Tel Aviv, 30 Rabi’ul Akhir 1437/9 Februari 2016 (MINA) – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, negaranya mengajukan peningkatan anggaran paket bantuan militer kepada Amerika Serikat (AS), setelah berakhirnya masa jabatan Barack Obama sebagai Presiden AS awal tahun 2017 nanti.
The Jerussalem Post pada Senin (8/2) waktu setempat menyebutkan, Netanyahu telah meminta paket bantuan pertahanan tahunan sejumlah 5 miliar Dolar AS (Rp68 triliun) dari tahun sebelumnya 3 miliar Dolar AS (Rp41 triliun).
“Tampaknya saya harus menunggu untuk menandatangani Nota Kesepahaman dengan penggantinya Obama, jika presiden AS tidak setuju,” pernyataan Netanyahu dalam pertemuan kabinet Ahad (7/2) kemarin.
Netanyahu mengatakan bahwa jika Israel tidak mendapatkan apa yang diinginkan dalam negosiasi dengan pemerintahan Obama pada paket bantuan pertahanan AS yang baru, maka akan menunda penandatanganan perjanjian sampai presiden baru memasuki Gedung Putih pada Januari 2017, dalam upaya untuk mencapai kondisi yang lebih baik.
Baca Juga: Israel Halangi Evakuasi Jenazah di Gaza Utara
Israel menginginkan penambahan paket bantuan dari AS itu akan digunakan untuk menambah pembelian pesawat tempur canggih, pesawat pengisi bahan bakar, sistem anti-rudal, peralatan intel baru, teknologi siber dan berbagai tank canggih, untuk menghadapi perlawanan Palestina yang semakin sengit.
Amerika Serikat menyebutkan bahwa persetujuan untuk membahas tambahan bantuan pertahanan, sesuai kesepakatan adalah dalam sepuluh tahun berikutnya, yang berakhir pada tahun 2018.
Pengamat menilai, jika presiden berikutnya setelah Obama, terutama jika dari Partai Republik terpilih, maka Netanyahu berharap pengajuannya bisa segera diterima. Tidak ada keraguan bahwa presiden Partai Republik, terutama yang menerima sumbangan kampanye dari Sheldon Adelson, akan lebih terbuka untuk memenuhi permintaan Netanyahu.
Namun, jika pengganti Obama adalah dari Partai Demokrat, kemungkinan meningkatkan bantuan keuangan tidaklah besar. Jika Bernie Sanders menang, bantuan pertahanan pasti tidak akan meningkat, dan bahkan mungkin menurun. Jika Hillary Clinton menang, bantuan itu dapat tumbuh, tapi tentunya tidak mencapai 5 miliar Dolar AS per tahun seperti yang diminta Israel.(T/P4/R05)
Baca Juga: Keluarga Tahanan Israel Kecam Pemerintahnya Sendiri
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Penjajah Israel Ingin Akhiri Perang