Doha, MINA – Delegasi negosiasi Israel memutuskan untuk memperpanjang masa tinggalnya di Qatar untuk melanjutkan pembahasan negoisasi gencatan senjata di Gaza, yang telah diingkarinya.
Hal itu terjadi setelah para menteri luar negeri Qatar, Mesir, Yordania, Arab Saudi, UEA, dan Sekretaris Jenderal Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) menyampaikan rencana untuk rekonstruksi Jalur Gaza.
Rencana rekonstruksi itu disampaikan kepada utusan AS untuk Timur Tengah Steve Witkoff, sebagai tanggapan atas rencana Presiden AS Donald Trump untuk mengusir warga Palestina dari daerah kantong tersebut. Al-Quds Al-Araby melaporkan.
Sementara itu, Pelapor PBB mengecam penahanan sewenang-wenang yang meluas terhadap warga Palestina, termasuk anak-anak, dan penggunaan penyiksaan sistematis di pusat-pusat penahanan Israel.
Baca Juga: Kesaksian Sandera Kereta Pakistan yang Selamat
Mereka juga mengecam pemindahan paksa massal warga Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat yang diduduki, dan kejahatan genosida yang berusaha melenyapkan warga Palestina atas dasar etnis.
Hal ini terjadi ketika Mahkamah Internasional mengumumkan akan mengadakan sidang bulan depan untuk memeriksa kewajiban kemanusiaan Israel terhadap Palestina, di tengah tuduhan bahwa pendudukan Israel mencegah bantuan mencapai Gaza.
Desember lalu, Majelis Umum PBB menyetujui resolusi yang meminta pengadilan untuk mengeluarkan pendapat penasihat tentang kewajiban hukum pendudukan Israel.
Pengadilan mengumumkan dalam pernyataan resmi bahwa sidang akan dimulai pada tanggal 28 April di kantor pusatnya di Den Haag. []
Baca Juga: Universitas Yale Skors Cendekiawan Iran Berdasarkan Artikel Situs AI Israel
Mi’raj News Agency (MINA)