Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nekad Naik ke Tembok Apartheid Demi Sholat Jumat di Masjidil Aqsa

Ali Farkhan Tsani - Sabtu, 30 April 2022 - 06:41 WIB

Sabtu, 30 April 2022 - 06:41 WIB

8 Views

Yerusalem, MINA – Para pemuda Palestina tidak kekurangan cara untuk menantang otoritas pendudukan Israel, yang mencegah mereka memasuki kota Yerusalem, untuk shalat Jumat berjamaah di Masjidil Aqsa.

Banyak di antara mereka nekad naik ke tembok Apartheid, setinggi 4,5 sampai 9 meter, yang memisahkan Yerusalem dari kota-kota Tepi Barat lainnya.

Setelah memantau lengahnya petugas, para pemuda mempertaruhkan jiwanya mematahkan tembok pembatas itu dengan melewatinya. Quds Press melaporkan, Jumat (29/4).

Seorang pemuda, Ahmed (bukan nama sebenarnya), karena factor keamanan, dapat memasuki Bukit Bait Suci, sebelum Subuh pada Jumat, dengan bantuan pemuda lainnya.

Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza

Ia memanjat tembok apartheid yang mengelilingi Yerusalem dari sisi kota al- Ram, yang tingginya delapan meter, dan harus mengalami luka ringan di tangan kirinya.

“Kami semua lakukan untuk Al-Aqsa, syukurlah saya bisa sampai ke Al-Aqsa. Itu adalah petualangan dengan puluhan pemuda, setelah kami memanjat tembok, menggunakan tangga sekitar tiga meter, lalu meraih tali gantung dan naik ke atas, lalu kami menggunakan tali untuk turun ke sisi yang berlawanan,” ujarnya.

Upaya itu, menurutnya, memerlukan kehati-hatian yang tinggi, karena kesalahan sedikit saja berarti jatuh dari atas.

Belum lagi kalau menghadapi patrol pendudukan yang seringkali menyisir area dinding sepanjang waktu.

Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon

Setelah turun, secara bergelombang, tidak perlu saling menunggu, para pemuda segera berlari memotong jalan menuju bukit yang ditanami cemara.

Di balik bukit, mobil yang sudah dipersiapkan oleh sesama pemuda dari Yerusalem membawa mereka ke daerah Bab al-Amoud di Yerusalem, salah satu gerbang menuju Masjidil Aqsa.

“Saya segera diobati oleh penjaga Al-Aqsa, dengan mengoleskan salep khusus ke tangan saya, lalu saya membalutnya dengan perban. Saya tidak menyesalinya, justru sebaliknya saya bangga. Jika perlu saya akan terus mengulanginya setiap Jumat untuk mencapai Al-Aqsa,” ujarnya.

Tembok Aphartheid mulai dibangun oleh otoritas pendudukan pada tahun 2002, dengan ketinggian berkisar antara 4,5 hingga 9 meter, sepanjang 712 kilometer.

Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka

Berkejaran dengan Patroli Militer

Moayad, juga nama samaran, seorang pria berusia 40 tahunan, petualangannya tidak kalah berbahaya dari rekannya, Ahmed.

“Saya pergi bersama teman-teman saya ke salah satu tembok apartheid dekat kota Tulkarm di Tepi Barat utara. Setelah proses pemantauan yang ketat, yang dilakukan oleh para pemuda, dari pergerakan kendaraan militer Israel, mereka memberi kami sinyal untuk naik ke tembok,” ujarnya bercerita.

Para pemuda setelah turun dari tembok, segera lari menuju perbukitan, menunggu sinyal mobil yang akan menjemputnya.

Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant

Setelah ada kode khusus, baru mereka bergerak menuju kendaraan yang akan membawa mereka kami ke Yerusalem.

“Ketika kita mulai berlari, kita bertaruh dengan datangnya militer yang sedang melakukan manuver. Tidak segan-segan, pasukan menembak kami,” lanjutnya.

Operasi tersebut memakan dari waktu Subuh hingga waktu menjelang shalat Jumat, baru tiba di kompleks Masjidil Aqsa, lanjutnya.

“Demi Allah, hidup dan jiwaku terlalu murah untuk Allah. Saya pun berjalan kaki menuju Masjidil Aqsa. Begitu kaki saya menginjak gerbang Bab al-Silsila, dan saya melihat Kubah Sakhrah di depan mataku, aku bersujud kepada Allah, dan dengan sendirinya air mataku mengalir,” imbuhnya.

Baca Juga: Iran: Veto AS di DK PBB “Izin” bagi Israel Lanjutkan Pembantaian

Gubernur Yerusalem, Adnan Ghaith, mengatakan puluhan pemuda Palestina menderita patah tulang dan memar akibat jatuh dari tembok apartheid. (T/RS2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: IDF Akui Kekurangan Pasukan untuk Kendalikan Gaza

Rekomendasi untuk Anda