Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Negosiasi Buntu, Netanyahu Ngotot Pertahankan Kendali Koridor Philadelphia

Rudi Hendrik Editor : Widi Kusnadi - Jumat, 23 Agustus 2024 - 04:00 WIB

Jumat, 23 Agustus 2024 - 04:00 WIB

39 Views

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. (Foto: Anadolu)

Tel Aviv, MINA – Di tengah kebuntuan dalam negosiasi gencatan senjata dan pertukaran tahanan Gaza, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu masih ngotot mempertahankan kendali atas Koridor Philadelphia di Jalur Gaza selatan di perbatasan dengan Mesir.

“Perdana Menteri tidak mengubah posisinya mengenai perlunya kontrol dan kehadiran Israel di Koridor Philadelphia,” kata lembaga penyiaran publik KAN, Kamis (22/8), mengutip sumber politik Israel. Demikian dilansir dari Anadolu.

Sebelumnya, Netanyahu melakukan panggilan telepon pada Rabu dengan Presiden AS Joe Biden.

Panggilan itu dilakukan saat para pihak negosiator bersiap untuk berkumpul kembali di Kairo, Mesir, pada akhir pekan.

Baca Juga: Abu Obaida: Sandera Perempuan di Gaza Tewas oleh Serangan Israel

Menurut seorang pejabat AS pekan lalu, pertemuan di Kairo akan berupaya untuk mengakhiri pembicaraan yang buntu selama berbulan-bulan.

The Washington Post, mengutip sumber pemerintah AS yang tidak disebutkan namanya, mengatakan, Netanyahu menyebutkan selama panggilan telepon tentang peta yang merinci lokasi kehadiran Israel di sepanjang Koridor Philadelphia dan dekat perbatasan Mesir-Gaza.

Namun, sumber Israel membantah adanya perubahan dalam posisi Netanyahu tentang koridor tersebut.

“Tidak akan ada kesepakatan selama ada desakan untuk mengerahkan pasukan di sepanjang poros tersebut,” kata KAN, mengutip sumber yang mengetahui pembicaraan tersebut.

Baca Juga: [POPULER MINA] Perintah Penangkapan Netanyahu dan Layanan di Semua RS Gaza Berhenti 

“Pilihan Israel yang diajukan secara tertutup terkait dengan pengurangan jumlah pasukan, bukan lokasi,” tambahnya.

“Negara-negara mediator frustrasi, karena rencana Israel adalah garis merah Hamas, dan rencana Hamas adalah garis merah Israel,” kata penyiar tersebut.

Putaran terakhir negosiasi yang dimediasi berakhir pada 16 Agustus di Doha, Qatar dengan AS yang menyajikan kepada para pihak apa yang digambarkan Gedung Putih sebagai “proposal jembatan akhir”, yang diajukannya untuk Israel dan Hamas, dengan mengeklaim bahwa proposal tersebut konsisten dengan prinsip-prinsip yang didukung oleh Biden pada 31 Mei.

Namun, rincian proposal tersebut masih diselimuti kerahasiaan.

Baca Juga: Oposisi Israel Kritik Pemerintahan Netanyahu, Sebut Perpanjang Perang di Gaza Tanpa Alasan

Namun Hamas sejak itu menolak proposal tersebut, dengan mengatakan bahwa proposal tersebut sejalan dengan persyaratan baru Netanyahu. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Hamas Ungkap Borok Israel, Gemar Serang Rumah Sakit di Gaza

Rekomendasi untuk Anda