Kathmandu, MINA – Ibu kota Nepal, Kathmandu, pada Sabtu (12/9) kembali normal setelah protes antikorupsi yang mematikan. Kehidupan sehari-hari kembali normal setelah jam malam dilonggarkan dan seorang perdana menteri sementara dilantik, seorang perdana menteri wanita pertama bagi Nepal.
Dilansir dari Dhaka Tribune, tentara mengurangi kehadirannya di jalan-jalan, tempat mereka dikerahkan dalam jumlah besar sejak Rabu (10/9) setelah demonstrasi kekerasan menggulingkan pemerintah dan membakar gedung parlemen.
Setidaknya 51 orang tewas dalam kerusuhan terburuk sejak berakhirnya perang saudara selama satu dekade dan penghapusan monarki pada 2008.
Pada Jumat malam, mantan ketua Mahkamah Agung Sushila Karki yang berusia 73 tahun, dilantik sebagai pemimpin sementara, bertugas memulihkan ketertiban dan memenuhi tuntutan para pengunjuk rasa untuk masa depan yang bebas korupsi.
Baca Juga: Hubungan Nepal dengan Israel Jadi Sorotan di Tengah Gerakan Antikorupsi
Parlemen kemudian dibubarkan, pemilihan umum ditetapkan pada 5 Maret 2026, dan upaya untuk memulihkan pemerintahan dimulai.
Pada Sabtu pagi, suasana di jalanan lebih tenang, dengan pasar-pasar dibuka, lalu lintas kembali normal, dan keluarga-keluarga mengunjungi kuil-kuil. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Khelafat Andolan Tolak Guru Musik dan Transgender di SD Bangladesh