Tel Aviv, MINA – Jenderal Nitzan Alon, negosiator tentara pendudukan Israel, telah menekankan dalam pernyataan tertutupnya bahwa perjanjian pertukaran tahanan tidak akan tercapai selama pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu masih menjabat.
“Kami putus asa. Tidak akan ada kesepakatan dengan pemerintah ini,” kata Alon dalam pertemuan tertutup yang diadakan pekan lalu dengan perwira militer yang bertugas menindaklanjuti keluarga tawanan perang yang ditahan di Gaza. Channel 12 Israel melaporkan, Selasa (28/5) seperti dikutip dari MEMO.
“Kesepakatan yang saya dorong akan mencakup pemulangan semua korban penculikan secara bertahap. Hamas bersikeras bahwa hal ini termasuk menghentikan pertempuran, dan saya memberi tahu (Netanyahu) bahwa ada kemungkinan untuk kembali berperang kapan saja,” tambahnya.
Menanggapi laporan tersebut, keluarga sandera Israel melakukan protes di dekat markas Kementerian Pertahanan di Tel Aviv.
Baca Juga: Hamas: Rakyat Palestina Tak Akan Kibarkan Bendera Putih
“Jelas bagi semua orang bahwa kami tidak akan melihat orang-orang yang diculik kembali ke rumah jika kami tidak mengakhiri perang. Namun pemerintah tidak tertarik untuk mengembalikan mereka dan melanjutkan perang tanpa tujuan yang realistis,” demikian pernyataan keluarga sadera Israel.
“Anggota pemerintah tahu apa yang diwajibkan dan mereka dengan tegas menolaknya. Jika mereka tidak dapat mengembalikan orang yang kita cintai ke rumah setelah meninggalkan mereka pada tanggal 7 Oktober, biarkan mereka mengumumkannya dan mengatakannya. Tampaknya tidak ada pilihan selain mengubah pemerintahan untuk menyambut kembali orang-orang yang kita cintai,” tegas salah satu keluarga sandera.
Para analis telah memperingatkan bahwa Netanyahu tidak ingin perang di Gaza berakhir karena ia berisiko menghadapi tuduhan korupsi di Israel dan dicopot dari jabatannya.
Sementara anggota sayap kanan koalisinya mengancam akan menarik diri dari pemerintahan jika perjanjian gencatan senjata tercapai, sehingga pemerintahannya runtuh. []
Baca Juga: Israel Makin Terisolasi di Tengah Penurunan Jumlah Penerbangan
Mi’raj News Agency (MINA)