam menjadi wilayah yang terus diperebutkan.

Baca Juga: AS–Israel: Koalisi Setan Pembantai Rakyat Tak Berdosa

Di zaman modern, konflik berdarah di Palestina, Suriah, Yordania dan Lebanon, bukan sekadar soal politik atau teritorial, tapi merupakan bagian dari perebutan pengaruh atas tanah yang memiliki makna spiritual tinggi. Tanah ini menyimpan simbol kebangkitan agama, pengaruh geopolitik, dan potensi spiritual yang tak ternilai. Oleh karena itu, siapa pun yang menguasai Syam, akan menguasai simbol kekuatan moral dan sejarah dunia.

Itulah mengapa umat Islam sebagai pemimpin dunia, sebagaimana Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memimin para Nabi di Masjidil Aqsa, pusatnya Negeri Syam, harus kembali memimpin Negeri Syam. Sehingga nilai-nilai Islam dapat tersebar ke penjuru dunia dengan damai dan sejahtera. Misi menyebarkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin itu adalah tugas kita semua umat Islam.

Allah menegaskan di dalam ayatnya:

 وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ

Baca Juga: Zionisme: Iblis Modern dalam Jas Kenegaraan

“Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam.” (Q.S. Al-Anbiya [21]: 107).

Musuh-musuh Islam sangat berkepentingan untuk melemahkan wilayah ini, baik melalui penjajahan, konflik internal, maupun perang propaganda.

Karena itu kita sebagai umat Islam tidak boleh lalai terhadap kondisi Negeri Syam pusat keberkahan dunia. Kita harus terus mencermati perkembangan kawasan Syam yang terdiri dari Palestina, Lebanon, Yordania dan Suriah, termasuk Mesir, negeri-negeri yang mengitari Masjidil Aqsa.

Mencintai Syam bukan semata karena nilai historis, tetapi juga karena ia adalah tanah ujian, tanah perjuangan, dan tanah yang dijanjikan. []

Baca Juga: Deklarasi New York, Hukuman bagi Pejuang dan Hadiah bagi Penjajah

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda