RAQQA-1-300x169.jpg" alt="" width="300" height="169" /> Sebuah serangan udara mengenai kompleks sekolah di selatan Raqqa, Suriah. (Foto: AA)
Jenewa, 26 Jumadil Akhir 1438/25 Maret 2017 (MINA) – Serangan para pasukan yang dipersenjatai Amerika Serikat di kota Raqqa yang dikuasai ISIS baru-baru ini disebut tidak sah karena tidak melalui persetujuan pemerintah Suriah.
Hal itu diungkapkan Kepala Negosiator Pembicaraan Damai di Jenewa Bashar Al-Ja’fari seusai bertemua dengan perwakilan PBB Staffan de Mistura.
“Intervensi langsung AS di Suriah dan juga mempersenjatai faksi-faksi di Suriah serta mendorong mereka untuk melawan pemerintah tidak menjunjung perjuangan melawan terorisme,” katanya.
Menteri Pertahanan Perancis Jean-Yves Le Drian mengatakan pada Jumat malam pertempuran untuk mengambil alih kota Raqqa akan dimulai kembali dalam beberapa hari.
Baca Juga: Perusahaan Senjata Israel Dirikan Cabang Pertama di UEA
Namun, Ja’fari mengatakan tidak boleh ada yang menyerang ISIS tanpa berkordinasi terlebih dahulu dengan pemerintah Iraq maupun Suriah di teritori mereka.
“Mereka yang tengah berperang dengan Daesh (ISIS) yang sebenarnya adalah militer Arab Suriah dengan dibantu sekutu dari Russia dan Iran,” katanya kepada wartawan.
Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung AS telah mencapai pintu masuk bendungan Tabqa di mana mereka bertempur dengan ISIS, ungkap Jubir SDF Jihan Syeikh Ahmed, Jumat.
Penasehat Kemanusiaan Suriah PBB Jan Egeland mengatakan kepada Reuters pada Kamis pihaknya berencana fokus pada perlindungan warga sipil di Raqqa.
Baca Juga: Iran Serukan Akhiri ‘Impunitas Kronis’ yang Diberikan kepada Israel
“Ada ratus ribuan warga di Raqqa dan tentu saja mereka dalam kondisi bahaya karena berada di tengah pertempuran sengit,” katanya.
Tidak hanya AS, Ja’fari menyebut negara lain yang ikut campur seperti Inggris, Perancis dan Qatar mendukung terorisme dan sengaja menggerakkan serangan pemberontak hanyak untuk menghancurkan pembicaraan damai di Jenewa dan Astana.
Ja’fari melanjutkan pihaknya tidak akan menyerah untuk melakukan negosasi pembicaraan damai.(T/RE1/RS3)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Gelar Latihan Militer Besar-besaran di Perbatasan Lebanon
 




 
 
															 







 
															 
															 
															 
															 
															 
															 
 
 
															 
															 
															 
															 
															



 
															 Mina Indonesia
Mina Indonesia Mina Arabic
 Mina Arabic Mina Sport
 Mina Sport Mina Preneur
 Mina Preneur