Washington, MINA – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertolak ke Washington pada Ahad (7/7), untuk bertemu dengan Presiden AS Donald Trump, membahas berbagai isu regional termasuk gencatan senjata Gaza dan perjanjian pertukaran tahanan.
Dalam kunjungan ketiganya ke AS dalam kurun waktu enam bulan, Netanyahu dan Trump diperkirakan akan membahas proposal baru untuk gencatan senjata Gaza dan kesepakatan pertukaran sandera. Demikian dikutiip dari Anadolu.
“Kami berupaya untuk mengamankan kesepakatan berdasarkan ketentuan yang telah kami sepakati. Saya mengirim tim negosiasi dengan instruksi yang jelas, dan pembicaraan saya dengan Presiden Trump dapat membantu memajukan berbagai hal,” Yedioth Ahronoth mengutip pernyataan Netanyahu sebelum menaiki pesawat.
Delegasi Israel berangkat ke ibu kota Qatar, Doha, pada hari yang sama untuk mengadakan negosiasi tidak langsung dengan Hamas tentang kemungkinan kesepakatan gencatan senjata Gaza.
Baca Juga: Freedom Flotilla akan Berangkatkan Kapal Handala ke Gaza Pekan Depan
“Saya berkomitmen pada tiga tugas ini: membebaskan dan membawa semua sandera kami, baik yang masih hidup maupun yang sudah tewas, menyingkirkan kemampuan Hamas, mengeluarkan mereka dari Gaza, dan memastikan bahwa Gaza tidak akan lagi menjadi ancaman bagi Israel,” kata Netanyahu.
Ia juga mengatakan bahwa ia akan berterima kasih kepada Trump atas “dukungannya yang tak tergoyahkan untuk Israel, yang menghasilkan kemenangan luar biasa atas musuh kita, Iran.”
Duta Besar AS untuk Israel Mike Huckabee juga bergabung dengan Netanyahu, dalam prosedur yang tidak biasa.
Hamas mengatakan Jumat malam, mereka telah mengajukan tanggapan “positif” kepada para mediator mengenai gencatan senjata Gaza dan proposal pertukaran tahanan baru-baru ini.
Baca Juga: Ben-Gvir Desak Netanyahu segera Taklukkan Gaza dan Hentikan Bantuan
Media Israel mengatakan proposal terbaru kemungkinan mencakup pembebasan bertahap setengah dari sandera Israel yang masih hidup (10) dan setengah dari sisa-sisa (18) selama 60 hari.
Sebagai gantinya, Israel akan membebaskan lebih banyak tahanan Palestina yang masih ditahan di penjara-penjaranya, dan memulai penarikan pasukan sebagian dari wilayah yang telah disepakati sebelumnya di Gaza.
Namun, masih ada titik-titik kritis utama karena Hamas bersikeras bahwa PBB mengawasi distribusi bantuan kemanusiaan, menuntut jaminan keamanan terhadap permusuhan baru setelah gencatan senjata 60 hari, dan mencari kejelasan tentang tahanan Palestina mana yang akan dibebaskan.
Sementara itu, Israel bersikeras agar Hamas melucuti senjata dan mengasingkan para pemimpinnya, syarat yang ditolak Hamas.
Baca Juga: Faksi-Faksi di Palestina Dukung Hamas dalam Proses Gencatan Senjata
Meskipun ada seruan internasional untuk gencatan senjata, Israel telah melancarkan perang genosida di Gaza, menewaskan lebih dari 57.400 warga Palestina, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak, sejak Oktober 2023. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: [POPULER MINA] Direktur RSI Gaza Syahid, Israel Tembaki Sipil Pencari Bantuan