Tel Aviv, MINA – Politisi Israel menggunakan pemulihan hubungan Saudi-Iran yang mengejutkan untuk melakukan serangan terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Iran dan Arab Saudi sepakat untuk membangun kembali hubungan diplomatik pada Jumat (10/3) setelah pembicaraan di Beijing antara pejabat tinggi keamanan dari dua negara saingan.
Mengomentari hal itu, pemimpin oposisi Israel Yair Lapid mengumumkan bahwa perjanjian antara Arab Saudi dan Iran mencerminkan kegagalan total dan berbahaya dari kebijakan luar negeri pemerintah Israel, demikian MEMO melaporkan, Sabtu (11/3).
Mantan Menteri Pertahanan dan kritikus sengit Netanyahu Benny Gantz juga menyatakan, “Tantangan keamanan yang sangat besar yang dihadapi negara semakin meningkat dan perdana menteri serta kabinetnya sibuk dengan kudeta”.
Baca Juga: Kelelahan Meningkat, Banyak Tentara Israel Enggan Bertugas
Sementara itu, mantan Perdana Menteri Naftali Bennet menambahkan bahwa negara-negara di dunia dan kawasan sedang menyaksikan Israel dalam kekacauan atas pemerintahan disfungsional yang terlibat dalam penghancuran diri secara sistematis.
“Inilah yang terjadi ketika seseorang berurusan dengan kegilaan hukum sepanjang hari. Alih-alih melakukan tugasnya melawan Iran, dan memperkuat hubungan dengan Amerika Serikat. Hal ini memberikan pukulan fatal bagi upaya membangun koalisi regional melawan Iran,” kata Bennet.
Bennet menekankan bahwa ini adalah kegagalan gemilang pemerintah Netanyahu, dan berasal dari kombinasi pengabaian politik dengan kelemahan umum negara, dan konflik internal. (T/R6/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Bahas Krisis Regional, Iran Agendakan Pembicaraan dengan Prancis, Jerman, Inggris