Netanyahu: Kematian Eyad Hallak Tragedi dan Ucapkan Belasungkawa

Tel Aviv, MINA – Lebih dari sepekan setelah polisi Israel menembak mati seorang yang tidak bersenjata dan berkebutuhan khusus di Yerusalem, Perdana Menteri Israel pada Ahad (6/6) menyebut pembunuhan itu sebuah tragedi dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga.

Eyad Hallak, 32, ditembak mati polisi Israel di Kota Tua Yerusalem pada 30 Mei. Seorang juru bicara kepolisian mengatakan, saat itu petugas mencurigai dia membawa senjata.

“Saya tahu (polisi) sedang melakukan pemeriksaan. Kita semua berbagi dalam kesedihan keluarga,” kata Netanyahu dalam sambutan publik kepada kabinetnya seperti dikutip dari MEMO.

Berbicara kepada Menteri Keamanan Dalam Negeri Amir Ohana, yang bertanggung jawab atas kepolisian, pada rapat kabinet, Netanyahu mengatakan: “Saya mengharapkan penyelidikan penuh Anda atas masalah ini.”

“Apa yang terjadi pada Eyad Hallak adalah sebuah tragedi. Ini adalah seorang pria penyandang cacat, autisme, yang dicurigai – dan kami (sekarang) tahu salah – menjadi teroris di tempat yang sangat sensitif,” kata Netanyahu dalam komentar yang berhenti meminta maaf.

Seorang juru bicara polisi tidak dapat segera dihubungi pada Ahad (6/6) untuk memberikan informasi apakah tindakan telah diambil sejauh ini terhadap para petugas.

Pada sesi kabinet pekan lalu, Menteri Pertahanan Benny Gantz, mitra sentris Netanyahu dalam pemerintahan persatuan baru Israel, secara terbuka meminta maaf atas kematian Hallak. Netanyahu sayap kanan, yang duduk di sebelahnya, diam pada saat itu.

Palestina membuat perbandingan antara peristiwa kematian pria Palestina itu dengan polisi dan kematian di Amerika, seorang Afrika-Amerika George Floyd setelah seorang petugas polisi di Minneapolis menekan lutut ke lehernya saat menahannya.

Eyad Hallak ditembak dua kali di dada pada Sabtu (30/5) lalu ketika dia lari panik setelah mendengar petugas Israel berteriak.

Pengasuhnya, Warda Abu Hadid, dengan panik mencoba untuk memperingatkan para prajurit Israel bahwa Hallak berkebutuhan khusus dan tidak mengerti, tetapi peringatannya tidak didengar polisi.

Warda berteriak: “Dia cacat, cacat! Tunggu sebentar, ambil kartu ID-nya, periksa ID-nya.Tiba-tiba mereka menembakkan tiga peluru ke arahnya, di depan mataku. Jangan menembaknya. Mereka tidak mendengarkan; mereka tidak mau mendengar,” kata Warda.

Ratusan orang menghadiri pemakaman Hallak pekan yang lalu. (T/R6/P1

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: siti aisyah

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.