New York, MINA – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu diduga mendapat untung dari penjualan yang dilakukan perusahaan sepupunya di mana ia menjadi pemegang saham, kepada entitas yang tidak dikenal di Libya pada 2007 dan 2008. Itu melanggar peraturan nonproliferasi nuklir Amerika Serikat (AS), Huffington Post melaporkan Selasa (2/3).
Sepupu Perdana Menteri, Nathan Milikowsky, mengatakan kepada Huffington Post bahwa Netanyahu tidak tahu tentang kesepakatan dengan Libya, demikian Times of Israel melaporkan.
Seorang juru bicara Perdana Menteri mengatakan, Netanyahu hanya investor pasif di SeaDrift Coke, yang memasok perusahaan milik Milikowsky, C/G Electrodes.
Menurut outlet media, C/G Elektroda didakwa oleh Departemen Perdagangan AS dengan menjual elektroda ke Libya pada 23 kesempatan, dengan total nilai gabungan 6,8 juta dolar AS. C/G Elektroda didenda 250.000 dolar AS untuk pelanggaran.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Pada saat penjualan, SeaDrift Coke adalah pemasok utama bahan baku untuk C/G Elektroda untuk produksi elektroda, yang sangat penting dalam produksi baja.
Menurut Huffington Post, ini berarti bahwa “Netanyahu kemungkinan mendapat manfaat dari penjualan ke Libya” karena kepemilikan sahamnya di SeaDrift Coke.
Seorang juru bicara perdana menteri juga mengatakan kepada Huffington Post, Netanyahu adalah investor pasif yang tidak mengambil peran dalam manajemen atau bisnis SeaDrift.
Penjualan tersebut dilakukan pada saat Muammar Gaddafi berkuasa.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Netanyahu sudah berada di bawah tekanan atas keterlibatannya dengan SeaDrift, yang memiliki hubungan dengan ThyssenKrupp dan memainkan peran dalam penyelidikan Kasus 3000 yang melibatkan para pejabat tinggi Israel.
Di samping itu empat kesepakatan yang melibatkan Israel dan pembuat kapal Jerman ThyssenKrupp juga sedang dalam penyelidikan. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon